Sekarang masih jam setengah sepuluh, setelah disuruh Taehyun fotocopy tadi, Alda memilih melanjutkan langkahnya ke dalam toilet. Mendadak ada panggilan alam.
Sebenernya Alda nggak membutuhkan waktu lama buat menyelesaikan kegiatannya itu. Tapi yang menghambat adalah cewek itu bakalan nongkrong di atas kloset untuk beberapa saat.
Rasanya tuh tiap duduk di atas kloset bakalan ada banyak pikiran yang berbondong-bondong masuk otak buat dipikirin ulang.
Misalnya kayak Alda yang sekarang lagi mikirin salah satu plot cerita di situs online. Padahal ceritanya udah tamat, tapi masih dipikirin dengan dalih, harusnya endingnya tuh gini deh.
Ya begitu terus sampai lama-lama lupa dan nggak ganjel di hati lagi.
Pada akhirnya Alda baru berniat pergi setelah merasa pegel duduk. Cewek itu keluar dari toilet dan mendapati kalau koridor banyak dilalui murid-murid yang jalan menuju gerbang.
Lah?
Kok bawa tas?
Masih dilanda kebingungan, Alda buru-buru lari menuju kelas, pintunya udah ditutup rapat, dan di depan kelas terlihat ada Ej udah bangun dari alam mimpinya lagi megangin dua tas.
Alda menatap cowok itu bingung, "Lo ngapain?"
"Lo yang ngapain?!!!! Daritadi udah pulang tau nggak?! Gue jamuran nungguin lo." semprot cowok itu sambil melempar tas berwarna coklat ke si pemilik.
Untung Alda sigap, jadi barang-barangnya bisa terselamatkan dari kerasnya lantai. "Kok udah pulang sih?"
"Dasar kudet! Kan nanti siang ada rapat guru sekecamatan!"
"Tapi nggak ada bel tuh?"
Ej mendengus keras, "yaiya orang diumumin langsung dari mulut pak Hujan."
"Owh begituuu." Alda lekas menyampirkan tasnya di bahu sebelum kembali berjalan, "yaudah skui pulang."
"Daritadi kek anj—staghfirullah."
Sementara itu Alda cekikikan menatap wajah emosi cowok di sebelahnya. Pantesan tadi sepanjang kelas yang dilewati pintunya kok pada ditutup, tapi murid-muridnya berkeliaran di luar bawa tas.
Mereka berdua sampai di lobi sekolah yang keliatan banyak murid lagi duduk, entah nungguin jemputan atau cuma numpang ngadem.
"Udah jam sepuluh, gue mau jemput Ratu, lo ikut?"
"Enggak usah deh, gue minta jemput bokap aja."
Ej menganggukkan kepala, "yaudah gue ke parkiran dulu." ujarnya sebelum menjauh.
Dan Alda lanjut jalan ke depan, sebenernya selagi nunggu Papanya jemput, dia bisa duduk di lobi kayak murid lainnya tadi, tapi Alda memilih keluar gerbang karena dia mau beli es kelapa :)
Sambil nunggu esnya dibikinin, Alda fokus menghubungi Papanya buat minta di jemput. Seperti biasa karena beliau sibuk, jadi yang dateng supir Papanya.
"Makasi kak."
Alda menerima esnya dengan mata berbinar, literally sesuka itu sama es kelapa. Cewek berambut sebahu itu menikmati minumannya sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling.
Lalu teringat gerombolan tadi yang ternyata sekarang lagi nongkrong di warung samping tempat fotocopyan. Oalah pantes, tadi sih warungnya belum buka, makanya mereka berhenti di situ.
"Teh! Beli tiga bungkus!"
Seruan itu sukses membuat Alda menoleh, alisnya naik sebelah, apalagi saat tau suara itu berasal dari pembeli ngegas yang ternyata adalah cowok kurang ajar tadi.
Alda yang lagi mengkritik dalam hati tiba-tiba dibikin tersentak saat cowok bertopi itu nengok ke arahnya,
"Apa liat liat?!"