Pasti kalian terkamcagiya kalau Alda bilang hari ini hari kelulusan. Iya udah ketebak kok, mulutnya tolong ditutup sebelum para iler menetes.
Rasanya agak sedih di hari kelulusan tapi nggak ada orang tua. Tapi Alda meyakinkan diri kalau semua bakal berjalan lancar meski cuma didampingi bi Sola.
Dari awal berangkat, muka Joshua dan mamanya udah memenuhi layar hape cewek itu sampai dia tiba di gedung tempat acara diselenggarakan. Masih belum rela matiin karena sejujurnya Joshua juga sedih gabisa dampingin Alda.
"Jangan nangis ya, kan udah cantik."
Bibir cewek itu mengerucut mendengar ucapan Joshua yang makin bikin pengen nangis. Mobil udah berhenti di pelataran parkir tapi Alda masih males keluar karena rasanya malu banget dengan muka dipoles begini.
"Enggak, udah ya nanti aku kirim video."
Joshua mengangguk. "Semangat anak papa."
Setelah berbasa-basi sedikit, sambungan pun ditutup. Alda menunggu Taehyun yang dia suruh nyamperin karena nggak berani keluar sendiri. Nggak lama cowok bersurai blonde itu datang lengkap dengan jas yang membalut badannya.
"Lo kayak tuan putri aje minta dijemput." julid cowok itu setelah berdiri di depan Alda yang baru aja keluar mobil.
Cewek itu cengengesan mendengar kritik dari cowok yang berstatus sebagai ketua kelas plus sahabatnya tersebut. "Gue malu nyet."
"Iyasih, lo tiba-tiba jadi kayak bukan Alda."
"Kayak Belle kah?"
Taehyun tersenyum. "Iya, belleken."
Bukannya tersinggung Alda malah ketawa sambil mukul cowok di depannya. Tapi nggak lama tawanya terhenti bersamaan dengan raut wajahnya yang berubah datar. "Sialan lo."
"Udah ah ayo, gue banyak urusan."
"Iya dah pak ketu."
Lantas keduanya berjalan menuju gedung yang udah ramai sama anak-anak seangkatan dan adek kelas yang mau tampil.
Sementara Alda kebingungan disertai perasaan malu, Taehyun dengan santai mondar-mandir pamer kegantengan.
Mereka masih berdiri di deket pintu sewaktu beberapa orang pada manggilin Taehyun for some reason alias karena dia anggota organisasi yang mau pensiun. Ada yang ngajak foto, ada yang basa-basi nanya tips biar jadi anggota yang berguna.
Celingak-celinguk kayak bocah ilang, rasanya Alda pengen undur diri aja. Mana pintu masuk orang tua ada di bagian lain, which is dia nggak bisa ngintilin bi Sola.
Beberapa kali cewek itu liatin hape yang kosong notif sambil nunggu Reya karena udah janji. Tapi tetep aja nervous, soalnya dia bukan tipe murid yang suka bergaul sana sini. Nah kan kalo kayak gini panik sendiri.
"Heh!"
"Eh ayam!" refleksnya jelek banget, Alda meringis merutuki mulutnya yang kelepasan. Lagian siapa sih ngagetin bae.
Cewek itu menoleh, lantas melotot di sepersekian detik berikutnya setelah mengetahui yang menepuk bahunya dan membuat dia kaget adalah orang yang nggak dia sangka bakal ada disini.
"Gue bukan ayam sih."
"Lah bang, lo kok ada disini?" Alda heran. Perasaan dimana-mana ini orang nongol mulu.
"Menurut lo gue ngapain?" sambil bergaya ala model nggak profesional. Cowok itu menaik turunkan alis tebalnya.
Alda mengernyit aneh. "Cuci piring ya?"
"Enak aja! Udah ganteng begini bawa kamera masa nyuci piring?!"
"Yakan siapa tau lo pencitraan doang bawa-bawa kamera."
"Lo mau gue foto gak?" tanya cowok itu sambil menunduk membenahi kameranya.
"Nggak."
Kepala cowok itu mendongak. "Kenapa? Lo cakep banget tau, tadi gue agak ragu nyapa takut salah orang."
Alda kicep. "Apa banget." padahal diem-diem salting.
"Ayo satu aja deh." tawarnya.
Alda menggeleng tegas. "Nope." kemudian mengalihkan pandangan menatap Taehyun yang ternyata belum kelar juga.
Cekrek.
Sontak cewek itu menoleh.
Cekrek.
"Sialan lo ngapain?!" seru Alda kaget. Cowok menyebalkan itu diem-diem ngefoto dia tanpa persetujuan.
Malah sekarang cengar-cengir liatin kamera. "Lo cakep banget."
"Hapus gak?!" kesalnya berusaha merebut kamera yang buru-buru dijauhkan dari jangkauan cewek itu.
Di sela-sela aksi merebut dan menghindar, seseorang menginterupsi keduanya. "Sean!"
Yang dipanggil menoleh setelah mengamankan kameranya. "Kenapa Ga?"
"Ayo anjir lo ngapain disini? Acaranya mau mulai." cowok yang dipanggil Ga berdecak hendak menyeret temannya pergi.
Tapi Sean—nama cowok yang barusan terlibat cekcok dengan Alda menahan. "Fotoin gue bentar dong sama ni cewek."
"Dih siapa nih? Pacar baru?"
Alda masih menatap keduanya kesal apalagi setelah digibahi secara tidak langsung.
Sean nyengir. "Bukan." lalu wajahnya mendekat ke telinga Rega. "Tapi calon."
Rega menoyor kepala temannya tanpa aba-aba. "Yaudah ayo cepet kita lagi kerja lo tau."
"Iya Ga, galak amat kayak ibu tiri." kemudian tatapan cowok itu beralih kearah Alda. "Foto yuk Al." ajaknya.
"Nggak mau."
"Yah yah bentar doang, ntar gue traktir es krim deh."
Lagi-lagi Alda menggeleng tanda menolak. "Gak.mau." tekannya di setiap kata. "Kecuali lo hapus foto gue tadi."
"Iya gampang. Ntar gue hapus."
"Sekarang!" pelotot Alda.
"Iyaaaaa, foto dulu keburu waktunya abis."
Alda mendengus. Yaudah lah ya, kasian lagi kerja.
Mereka foto tiga jepretan. Setelah selesai, Alda berniat menagih janjinya tadi sebelum salah satu guru memanggil dua tukang foto di depannya untuk bergegas.
"Makasih ya Al, happy graduation!" Sean menepuk kepala Alda sekilas sebelum pergi meninggalkan cewek yang tengah mematung di tempatnya itu.
"Anjir gue ditipu!"
***
bisa nebak sean siapa?
yang spam komen