📽. O3

6.6K 1.4K 348
                                    

Sebagai anak semata wayang, Alda adalah batu akik dimata keluarga. Ya enggak anjir, maksudnya diamonds.

Makanya ketika Joshua—papanya ditawarin kerjaan di luar negeri, pikirannya langsung tertuju ke anak perempuannya.

Joshua udah berpikir matang tentang ini, tinggal diskusi sama Alda, entah anaknya itu bakal setuju atau nggak.

Tapi untungnya setelah berbincang tadi, Alda menerima, nggak apa-apa kalau Joshua kerja di Canada walau pulangnya cuma bisa sebentar.

Sebenernya waktu denger pengakuan Joshua yang mau kerja di Canada, Alda punya pikiran buat ikut papanya kesana. Tapi sayang seribu sayang dia nggak bisa, setelah keinget seseorang.

"Oh satu lagi, selama papa kerja disana, kamu nggak boleh tinggal sendiri."

"Laaaahhhh?"

"Kamu papa titipin ke rumah temen papa."

"APA?!"

Alda menatap shock papanya, mulutnya bahkan sampai kebuka lebar saking terkejoednya, dan hal itu bikin Joshua gemes terus menaikkan rahang anaknya biar mulutnya balik nutup.

"Sore ini papa anterin ke rumahnya, ayo sekarang kamu beres-beres dulu!" suruhnya sambil mendorong Alda supaya bangkit dari kubur—eh maksudnya sofa.

"Ih tapi aku belom bilang mau?!!!" bantahnya setelah Joshua sukses mendorongnya sampai tergelepar di atas karpet.

"Harus mau! Jawabannya cuma yes or yes."

Alda mencebik, "nggak mau ah, lagian disini juga nggak masalah kan? Ada bi sola sama pak hoshi yang nemenin aku."

"Iya tapi kan mereka nggak dua puluh empat jam di rumah ini, kalau pas kamu sendirian terus ada orang jahat gimana?! Nggak-nggak, papa nggak mau! Kamu harus tinggal di rumah temen papa! Dijamin aman."

Spontan Alda memegangi kepalanya, pusing banget punya papanya protektif, padahal rumah ini juga nggak bakalan bisa ada maling masuk, udah di desain anti penjahat sama Joshua sendiri.

"Tapi———"

"Udah tinggal iya apa susahnya sih?" Joshua menatap anaknya memelas, bikin Alda nggak ada pilihan lain selain ngeiyain.

"Iya iya."

"Sip, nanti papa bawain Mark Lee."

"Y."

Setelah mengganti seragam, Alda ngambil koper silvernya yang penuh stiker terus masukin beberapa potongan baju kedalam sana.

Sekitar jam satu siang cewek itu udah selesai sama kegiatannya dan sekarang lagi lesehan di atas karpet ruang keluarga.

Makan seblak yang tadi sempet dimasukin oven biar tetep anget, cewek yang udah siap pakai baju rapi itu menikmati makanan kesukaannya sambil nonton televisi.

Kakinya dilipat satu kayak lagi nongkrong di warung kopi, soalnya ini posisi paling gud lakasut 😎👍🏻

Nggak lama terlihat Joshua keluar dari kamarnya bawa koper besar dua biji. Katanya abis nganter Alda udah langsung balik kantor buat ngurus ini itu, dan karena jarak kantor yang lumayan jauh, pria itu sekalian bawa barangnya biar nggak perlu bolak-balik.

"Anak cewek kakinya." sindir papanya setelah kembali dari depan—menyerahkan kopernya ke pak Hoshi—sopir keluarga.

"Pewe pah."

"Kalau disana baik-baik kamu, jangan nyeleneh."

"Heeeem."

Merasa Joshua lagi duduk di sofa belakangnya, Alda menoleh dengan raut wajah serius, "tapi papa juga harus janji,"

"Apalagi?"

"Kalau ketemu cewek cantik, nggak boleh oleng."

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




indahnya dunia perhaluan ini
kawan-kawan 😻 ngahahash

kemarin gimana episodenya?!
aku sedih iya, tapi seneng juga karena
liat sunoo bahagia 🥺 ya gimana huhu

andante  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang