Pria itu sedang berada di ruang inap bersama wanita yang terbaring di atas bangsal, tatapan Taehyung seolah-olah kosong, Jisoo baru saja di pindahkan ke ruang ini karena keadaan sekarang sudah sangat membaik, sudah beberapa hari pria ini tidak pernah pulang kerumah.
Sesekali hanya untuk mengambil pakaian Jisoo, dia tidak menemui Irene maupun Dara meski sudah pulang kerumahnya.
Pikirannya hanya tertuju Jisoo dan Jisoo, pria ini sekarang semakin terluka, dia menyesal apa yang telah di perbuat, sama sekali tidak dia pikirkan dua kali.
Dia masih sangat bersyukur karena Jisoo di berikan ke ajaiban oleh sang pencipta, namun wanita ini tak kunjung membuka mata sama sekali.
Taehyung memegang pergelangan tangan Jisoo, air mata yang sudah membendung di pelupuk matanya mengalir ke pipi Taehyung.
Dia mengusapnya dengan cepat, dadanya seperti ada yang mencabik-cabik, pria itu menelan ludahnya yang seperti batu kerikil.
Dia mengusap surai legam rambut milik Jisoo, "apakah tidurmu terlalu nyenyak Jisoo" lirihnya menatap Jisoo.
Air mata Taehyung berderai membasahi tangan Jisoo, dia pun sama sekali tidak menyadarinya kenapa air matanya terus berjatuhan.
Taehyung mengusap air matanya, dia gagal menjadi suami, apakah pantas pria ini di sebut suami, tidak. Bahkan dia selalu menyakiti hati Jisoo, selalu tidak mempercayainya, melindunginya saja dia tidak bisa.
Kepalanya semakin menunduk di samping bangsal sembari terisak, pikirannya begitu melayang, Jisoo yang tidak terbangun pun semakin membuat Taehyung takut, dia tidak mau kehilangan wanita ini, dia mencintainya meski pun tidak pantas untuk di sebutkan.
"Maafkan aku tuhannn..."
"Aku menyesal, tolong bangunkan Jisooku, hukum aku, aku tidak sanggup jika terus seperti ini"
Dia bergumam di dalam hatinya.
Taehyung membekam mulutnya sendiri, agar tangisnya itu tidak terdengar oleh siapa pun, namun siapa sangka sosok Siwon dan Tiffany sedari tadi berdiri melihat Taehyung menangis di sana.
Hati Tiffany seperti teriris silet ketika melihat Taehyung menangis, mungkin ini adalah penyesalan pria itu karena telah menyia-nyiakan seseorang yang mencintainya dengan tulus.
Tiffany ingin melangkahkan kakinya untuk menghampiri anaknya, seorang pria tua langsung menarik pergelangan Tiffany kembali membuat sang empu wanita paruh baya menoleh ke arah Siwon.
Siwon menggelengkan kepalanya sambil mengerjapkan matanya pelan, memberi isyarat, Tiffany tertunduk lama namun genggaman Siwon yang berada di pergelangannya langsung di lepas oleh Tiffany.
Dia tidak peduli namun sekarang anaknya sedang membutuhkannya, dia mana tega melihat anaknya terpuruk karena kondisi istrinya.
Tiffany pun mengerti mungkin Taehyung sedang rapuh karena penyesalannya.
Wanita itu melangkahkan kakinya pelan, dia menepuk pundak sang anak membuat sang empu Taehyung terkejut bukan main.
Taehyung dengan terburu-buru mengusap air matanya.
"Bunda"
Tiffany tersenyum kelu, bibirnya bergetar hebat melihat sang anak yang menyembunyikan kesedihannya, dia langsung memeluk Taehyung dengan pelan.
Taehyung terdiam di dalam dekapan Tiffany, wanita itu mengelus pucuk rambut anaknya, sampai terasa ada tetesan air mata di sudut-sudut mata Taehyung.
"Menangislah" lirih Tiffany.
Taehyung semakin terisak hatinya sangat sakit.
"Bunda aku menyesal"

KAMU SEDANG MEMBACA
Gudang Luka
Fanfiction1. [END] Tidak ada lapak yang namanya plagiat, yang ingin plagiat angkat tangan lalu pergi;) Instagram : @Widyakml_1 Twitter : @Widya_komala_1 Tiktok : @akusiapa_nyakamu Jangan lupa follow Instagram sama Twitternya kawan. ©2021