"Jinyoung kenapa kau tidak mencariku hem?"
Pria itu masih terdiam dengan tatapan yang sudah tidak bisa di kendalikan, wanita itu wajahnya masih sama seperti dulu, padahal dia sudah lupa dengan wanita yang ada di hadapannya dan memilih bersama Yoona istri kesayangan sekarang dan dulu.
"Kenapa aku harus mencarimu? Kita sudah tidak ada hubungan lagi" jawab Jinyoung.
Wanita itu mendecih menatap remeh ke arah Yoona yang ada di hadapannya itu, dia menatap wanita itu dari atas sampai bawah, oh ternyata wanita ini sedang mengandung, kandungannya pun sudah sangat besar.
"Sudah kuduga kau melupakan apa yang telah kau perbuat dan menyakiti hatiku sedalam mungkin" ucapnya getir.
Sekarang hati Jinyoung serasa campur aduk, sial bahkan dirinya sudah tidak bisa apa-apa lagi, melihat istrinya yang terus menggenggam tangan Jinyoung dengan erat itu membuat dia sudah tidak berdaya dengan wanita tersebut.
"Semoga kalian bahagia" wanita itu tersenyum miring lalu berdiri dari duduknya.
Kau bahkan akan di landa sebuah kesalahan yang amat besar Jinyoung hha - batin wanita itu.
Wanita itu langsung membalikkan tubuhnya sebelum melemparkan tatapan tajam ke arah Yoona dan senyuman remeh.
Setelah kepergian wanita tersebut Jinyoung langsung menghela nafas yang dari tadi dia tahan, dan Yoona langsung memeluk Jinyoung dengan rasa takut tubuhnya bergetar hebat, air matanya berjatuhan di dada sang suami.
"Kenapa dia datang, dia mengingatkan rasa sakitku" lirihnya di dekap sang suami.
"Tenanglah kau jangan menangis" pria itu mengelus puncak kepala sang istri, dia menenangkan sang istri meski pun sekarang dirinya sedang tidak sangat tenang.
"Aku takut" tangisnya hebat.
"Ada aku disini"
"Apakah dia akan berbuat yang tidak-tidak?" tanya Yoona sembari mendongakkan kepalanya.
"Tidak"
Yoona menghela nafas lalu mengusap air matanya yang bercucuran.
"Jika Jisoo tahu bagaimana?"
***
Seorang wanita sedang berada di dapur dia sedang memasak untuk makan malam bersama, dia sudah menyiapkan semua makanan yang di sukai oleh suaminya dan dirinya sendiri, banyak berbagai makanan yang sudah dia pasak.
Sudah berapa lama dia berdiri di dapur untuk memasak, pasti sudah tiga jam dia disini, wanita itu langsung menyimpan makanan yang ada di tangannya itu lalu membereskannya di atas meja.
"Kita makan bersama ya" ajak Jisoo kepada pengawal yang ada di hadapannya.
Pria itu membungkukkan badannya.
"Tapi nyonya itu tidak sopan"
Jisoo tersenyum.
"Kenapa tidak sopan, anggap saja kita keluarga, bukannya kau sudah di anggap keluarga oleh ayahku" ucap Jisoo membuat Taeyong mendongak.
Pengawal itu tertawa pelan "aduh nyonya meski pun begitu, statusku hanya pengawal jadi aku harus tahu batasannya"
Jisoo menepuk pundak Taeyong. "Jangan merasa begitu, bukannya kau sudah menganggapku adikmu bukan karena terus menjagaku sedari dulu, bahkan kau di urus sedari kecil oleh ayahku, apa itu masih bukan seperti keluarga hah?"
Sedikit cerita tentang Taeyong, memang benar Taeyong di urus oleh ayahnya Jisoo sedari kecil, Taeyong pun sangat berterimakasih sangat, sampai sekarang dirinya sangat canggung kepada keluarga itu, bukan canggung sih lebih tepatnya malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gudang Luka
Fiksi Penggemar1. [END] Tidak ada lapak yang namanya plagiat, yang ingin plagiat angkat tangan lalu pergi;) Instagram : @Widyakml_1 Twitter : @Widya_komala_1 Tiktok : @akusiapa_nyakamu Jangan lupa follow Instagram sama Twitternya kawan. ©2021