📽. O6

6.3K 1.3K 42
                                    

Kalau kalian pikir Jake ngasih Alda tisu karena inisiatif sendiri, maka kalian salah besar. Kenyataannya cowok yang udah siap pake baju basket itu turun dari tangga langsung disuruh bunda buat ngasih tisu ke Alda.

Dan emang kayaknya Jake tuh ngeselin abis, pasalnya waktu ngasih tisu sambil diselingi ejekan. Padahal kalau dipikir-pikir mereka ini belom kenal banget.

Sore ini sebenernya Alda punya janji sama temen beda sekolahnya. Mau nongkrong sambil bahas sesuatu. Cuman dia bingung mau ijin ke bunda kayak gimana.

Masih canggung abis bro. Apalagi beliau belum keliatan lagi setelah ngobrol singkat sama dia sepuluh menit yang lalu.

Sambil memanfaatkan waktu, cewek itu ngabarin temen-temennya dulu sama pesen ojol. Untung nggak lama kemudian, bunda muncul pake pakaian rapi. Lah?

"Bunda." panggilnya.

"Iya, kenapa?"

Alda meraih ransel kecil yang daritadi dibawa sebelum menghampiri bunda. "Itu, aku boleh keluar...?" saking gugupnya sampai pertanyaan yang keluar rada ambigu, kayak bakal dikurung aja.

Bunda yang melihatnya terkekeh, "boleh lah. Kamu mau kemana?"

"Ada janji sama temen di cafe Deluci."

"Naik apa?"

"Ojol."

Wanita paruh baya itu mengangguk, "sebenernya bunda juga mau keluar, tapi beda arah sama kamu. Yaudah hati-hati ya, nanti kalau mau pulang kabarin bunda biar dijemput aja."

"Eh, nggak usah bun, pulangnya biar naik ojol sekalian gapapa kok."

"Enggak-enggak, pokoknya nanti kabarin bunda. Perginya aja bunda bolehin, nanti pas pulang pokoknya dijemput. No debat!"

Sejenak Alda melongo, nggak papanya nggak bunda Raline, kayaknya protektif banget. Padahal Alda pikir dengan papanya yang kerja di luar negeri dia bisa sedikit bebas, taunya?!

"Sini minta nomermu." pinta bunda sambil menyerahkan ponselnya, mau nggak mau Alda menerima dan setelah mereka bertukar nomor, notifikasi ojolnya muncul.

"Yaudah bunda, aku pergi dulu." pamitnya terus cium tangan.

"Hati-hati!"

Alda menghela napas ketika udah ada di atas motor, Semoga hari-hari yang akan datang nggak semengerikan bayangannya. Serius kalau papanya ngasih perintah neko-neko ke bunda, Alda bakal pulang ke rumah. Camkan!

Setelah dua puluh menit perjalanan, akhirnya cewek itu tiba di tujuan, kelar membayar online. Alda buru-buru masuk ke tempat yang udah nggak asing di pandangannya.

"Kak Mina, kayak biasa ya."

"Okey, duduk dulu Al." bahkan sampai pegawainya kenal. Abis bayar, Alda langsung nyari tempat duduk. Cafe Deluci emang sering rame, nggak kenal hari.

Untung aja Alda dapet meja berisi empat kursi, sambil nunggu pesenannya cewek itu milih main hp. Tiba-tiba ada orang narik kursi di depannya dan duduk.

"Tumben awal."

"Iya." jawab Alda lesu.

"Lo kenapa?"

"Papa gue keluar negeri."

"Terus? Bukannya udah biasa ya?"

Alda mengangguk, "iya tapi yang ini beda. Papa gue netap, pulangnya setengah tahun tiga hari doang. Mana gue diungsiin ke rumah temennya." curhatnya sambil mengerucut sebel.

"Oalah, sabar ya Al." ujarnya seraya menepuk meja dengan ekspresi sedih ala sinetron yang bibirnya sampe melengkung ke bawah.

Alda senyum kecil, "btw lo abis ngapain?"

Cewek di depannya menunduk, memperlihatkan celemek yang belom dilepas, "nyuci piring, duh sampai lupa lepasnya. Bentar ya."

Bertepatan dengan perginya cewek itu, pesenan Alda dateng. "Makasih kak." Kak Mina ngangguk terus balik badan, eh ketemu rekan kerjanya yang notabene temen Alda.

"Udah beres lo Ca?"

Iluca nyengir lucu. "Udah kak, mau nongkrong dulu." abis itu balik lagi nyamperin Alda yang lagi minum.

"Si atm berjalan belom nyampe juga?"

Alda menggeleng, "macet kali."

Akhirnya mereka ngobrol duluan sambil nunggu satu personel yang suka ngaret. Tiga menit kemudian kursi sebelah Alda ditarik,

"Halo sahabat, sorry telat."

"Kebiasaan."

Tersangkanya cuma nyengir. Dan merekapun lanjut berbincang tentang tujuan kumpul sore itu sampai jam lima lebih. Alda udah ngabarin bunda sesuai perintah ketika temen-temennya pada pamitan.

Iluca yang selalu jalan kaki itu pulang duluan, ditambah Cale yang supirnya udah nungguin dari awal juga turut pergi.

Kini tinggal Alda yang nggak tau dijemput siapa, cewek itu duduk di kursi kayu bagian luar cafe sambil ngescroll instagram.

"Woy!"

Alda mendongak, mengetahui raut bingung cewek tersebut membuat orang itu melepas helm yang menutupi hampir seluruh wajahnya, cuma keliatan mata.

"Ngapain?!" decaknya setelah tau siapa oknum tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah Jake, mana masih pakai celana basket. Ni orang nggak takut masuk angin apa gimana dah? Meskipun bajunya dirangkep jaket.

"Mau pulang nggak?! Nggak mau yaudah." Jake kembali memasang helmnya ketika Alda dengan setengah hati akhirnya bangkit menghampiri.

"Kok lo sih?"

"Emangnya lo ngarep dijemput siapa?! Pangeran berkuda?!"

"Nggak usah ngegas!!!"

"Lo juga ngegas!"

"Yaudah sih!"

"Yaudah!"

Ya begitu terus sampai mengeluarkan gas.

andante  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang