Irene tersenyum miring ke arah jendela, dia sangat senang ketika rencananya itu langsung berjalan sesuai keinginannya, sekarang dirinya seperti orang gila senyum-senyum sendiri.
Flashback!
Irene sedang mondar-mandir ke arah lain sambil mengigit jari, sedari tadi dirinya sangat bingung.
Wanita itu langsung membukakan pintu kamar, dan menutupnya secara perlahan, tak lama kemudian dia langsung menemukan sosok Jisoo yang turun dari tangga, dia menatapnya secara lamat-lamat sembari menyipitkan matanya.
Sebuah pikiran langsung terlintas di kepalanya, dia langsung buru-buru berlari ke kamar, mencari sebuah ponsel kesana kemari.
Tak cukup waktu lama dirinya langsung menemukan sebuah ponsel berada di sebuah nakas, buru-buru dia mengahampirinya dan memegangnya sambil mengutak-atik untuk mencari nomer seseorang.
Dia langsung menemukan nomer yang dia cari itu, ponselnya langsung di tempelkan ke telinga.
"Ada apa?" tanya seseorang di sebrang sana.
"Kirimkan seorang pria untukku" jawabnya sembari tersenyum miring.
"Untuk apa?"
"Aku akan membuat rencana"
"Hah?"
Irene langsung menjelaskan semuanya yang baru saja terlintas dalam pikirannya dan merumus rencana lewat telepon genggamnya bersama seseorang.
Lalu seseorang disana langsung terdiam sejenak "baiklah kau tunggu" ujarnya.
Tutt!
Sambungan telepon terputus secara sepihak, Irene langsung menarik alisnya sebelah dengan wajah yang menakutkan seperti psikopat, lalu dirinya langsung pergi mengambil tas.
Sebelum mereka pulang sebaliknya Irene harus buru-buru pulang kesini.
Sesuai rencana yang dia inginkan sekarang dirinya ingin merayakan kemenangannya, dirinya sekarang sangat puas.
***
Jisoo masih terus saja menangis, dia sedari tadi menggigit jarinya, matanya sangat sembab akibat terus menangis, dia sangat khawatir lelaki itu tak kunjung datang ke kamarnya, seharusnya Taehyung sudah berada di dalam kamar bersama dia.
Perut Jisoo sekarang terus terasa sakit, jika Jisoo menangis perutnya akan terasa sakit karena kekurangan tenaga, bahkan sekarang dirinya sangat tidak kuat badannya saja lebih lemah.
Klek!
Seseorang membuka pintu kamar, membuat mata Jisoo sangat berbinar, dia langsung mengusap wajahnya dan menghampiri pria itu.
Pria itu sedang membuka lemari pakaiannya, dia mencari sesuatu entah apa yang dia cari sekarang, Jisoo langsung mendekatkan dirinya ke arah Taehyung.
"Tae–" belum sempat Jisoo berbicara Taehyung langsung memotong.
"Aku akan tidur bersama Irene, jadi kau jangan menungguku" dinginnya, lalu meninggalkan Jisoo sendiri disana.
Jisoo ingin menghentikan pria itu tapi pria itu sudah di telan pintu, sangat sakit ketika suaminya itu terus menyalahkannya bahkan dia tidak meluangkan waktu untuk mendengar perkataan Jisoo.
Sekarang dirinya sangat frustasi, sudahlah jika dia terus-terusan begini. Apakah dia harus kuat? sudah jelas dirinya tidak akan pernah kuat, meski pun terus memaksanya untuk kuat.
***
Sedari malam dirinya tidak tidur bahkan, sekarang matanya menghitam seperti mata kuda, dia semalaman menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gudang Luka
Fanfiction1. [END] Tidak ada lapak yang namanya plagiat, yang ingin plagiat angkat tangan lalu pergi;) Instagram : @Widyakml_1 Twitter : @Widya_komala_1 Tiktok : @akusiapa_nyakamu Jangan lupa follow Instagram sama Twitternya kawan. ©2021