Udah hampir 20 menit Jake duduk di mobil yang terparkir persis depan rumah Alda, tapi cewek itu nggak ada tanda-tanda bakal keluar. Ditelpon gabisa, pesannya juga cuman centang satu.
Cowok itu mendesah kesal sambil mengacak-acak rambutnya sampai mirip Simba.
"Kemana sih?!"
Abis itu muncul ide buat nelpon Taehyun, kebetulan waktu itu Jake iseng ngesave karena siapa tau dia butuh buat memonitor kegiatan cewek itu.
"Halo? Siapa?"
"Ehm, gue Jake. Lo tau Alda dimana?"
"Gue keliatan kaya induknya ya?"
Jake menggaruk pelipisnya kikuk. "Sorry, maksud gue—."
"Nggak tau Jake, gue lagi diluar kota." balas Taehyun sebelum terdengar suara krusak-krusuk dari tempatnya. "Eh udah kan?"
"Iya, makasih, sorry ganggu."
"Oke."
Panggilan pun tertutup. Jake balik melamun sambil sesekali melirik gerbang rumah yang tertutup itu. Mobil yang dipake cewek itu tadi juga nggak ada. Kemungkinan besarnya Alda belom pulang.
Tapi kemana, ini udah sore dari sejak mereka nggak sengaja ketemu tadi. Sekali lagi Jake memastikan kalau-kalau pesannya 1 jam yang lalu udah terkirim.
Dan ternyata belom.
Nggak berselang lama, tampak mobil berhenti di depan gerbang rumah cewek itu. Sambil merhatiin dari dalem, Jake bernapas lega saat mendapati Alda keluar dari pintu samping kemudi.
Jake berlari dan tanpa sadar mencekal tangan cewek itu yang hampir kejengkang karena kaget. "Lo!"
"Kok chat gue nggak dibales? Telpon lo juga mati."
"Astaga lo ngagetin gue tau gak?!"
"Al!"
"Panik amat muka lo, duduk sono." yah, Alda masih punya hati juga buat nggak langsung ngusir Jake meski rasanya pengen.
Cewek itu mau denger penjelasan yang kemungkinan besar jadi tujuan utama Jake ke rumahnya. Maka setelah berkata demikian, dua orang itu berjalan menuju teras dan duduk disana.
Awalnya masih pada diem-dieman. Tapi berhubung ini udah sore dan Alda capek mau rebahan, cewek itu berdehem pelan. Melirik Jake yang tampak memandang halaman rumah dengan tangan bermain kunci mobil.
"Lo kenapa kesini?"
"Gapapa..." Jake mengalihkan pandangan kearah Alda. "Gue kangen hehe." cengirnya kemudian.
Alda terdiam. Jantungnya berdebar disertai perasaan sakit yang dia sendiri nggak tau gimana jelasinnya.
Lalu cewek itu tersenyum kecut. "Lo gausah pura-pura. To the point aja gue ngantuk."
"Al, sorry..."
"Why?"
"Yang tadi lo liat itu, sebenernya gue sama dia udah nggak ada hubungan apa-apa. Kita cuma mantan."
"Tapi jalan berdua."
"Lo cemburu?"
Alda tergelak. "Pertanyaan lo kayak yang paling tau perasaan gue." balasnya jenaka.
Jake menghembuskan napas kasar. "Tadi bertiga, cuma adeknya Raisa nunggu di mobil."
"Isyana?"
Bola mata Jake terbelalak. "Lo kenal?"
Membuat Jake penasaran, Alda mengedikkan bahu. Nggak berniat membeberkan perlakuan apa yang udah dia terima dari bocil sokap satu itu.
"Terus gimana, lo balikan kah?"