Part 13.

986 174 27
                                    

"Dia mengirimkan seseorang untuk membunuhku"

Detak jantung Taehyung serasa berhenti, dan Jisoo terdiam terkejut, ruangan disana serasa sunyi ketika mendengar itu.

"Tidak, aku tidak melakukan itu" Jisoo langsung mengelak, jelas dia tidak tahu apa-apa, dia langsung berdiri dan memundurkan tubuhnya ke belakang.

"Kenapa? Jisoo kenapa?" Irene langsung menatap Jisoo.

Jisoo menggelengkan kepalanya.

"Apa maksudmu Irene, aku tidak akan berbuat seperti itu" seluruh tubuh Jisoo bergetar hebat.

Wanita itu langsung membukakan bajunya sedikit dan memperlihatkan punggung bahunya.

Jisoo langsung menutup mulutnya ketika melihat punggung Irene sangat memar, tetesan darah sedikit.

"Lihatlah baik-baik jika kau tidak percaya, orang itu bahkan sudah di tangkap" Irene menunjukkan telunjuknya ke arah tangga yang terdapat orang sedang tergelatak di jaga oleh pengawal Irene.

Jisoo membelalakkan matanya maupun Taehyung, Taehyung menatap Jisoo.

Jisoo tidak mengerti, bahkan ini tidak ada sangkut-pautnya dengan Irene dari kehidupannya pun ini tidak nyambung sama sekali.

Taehyung langsung berdiri.

Lalu suaminya itu langsung mendekati pria yang tergeletak di atas lantai, pria itu masih sedikit sadar dengan wajah babak belur.

"Siapa yang mengirimmu untuk kesini" tanya Taehyung kepada pria itu.

Pria itu tertawa "istrimulah yang mengirimku kesini, Jisoo"

Taehyung langsung menatap Jisoo dengan tidak percaya, hati Taehyung serasa sesak apa yang baru saja di katakan pria itu.

Jisoo menggelengkan kepalanya "tidak Tae, aku tidak melakukan itu percayalah" lirihnya.

Taehyung memejamkan matanya "bawa dia pergi dari sini" teriakknya kepada pengawalnya untuk membawa pria itu.

Taehyung mendekat ke arah Jisoo lalu mata Jisoo berkaca-kaca, seolah-olah mengatakan bahwa bukan dia yang melakukannya.

Plakkkkk!

Taehyung melayangkan sebuah tamparan keras ke wajah cantik Jisoo, wanita ini tidak percaya jika suaminya itu akan menamparnya.

Hingga sudut bibir Jisoo terdapat tetesan darah sedikit, dia langsung memegang pipinya.

Jisoo terdiam dia menelan salivanya dengan perih, air mata Jisoo terjatuh ketika Taehyung menampar Jisoo dengan keras, Jisoo menatap Taehyung.

"Kau" Taehyung mengepalkan kedua tangannya. "Apa salahnya Irene, sehingga kau ingin membunuhnya" teriak Taehyung membuat Jisoo memejamkan matanya dengan pipi yang terasa panas dan perih.

"Aku tidak melakukannya Tae, apa maksudmu aku tidak tau" tangisnya.

Tapi Taehyung tidak percaya dengan apa yang di katakan Jisoo, dia menggelengkan kepalanya dan amarahnya mulai meledak.

"Kenapa kau mengirimkan orang ke rumah ini" sentaknya, Jisoo benar-benar tidak tahu.

"Jawab aku!"

Jisoo menatap sendu Taehyung. "Tidak Tae mana mungkin aku ingin membunuhnya"

Irene langsung menyambar "apa salah aku Jisoo hah? Kenapa kau ingin membunuhku, apa yang kau inginkan, aku salah menilaimu Jisoo, ataukah dendam karena aku datang kerumah ini dan menjadi istri suamimu hah"

Jisoo menggerakkan tangannya sebagai jawaban tidak.

"Sudah jelas, Jisoo. Ini salahmu kenapa kau ingin membunuhnya" amarahnya meluap ke arah Jisoo, dia mengertakkan giginya agar bisa menahannya.

Gudang Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang