Taehyung memarkirkan mobilnya di depan rumahnya, dia membuka pintu mobil dengan pelan dan cukup tergesa-gesa, pria itu berjalan menuju pintu depan dan membukanya.
Setelah itu dia membuka pintu, matanya langsung tertuju kepada Irene yang sedang terududuk di sofa bersama Dara, pria itu merasa aneh dengan atmosfer yang tidak seperti biasanya.
pria itu melangkah kakinya, tatapan Taehyung teralihkan kepada sebuah koper yang berada di samping Irene, pikirannya semakin heran dan tidak mengerti.
Pria itu mengernyitkan keningnya.
"Kau?-"
Irene dengan cepat berdiri dari duduknya, Taehyung berjalan mendekati Irene, Irene menundukkan kepalanya bagaimana dirinya berbicara kepada Taehyung, mendadak mulutnya kelu, mata Irene sudah mulai berkaca-kaca menatap Taehyung, Taehyung heran dan dia mengalihkan tatapan kepada Dara.
"Maafkan aku" suara Irene langsung membuat Taehyung mengernyitkan keningnya.
"Aku akan pergi" parau Irene, Taehyung menatap Irene tidak percaya, pria itu terdiam kaku membulatkan kedua bola matanya.
"Apa maksudmu?" Tanya Taehyung pria itu semakin mendekatkan tubuhnya di depan tubuh Irene. Pria itu memegang erat bahu wanitanya, Irene memejamkan matanya dalam-dalam, wanita itu menarik nafas membuangnya secara perlahan, memberanikan diri untuk membukakan matanya.
"Kita akan cerai!" putus Irene tak mau lama, Taehyung melepaskan tangannya pria itu menatap kosong ke depan Irene, menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"Aku tidak mau! bagaimana dengan anak kita?" tanya Taehyung getir, air matanya terjun sudah, membuat Irene terisak sakit di dadanya.
"Jangan mengharapkan anak itu" gumam Irene, jantung Taehyung mendadak berhenti dan hatinya seperti rapuh.
"Dia sudah tidak ada, disini ketika aku di bawa kerumah sakit"
"Lagian aku tidak sengaja mengugurkan anak kita."
Taehyung tersenyum miris dengan sakit di dadanya, dia mendekat ke arah Irene lalu menamparnya dengan begitu keras karena terlalu sakit bagi Taehyung, dan tidak percaya.
Plakkkkk!
Dara yang melihat itu terkejut, dia menutup mulutnya tidak percaya dan menghampiri Irene dengan cepat, nafas Taehyung terengah-engah, amarahnya sebentar lagi akan memuncak.
Irene menutup matanya, pipinya panas terkena tamparan Taehyung, sudut bibirnya langsung terdapat setetes darah hangat.
"KENAPA KAU BERBOHONG!"
"KENAPA KAU MENUTUPINYA!" sentak Taehyung amarahnya sudah di ambang batas. Irene hanya terdiam menundukkan kepalanya dalam-dalam sembari menangis di peluk oleh Dara.
"JAWAB AKU!" teriak Taehyung.
Irene mengangkatkan kepalanya ke arah Taehyung. "Semuanya aku berbohong Taehyung"
Sekarang giliran Taehyung yang terdiam, sembari menatap Irene.
"Dari aku yang mencintaimu, dari aku datang ke kehidupannmu-" Irene menjedanya sebentar sembari menatap nanar pria yang ada di hadapannya.
"intinya aku menggunakanmu untuk membalaskan dendamku kepada ayahku, maafkan aku"
"dari kecelakaan Jisoo semuanya yang terjadi antara kalian, perenggangan dari kalian itu semua salahku karena ingin melukai Jisoo dan ingin Jisoo merasakan semuanya yang aku rasakan" jelas Irene kepada Taehyung. Taehyung tertohok dadanya semakin menjadi-jadi, pria itu memundurkan tubuhnya tidak percaya, Irene yang dia kenal tidak seperti ini.
"Aku pergi" dengan rasa sakit yang berada di hati Irene dengan berat hatinya, wanit itu menundukkan kepalanya untuk pamit kepada Taehyung, Taehyung menggelengkan kepalanya tidak percayaan merasa tertekan dengan semua yang baru saja irene katakan.
"Kau-" suara Taehyung langsung menghilang karena dada yang terasa sesak di hatinya.
Dara langsung membawa koper yang sedari tadi berada di sampingnya, ia menarik koper tersebut, melangkahkan kakinya membuntuti Irene dari belakang.
Taehyung jatuh meluruh ke atas lantai, pria itu menangis meraung sejadi-jadinya, selama ini dirinya salah menilai, membiarkan Jisoo terluka atas perlakuannya, hari ini Taehyung di penuhi luka yang cukup mendalam, dari semua kejadian yang selama ini dia biarkan sendiri dan tidak di ketahui olehnya.
***
Irene turun dari mobilnya bersama ibunya sekarang dirinya sudah berada di bandara dia akan melupakan semua kenangan yang berada di sini, memulai kehidupan yang baru, sama seperti dara.
Baru saja Irene ingin melangkahkan kakinya, sebuah mobil polisi langsung menghadangnya, beberapa orang langsung keluar dan berlari menghampiri Irene dan Dara. Kedua orang itu langsung terkejut ketika melihat Siwon berada di samping antara mereka.
"Maaf nyonya saya di perintahkan untuk menangkap anda" salah satu dari mereka langsung mendekati Dara.
Irene langsung membulat kedua bola matanya ketika melihat bundanya yang langsung di borgol oleh kedua polisi tersebut.
Irene menggelengkan kepalanya. "Bunda ga salah kenapa bunda saya di tangkap, oh tolong jelaskan" bantah Irene tidak mau jika bundanya di bawa begitu saja.
"Semua sudah jelas Irene, jadi kau tidak usah menghalangi ibumu, karena dari awal ini adalah kesalahan ibumu yang sudah meracuni pikiranmu" jelas Siwon tak mau lama-lama kedua polisi itu langsung membawa Dara.
"TIDAK!" teriak Irene kepada Siwon.
"Dia tidak salah!"
"Bawa dia" Siwon yang sudah lelah langsung memerintahkan kepada mereka yang sudah memborgol kedua tangan Dara.
Irene langsung menghalangi itu dan memeluk Dara. "Bunda jangan kau tidak salah seharusnya aku yang mereka tangkap, bicaralah"
Dara menghela nafas "sudahlah turuti kata mereka, kau tidak salah aku yang salah, maafkan aku sayang" Dara mengelus pucuk rambut Irene dan menciumnya.
"Aku tidak mau, dan tidak akan membiarkannya"
"Hem, jaga kesehatanmu"
"Pergilah dari sini, mulailah kehidupan barumu" ucap Dara.
"Maafkan aku jika aku belum menjadi ibu yang terbaik untukmu"
"Tidak bunda" Irene menggeleng kepalanya.
"Kumohon" pinta Irene sekali lagi, agar bundanya itu bisa mengelak seperti biasanya.
"Jangan bawa bundaku"
"Dia tidak salah"
Irene seperti orang kegilaan yang terus meraung menangis.
Irene tidak rela jika Dara di tangkap seorang, wanita itu melepaskan pelukannya dari sang bunda, perlahan bundanya di bawa pergi ke dalam sebuah mobil polisi, Irene terisak sakit di dadanya tak kuat menahan tangis di dalam hatinya, wanita itu runtuh dan dihalangi oleh beberapa orang ketika ingin menyusul sang bunda. Irene menangis meneriaki nama bunda tak ingin di tinggalkan oleh sang bunda.
Ketika mobil sudah melaju dan menjauh wanita itu runtuh ke bawah, Irene meremat baju dengan kasar.
"Ini semua salahku"
***
Semoga happy ending yah, aku bakal triple up hhe, tunggu aja.
Btw kalian ada yang main Rp?
jangan lupa mampir k cerita Aknas yah, pembacanya masih sedikit hem.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gudang Luka
Fanfic1. [END] Tidak ada lapak yang namanya plagiat, yang ingin plagiat angkat tangan lalu pergi;) Instagram : @Widyakml_1 Twitter : @Widya_komala_1 Tiktok : @akusiapa_nyakamu Jangan lupa follow Instagram sama Twitternya kawan. ©2021