📽. 14

5.5K 1.1K 136
                                    

yok komen yok





Lamunan Jake mendadak buyar saat pintu utama terbuka. Bukan menampakkan orang yang lagi ditunggu, Jake malah menemukan orang ngeselin sejagat raya masuk rumah sambil nyengir.

"Selamat siang, adekku!"

"Lo kok pulang sih?!"

"Begini nih, bibit-bibit adek durhaka. Kakaknya pulang bukannya disambut malah disinisin. Masuk neraka jalur julidin orang cantik mampus lo."

"Sinting."

"Bunda!!!"

"Iya? Loh kamu udah pulang?" Dari arah belakang bunda berjalan menghampiri kakak perempuannya yang masih berdiri di depan pintu, ngedarama.

Selesai acara cipika-cipiki. Peluk sana peluk sini. Bunda menyuruh anaknya itu duduk. "Udah makan?"

"Belum, aku mau makan masakan bunda. Kangen!"

"Alay banget idih." cibir Jake yang daritadi denger.

"Bunda! Liat tuh sih Jeki ngeselin."

"Jake!" peringat bunda sambil melotot. "Kakaknya baru pulang, jangan dipancing!"

Jake memutar bola mata. "Siapa yang mancing sih? Lagian orang tuh ya mancing ikan, ngapain mancing mawar."

"Jangan panggil gue mawar! Tampol nih?!"

"Sama aja bego, aduh kan jadi ngatain."

Spontan bunda melempar Jake yang lagi duduk di kursi sebrang pakai bantal. "Mulutnya! Lagian kamu ngapain disini? Tumben, biasanya udah ngeluyur."

"Males, mau jadi anak alim aku."

"Pretttttt!" ledek Rose. "Nggak percaya gue nggak percaya! Dusta! Pasti abis ini juga keluar, liatin aja!"

"Sok tau, azab orang sok tau abis ini kejedot pintu."

Rose nggak lagi menanggapi. Bisa-bisa dia darah tinggi kalau terus nanggepin omongan Jake yang nyelekit hati. Maka untuk mengalihkan emosi, Rose minta bundanya buat pindah ke dapur, makan.

Tinggalah Jake yang balik bergalau ria. Dikit-dikit liat pintu, dikit-dikit fokus iPad lagi. Sampai akhirnya ngantuk dan ketiduran di atas sofa.

Menjelang maghrib, pintu rumah terbuka. Alda masuk dengan suasana hati baik. Cewek itu mendapati Jake lagi tidur dengan posisi miring menghadap punggung sofa.

Alda melenggang naik tangga ketika mendapati ada orang lain yang baru turun dari atas. Muka cewek itu keliatan bingung sampai sosok asing yang lagi jalan ke arahnya itu berhenti.

"Hai?"

"H-hai?"

"Kamu pasti anaknya om Joshua? Yakan?"

"Iya." Alda berujar kaku. Suara cewek di depannya lucu banget.

"Aku Rose, kalau kamu belom tau, aku kakaknya Jake."

Mulut Alda membulat. "Oh, aku Alda." ujarnya sambil menerima jabatan tangan Rose yang tadi terulur di depannya. "Lucu, nama kalian kayak tokoh film titanic."

"Bunda emang fanatik banget sama film itu. Makanya sampai namain kita berdua mirip tokoh utamanya." Rose ketawa. Yang mau nggak mau Alda jadi ikut ketawa. "Apalagi bunda bucin Leonardo Dicaprio. Kamu tau nggak sih nama panjangnya Jake siapa?"

"Jake Dicaprio?"

"Seratus!"

Dan setelahnya mereka berdua ketawa bareng. Sampai nggak menyadari kalau yang punya nama udah nongol dari balik tembok sambil masang muka datar.

"Enak ya, ngomongin gue."

"Bubar-bubar ada tamu nggak diundang." seru Rose sambil meragain orang mau belah kerumunan. "Udah ya, Al. Aku pergi dulu!"

Alda ngangguk dan berniat melanjutkan tujuannya naik tangga setelah Rose pergi. Tapi suara Jake yang tau-tau ada di sebelah bikin cewek itu auto kaget.

"Darimana?"

"Bisa nggak sih gausah ngagetin!"

"Siapa coba ngagetin?!"

"Siipi cibi ngigitin."

"Jawab apa gue jambak?" gertak Jake yang bikin Alda sukses melongo.

"Mainan lo kayak cewek aja! Jambak-jambakan!"

"Beneran ini?!"

Alda sontak menutupi kepala, menghindari potensi kena jambakan maut dan mempercepat langkahnya menuju kamar. Tapi ternyata Jake nggak tinggal diem, cowok itu nyusul di belakang.

"Oke-oke diem disana!" seru Alda yang udah sampai depan pintu kamar terus nyuruh Jake berhenti di deket tangga.

"Jadi?"

"Kepo banget sih Jake!"

Jake menghela napas pelan. "Apa salahnya nanya? Lo abis keluar dari rumah sakit kemarin lusa. Jadi nggak usah neko-neko dulu, bisa?"

"Gue nggak neko-neko anjir."

"Ya sama aja. Abis keluar dari rumah sakit tuh harusnya istirahat, bukan ngeluyur!"

Kini gantian Alda menghela napas. "Please deh, gue cuma kena dehidrasi ringan, bukan patah tulang. Lo nggak usah berlebihan gitu dong."

Jake memasang wajah datar. "Gue nggak berlebihan. Cuma mengantisipasi. Apalagi kemarin—"

"Udah. Gausah dibahas bisa nggak?" dengus Alda memutar bola mata. "Lo malah keliatan aneh dengan ngelarang gue ini itu. Kakak bukan, temen juga kayaknya bukan? We're just stranger, Jake. Tolong nggak usah berlebihan. Anggap aja kemarin lo nolong orang asing."

Alda memutar badan, masuk ke kamar setelah kembali ngelanjutin omongannya yang nggak kunjung mendapat balasan. "Lupain ya Jake. Chill it. Semoga persahabatan lo berdua masih baik-baik aja."

Dan Jake cuma diam mandangin pintu kamar Alda lambat laun tertutup rapat. Sekali lagi Jake menghela napas. Gengsi emang musuh yang susah ditaklukkan. Sampai-sampai ucapan yang harusnya tadi dia utarakan cuma membeku di dalam otak.

"Padahal gue khawatir."

andante  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang