Ej nggak langsung membawanya pulang, mereka singgah sebentar ke tempat makan. Lagipula rencana buat di rumah sakit lebih lama juga tinggal kenangan.
"Masnya gimana sih, padahal gue udah request punya lo buat nggak pakai toge, masih aja dikasih." Ej menggerutu pelan saat rawon yang mereka pesen nggak ada beda, padahal waktu pesen dia udah request segala macem.
Iya, jadinya mereka berakhir makan rawon—bukan rowoon setelah tadi Ej mempertimbangkan berbagai tempat makan tapi nggak ada yang menarik hati.
Cowok itu masih asik mendumel sambil misahin toge punya Alda ke mangkoknya. Sedangkan yang diajak makan daritadi nggak bersuara, cuma bengong dengan mata sembab.
"Nih Al, makan." ujarnya sambil menyodorkan mangkuk cewek itu yang udah selesai dibasmi togenya.
Tapi bukannya makan kayak yang disuruh, Alda malah diem. Sebelah tangannya bertumpu dagu dengan pandangan lurus menatap meja.
"Al!"
Cewek itu meliriknya sekilas, "gue nggak mau makan Je."
"Dikit aja Al."
Tapi Alda cuma menggeleng.
Ej keliatan menghela napas, rawonnya yang tinggal setengah dibiarin gitu aja, mangkoknya digeser menjauh, dia memutuskan nggak lanjut makan.
"Yaudah ayo balik." Ej nggak memaksa semisal Alda menolak makan, meski baru kenal pas awal masuk sma, cowok itu cukup tau kalau Alda emang susah makan, kalaupun dipaksa yang ada dia makin nolak.
Membiarkan Ej pergi ke kasir, Alda memutuskan buat nunggu di tempat parkir. Hitung-hitung mengalihkan pikiran tentang kejadian tadi, Alda menyibukkan diri dengan main game di ponselnya.
"Gue pikir tadi bukan lo, ternyata beneran lo."
Alda bisa mendengar seseorang ngomong sama dia, tapi nggak tau siapa. Cewek itu nggak berniat buat menoleh dan tau siapa orangnya.
Orang itu tanpa aba-aba menarik ponsel di genggamannya sontak bikin Alda kelabakan. Takutnya dia dirampok. Tapi waktu liat siapa pelakunya, Alda semakin yakin kalau dia emang mau di rampok.
"Balikin nggak?!"
"Gamau. Lo ngacangin gue."
"Dih, ngambek?"
"Mana ada! Ngapain lo disini?"
Alda mendengus sinis. Mengalihkan pembicaraan.
"Nggak liat ini tempat apa?"
"Tempat parkir?"
"Tuh tau."
Orang itu mendengus. "Pulang lo!"
"Ini juga mau pulang! Mana sini hape gue balikin!"
"Enggak, lo pulang bareng gue!"
Alda membulatkan mata. Sepersekian detik cewek itu menatap lawan bicaranya dari atas sampai bawah. "Ih?! Siapa lo?"
"Ayo pulang, Alda."
"Tapi gue enggak mau pulang sama lo, Jeki."
"Mau jalan sendiri apa di gendong?"
"Sumpah lo apa-apaansih?!"
"Oh, oke minta di gendong."
Alda hampir aja menjerit ketika Jake nggak main-main sama omongannya dan bersiap menggendong cewek itu ala bridal style.
Tapi sayangnya bertepatan dengan itu, Ej dateng sambil mendorong Jake menjauh. "Apa-apaan sih lo!"
"Apa?" jawab Jake santai.
"Maksud lo apa maksa-maksa dia?!"
"Gue nggak maksa."
Ej mendengus remeh, "lo pikir gue buta nggak ngeliat lo maksa dia buat ikut sama lo?!"
"Iya kali lo buta, orang gue nggak maksa."
Emosi Ej tersulut, tanpa babibu cowok itu meninju Jake sampai si empunya oleng, untung nggak sampai nyusruk ke aspal.
Jake sendiri masih berusaha tenang dengan nggak balik meninju cowok nggak jelas di depannya. Jake memegangi bibirnya yang berdarah sambil menatap Alda.
Lagi-lagi Jake hendak bergerak maju untuk menarik lengan Alda, tapi Ej lebih dulu menepisnya. "Mau apalagi?! Lo nggak kapok gue tonjok?!"
"Gue nggak ada urusan sama lo." balas Jake masih tenang.
"Tapi urusan dia urusan gue juga!"
"Emang lo siapanya dia sampai harus ikut campur segala?" decih Jake.
"Gue sahabatnya!"
"Sahabat aja sok-sokan lo."
Alda yang melihat Ej kembali mengepalkan tangannya mau nggak mau segera melerai. "Lo berdua bisa diem nggak?!"
Ej mengurungkan niat, cowok itu menoleh, "ayo pulang Al, disini ada orang nggak jelas!" ujarnya sambil menarik tangan cewek itu.
Tapi tanpa diduga, Jake malah mendorong bahu Ej hingga hampir jatuh, untung Alda gercep narik.
"Dia pulang bareng gue!" serunya menarik sebelah tangan Alda yang bebas.
Dan terjadilah aksi tarik menarik yang bikin cewek itu rasanya mau marah melampiaskan tapi nggak bisa.
Alda pasrah deh, mau pulang sama siapa bodoamat. Kalau bisa dia mau melarikan diri aja dari sini, pulang naik taksi.
"Lo ngeyel banget sih?! Dia pulang sama gue!"
"Nggak! Dia sama gue!"
"Emang lo siapanya sih?!" seru Ej jengkel banget, sebenarnya daritadi dia udah penasaran banget sama kengototan Jake.
Jake berhenti, cowok itu menatap Alda sebentar, terus balik natap Ej dengan raut wajah dinginnya.
"Gue pacarnya!"