Jisoo baru saja turun dari mobilnya, dia sekarang menuju pintu depan rumah, membukanya secara perlahan.
Ketika dia ingin melangkahkan kakinya, dia langsung mendapati dua sosok di ruang tengah yang sudah menunggunya sedari tadi.
Jisoo menelan salivanya dalam-dalam, kedua sosok itu menatap Jisoo dengan datar, wanita itu langsung berjalan menuju ruang tengah sembari menundukkan kepalanya.
Tak lama kemudian bias suara laki-laki itu membuat Jisoo menghentikan langkahnya.
"Kau tanda tangani surat cerai ini" ucapnya sembari melemparkan surat gugat ke atas meja.
Jisoo terdiam dia tidak menanggapi ucapan suaminya, dia memejamkan matanya dengan hati yang sangat begitu sakit.
"Apakah kau masih tidak percaya dengan perkataanku?" suara parau Jisoo.
Taehyung langsung membuang wajahnya, dia pun sama sakitnya, tapi tidak sebanding dengan sakit hati Jisoo yang wanita ini rasakan sekarang.
Irene yang melihat itu hanya tersenyum miring, menatap penuh kebahagiaan.
"Sudahlah cepat."
Wanita itu menurut, dengan melangkahkan kaki, langsung menghampiri meja dengan pasrah, dan badan yang terasa lemah.
"Baiklah" lirihnya.
Jisoo langsung mengambil pulpen yang sudah di sediakan oleh Taehyung di atas meja, dia ingin menandatangani surat tersebut, tapi tangannya seolah-olah tidak berdaya untuk itu, tangannya terus bergetar.
Dia bahkan tidak sanggup, sekarang dia rasanya ingin berteriak di ruangan tersebut, dan meluapkan kesedihannya, dia ingin mengatakan bahwa dia tidak seperti itu, bahkan dia tidak berani untuk membunuh istri kedua Taehyung.
Dadanya serasa sesak tapi dia memaksakan untuk tetap kuat, lalu tak lama kemudian dia ingin mendatangani surat gugat cerai, tiba-tiba bias suara itu menghentikan tangan Jisoo.
"Tunggu"
Semua orang disana menatap seseorang yang baru saja datang dengan mata tajam mengarahkan kepada kedua pasangan yang sedang berdiri.
"Apa yang sedang terjadi?" tanyanya marah.
Dia langsung melihat ke arah Jisoo yang sedang memegang pulpen di tangannya, lalu menatap tajam Taehyung dan Irene.
"Jelaskan padaku" erangnya marah.
Taehyung langsung membuang pandangannya.
Irene, dia sudah muak sekarang ketika ayahnya Taehyung datang untuk menghalangi semua rencananya.
"Aku akan bercerai bersama menantu kesayanganmu" nada santai di lemparkan kepada sang ayah.
Tiffany dan Siwon langsung membulatkan matanya dengan lebar tidak percaya lalu menatap Jisoo.
"Benar itu Jisoo?"
Jisoo memejamkan matanya, meneteskan bulir-bulir air mata, lalu mengangguk.
Pria itu langsung menunjuk telunjuknya ke arah sang istri. "Tanyakan kepadanya ayah, kesalahan apa yang sudah dia perbuat" ucap Taehyung membuat ulu hati Jisoo sangat sakit.
Siwon langsung menatap Jisoo. "Apa yang sudah dia perbuat?" tanya pria itu dengan heran.
Taehyung mendecih "dia mengirimkan seseorang untuk membunuh istriku"
Siwon terdiam dia tidak percaya, Tiffany pun menutup mulutnya saking terkejut, tapi Jisoo menatap sang mertua dia terus menggelengkan kepalanya, dengan tangis yang ada di matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gudang Luka
Fiksi Penggemar1. [END] Tidak ada lapak yang namanya plagiat, yang ingin plagiat angkat tangan lalu pergi;) Instagram : @Widyakml_1 Twitter : @Widya_komala_1 Tiktok : @akusiapa_nyakamu Jangan lupa follow Instagram sama Twitternya kawan. ©2021