📽. 34

1.5K 428 63
                                    

30 komen aja gapapa kack

***

Alda mengurung dirinya di kamar sejak pulang dari rumah sakit jiwa. Beberapa kali ketukan pintu terdengar, tapi diabaikan. Pokoknya dia sama sekali nggak minat menginjakkan kaki keluar kalau nggak kepepet!

Ya masalahnya, itu kan tadi. Sekarang udah mau jam setengah lima sore. Dan perutnya keroncongan!

Dengan menurunkan gengsi yang sangat enggak rela turun tahta, Alda melangkahkan kaki keluar kamar sambil celingukan kanan kiri. Padahal rumahnya selalu sepi, tapi cewek itu tetep harus was-was.

Meskipun semua hal yang dia lakuin selama menuruni tangga harus berakhir sia-sia waktu mendapati Joshua duduk di depan televisi sambil pegang iPad. Pria itu segera menolehkan kepala saat mendengar suara langkah kaki.

"Laper ya?"

Pertanyaan meledek yang membagongkan. Alda nggak menjawab, cewek itu melengos ke dapur sambil masang wajah jutek. Untungnya, di meja makan udah ada sekotak ayam plus nasi seolah papanya itu tau Alda bakal turun buat makan.

Pengertian sih, tapi Alda masih sensi.

Tanpa babibu kembang kuncup, Alda memulai ritual ngisi perut sambil menonton serial bocah di ponselnya yang jujurly menambah nafsu makan.

Ditengah kegiatannya itu, Alda mendengar suara brisik dari belakangnya diikuti kehadiran bi Sola dan pak Hoshi yang menenteng belanjaan di masing-masing tangannya. Sontak hal itu menimbulkan pertanyaan dalam benak cewek rambut sebahu tersebut.

"Lah? Belanja? Buat apa bi?"

Bi Sola nampak meletakkan belanjaannya diatas meja makan tempat Alda duduk sebelum menjawab pertanyaan cewek itu. "Nanti malam ada makan malam bareng keluarganya pak Leo, kamu nggak tau kah?"

Kegiatan mengunyah ayam itu sontak berhenti dengan Alda yang membulatkan mata heboh. "Serius?!"

Asisten rumah tangganya mengangguk. Wanita itu seolah belum selesai dengan kegiatannya tatkala kembali berjalan ke depan untuk mengambil sisa belanjaannya.

Sementara Alda yang menyaksikan hanya melongo sambil mengunyah makanannya sesekali. Cewek itu nggak tau mengenai rencana hari ini, akibat nggak membiarkan Joshua mengajaknya berbicara.

Ya kalau boleh jujur sih, kaget. Kaget banget. Apalagi mendengar nama bapak Leo, which is mengingatkan cewek itu pada anak lakinya yang baru kemaren membuat suasana diantara dua makhluk itu canggung.

Jake sialan.

Gerutu Alda sambil menggigit ayam gorengnya brutal alias penuh dendam. Buru-buru cewek itu menghabiskan makannya biar bisa ngobrol sama Joshua.

Nggak tau ya, papanya ini manusia terchill yang pernah dia kenal. Meski udah didiemin, tetep welcome kalau Alda ngajak ngomong lagi, simplenya karena Joshua tau anaknya udah berhasil nurunin gengsi.

"Pah!"

Pria di atas sofa itu terlonjak kaget, meletakkan benda digital di atas meja, Joshua menaikkan sebelah alis. "Udah nggak ngambek?"

Alda memutar bola matanya malas. "Papa ngundang keluarganya om Leo?!"

"Iya, kenapa?"

"Kenapa, kenapa. Kok nggak bilang aku?"

Joshua tiba-tiba merasa aneh. "Ya ngapain bilang kamu, yang ngundang kan papa ya suka-suka papa lah."

"Dih ngeselin amat?!"

Kemudian bapak satu anak itu terkekeh mendapati ekspresi kesal Alda. "Kenapa sih? Kayak nggak suka gitu." ujarnya sambil menyeruput teh yang berada di atas meja. "Lagian kan mereka udah repot-repot jagain dan nampung kamu, papa mau berterimakasih."

Ini kesempatan. Pikir Alda.

"Brarti terakhir kan?"

Dahi Joshua mengernyit. "Terakhir apanya?"

"Abis berterimakasih yaudah dong, nggak usah ngerepotin lagi."

"Iya...?"

"Aku nggak usah tinggal disana lagi, kan mereka ga nampung aku, which mean papa nggak perlu berhutang budi lagi, gitu ya?"

"Loh? Trus kamu gimana?"

"Tinggal disiniiiiiii!" seru cewek itu penuh semangat.

Sebenarnya Joshua masih ada niatan nitipin Alda, tapi melihat wajah cewek itu yang happy banget waktu ngomong bikin Joshua mikir-mikir lagi.

"Kamu nggak betah ya?"

"Kalau boleh jujur sih iya, engga betah." soalnya ada Jake, ungkap Alda dengan suara pelan. Kecuali lanjutannya yang disambung dalam hati. Bisa-bisa dia diinterogasi kalau sampe keceplosan.

Tangan pria itu terulur ke pucuk kepala Alda sebelum diusap pelan. "Yaudah kamu disini aja." putus Joshua pada akhirnya. "Tapi tetep harus nurut dan jangan bandel."

Lega lega lega.

"Makasi papa!" serunya refleks memeluk Joshua.

Bukan momen langka sih liat Alda meluk Joshua karena dia emang senemplok itu sama papanya, tapi tetep aja bi Sola yang nggak sengaja liat ngerasa terharu, apalagi mereka abis nggak akur untuk beberapa saat.

"Sama-sama." balas Joshua sambil menepuk-nepuk punggung anak perempuannya tersebut. "Udah sekarang kamu mandi, siap-siap dandan yang cantik ya?"

Mendadak Alda keinget. Hadeu acara makan malam yang sangat enggak pengen dia ikuti. Cewek itu tergolek letoy di pelukan Joshua sambil memajukkan bibir.

"Males mandi."

"Heh kok gitu?"

"Belom disuruh sama ayang."


***

aku mau up banyak sampe ending
kalo vomentnya rame #insyaAllah

andante  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang