📽. O9

6.1K 1.2K 69
                                    

"Hayo bengong!"

Nyampe sekolah, Alda dikagetkan dengan kedatangan Ej dari belakang. Nggak ada angin nggak ada hujan, tiba-tiba ekspresi cowok itu yang biasa suram kayak kuburan jadi semangat.

Berkebalikan sama Alda yang biasa cengar-cengir dan teriak dua puluh empat per tujuh malah jadi kusut kayak kertas lecek.

"Ngagetin lo ronggeng!"

"Lo nggak usah mulai deh! Lagian itu udah lama banget anjir! Masa lalu!" seru Ej ketika ledekan yang sempat tenggelam di dasar bumi tiba-tiba muncul lagi.

"Ya tapi gue masih nggak nyangka aja lo pernah ikut lomba tari." kata Alda abis itu ngakak, lupa sama penyebab muka kusutnya pagi itu.

Ej memberengut sebel waktu denger suara ketawa sahabatnya itu yang ngeledek abis. Lalu tanpa babibu, Ej ngetekin Alda sambil diseret ke kelas.

"Ketawa lo!" sungutnya yang bukan bikin Alda berhenti ngakak malah tambah kenceng.

Meanwhile Taehyun yang pagi-pagi hobi nangkring di pintu kelas sampai terheran-heran, "apanih ngakak gak ajak-ajak gue?"

Belum sempat Ej nutup mulut Alda, cewek itu udah keburu bocor, "ronggeng." seolah langsung paham, Taehyun yang awalnya kayak orang dongo jadi ikutan ketawa, lebih kalem sih tapi.

Jadi ejekan itu cuma mereka bertiga yang tau. Anak kelas nggak ada yang tau kalau Ej dulu waktu sd pernah ikut lomba tari ronggeng. Pokoknya semua berawal dari kerja kelompok yang kebetulan berlangsung di rumah Ej.

Taehyun yang orangnya emang kepoan itu ngescan satu persatu figura yang berjejer rapi di atas meja kayu ruang tamu rumah Ej, dan akhirnya dari sekian banyak foto, mereka menemukan Ej yang dikelilingi ciwi-ciwi.

"Lo berdua, masih pagi udah bikin mood gue down aja!" seru Ej ngambek.

"Iya-iya maap kali." ujar Alda menghentikan tawanya dalam sekejap. "Btw muka lo tadi sumringah banget kenapa tuh?!" lalu dalam sekejap juga Ej balik ceria.

Plus muka Taehyun juga udah balik kayak maung. Circle mereka nih kayaknya perlu diselidiki. Ngubah raut wajah kayak membalikkan telapak tangan, gampang banget.

"Ada deh." kata Ej sok misterius. "Lo juga tadi suram banget kenapa? Sini cerita-cerita."

"Gapapa." jawab Alda sembari ngambil buku di tas. "Lo udah ngerjain pr blom Je?"

"Udah dong!"

"Pinjem."

Tanpa banyak ngomong, Ej nyodorin buku tulis dari dalam tasnya ke Alda. Cowok itu juga nggak memaksa temen sebangkunya buat cerita hal yang emang nggak mau dia ceritain.

Ej emang cukup pengertian jadi temen. Makanya Alda fine-fine aja sama cowok itu. Bisa diandelin dan nggak kebanyakan bacot. Tapi sayangnya sering dinistain.

"Je." panggil Alda sambil masih sibuk nulis. Ej yang lagi senderan sambil main hp itu menoleh sekilas sebelum balik ke posisi awalnya.

"Kenapa?"

"Pulang sekolah lo ada acara?"

"Enggak ada tuh, nape?"

"Anterin ke tempat biasa."

"Oke."

Alda senyum tipis mendengar jawaban cowok itu. Udah dibilang kan? Ej itu pengertian pake banget dan nggak banyak bacot. Intinya selagi dia bisa bantu, bakal dibantuin.

"Ohiya Alda!" teriak Taehyun dari depan kelas.

Padahal bisa disamperin dulu, ngomong pelan-pelan nggak pake urat. Tapi ya namanya kebiasaan, susah banget ilangnya.

"Ape?!"

Taehyun ngedeket, terus duduk di atas meja. Jadi geng, kenalin ini ketua kelas tidak berakhlak dari MIPA 3, Kang Taeanjing.

"Sabtu mau ikut gak?"

"Kemana?" jawab Alda masih sambil nulis.

"Nonton Alotee tanding." Taehyun nyentil semut yang lewat di atas pahanya sebelum lanjut ngomong. "Kudu mau ya. Gue udah beli tiket!"

"Gak mau gue!"

"Mau! Lo masa nggak kasian sama gue, udah keluar duit juga."

Alda mencibir, "yeeee, salah siapa main beli, orang gue nggak mau."

Tanpa sepengetahuan Alda, dua cowok di samping kanan dan kirinya itu main kode. Sampai akhirnya Ej buka suara. "Gue juga ikut Al."

"Ya kenapa nggak lo berdua aja?"

"Astaga ni anak batu bener." Taehyun berdecih. "Fixs pokoknya besok sabtu gue jemput lo meng." ujarnya abis itu pergi.

"Ck, lo aja gih Je. Gue nggak suka nontonin orang keringetan."

"Gue udah beli tiket. Lagian ikut aja juga gapapa, sekali-kali Al, enak lo dibayarin Taehyun malah."

Sontak Alda menoleh, matanya memicing. "Lo beli tiket? Tumben..."

Bukannya jawab, Ej malah nyengir sok ganteng. Idih

"Udah isi bensin belum lo?"

Bel pulang baru aja bunyi, tapi dua anak manusia itu udah ngebirit keluar kelas bahkan sebelum gurunya nyampe pintu, memang akhlakless sekali.

Penyebabnya sih karena nggak mau telat nyampe sana, padahal nggak ada batas waktu. Cuma Alda merasa kalau mereka awalan dikit bakalan bisa lebih lama.

Pasalnya jarak sini kesana lumayan makan waktu, dan Alda harus memastikan bensin Ej nggak lagi dalam keadaan krisis.

"Udah anying, buruan naik!"

Ej ngegas motornya dengan kekuatan penuh, bikin Alda hampir aja oleng sewaktu keluar gerbang harus nikung tajam, "Eje babik!" jeritnya refleks.

Yang mana hal itu mengundang perhatian murid-murid yang baru keluar gerbang, dan salah satu dari gerombolan cowok yang ada di warung kopi depan sana.















Penampakan Ej nari :

Penampakan Ej nari :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
andante  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang