Sepertinya pertentangan hubungan bersama Taehyung akan kembali lagi, baru saja Jisoo merasakan kebahagiaan sedikit.
Dia langsung di jatuhkan oleh seseorang yang datang dari rumah ini, meski pun begitu Jisoo tidak tahu harus apa.
Sekarang dirinya tidak bisa berkata apa-apa lagi, dirinya sedari tadi terus menangis, bahkan menatap kosong ke arah depan.
Menghela nafas berat, mengusap air matanya dengan pelan, srekk dadanya serasa di cabik-cabik ketika mengeluarkan nafas itu.
Apakah tuhan tidak mengijinkan Jisoo untuk bersama Taehyung, apakah dia harus terus-menerus mendapatkan ketidak percayaan dari suaminya itu.
Tidak habis pikir dengan pola pikir Taehyung, padahal Jisoo sama sekali sudah memaafkan Irene.
Jika dia masih belum memaafkan Irene, mungkin saja dia sudah menyuruh Taehyung menjauh dari hidupnya.
Tapi ini dia pun sama seperti Irene.
"Heh" gumamnya sakit sembari mengusap wajah cantiknya itu.
Jisoo berdiri dari duduknya, sudah berapa lama dirinya disini.
Taehyung pun tidak menemui Jisoo sama sekali apakah dia masih marah, Jisoo tersenyum sakit seharusnya Jisoolah yang marah.
Tapi Jisoo tidak pernah marah kepada Taehyung, karena dia tidak bisa sama sekali untuk marah kepadanya bahkan sedetik pun.
***
Irene sekarang sudah berada di dalam kamar bersama ibunya, wanita itu memeluk erat tubuh sang anak sembari menatap rembulan malam yang sungguh cantik.
Entah kenapa rasanya di dalam dekapan sang bunda itu membuat Irene tenang, meski pun dirinya sedang gelisah.
Tapi sekarang dia sedang tidak gelisah, malahan dirinya sangat bahagia, dia serasa sudah melupakan niat yang harus dia lakukan.
Karena ibunya selalu menjadi penenang untuk Irene.
Irene mendongakkan kepalanya. "Aku bangga sama bunda" senyumnya terbit di bibirnya.
Dara langsung membalas perkataan sang anak.
"Kenapa kamu bangga sama bunda sayang?" tanya Dara.
"Aku sayang banget pokoknya"
Dara melepaskan pelukannya, dan memandang sang anak untuk mendengarkan pembicaraannya.
"Karena bunda udah mau bertahan, mertahanin Irene, tapi apakah bunda tau, dibalik semua itu ada luka yang membekas bukan?"
Ketika Irene membicarakannya itu hati Dara langsung membekas dan terluka.
"Karena kamu bunda bertahan, kekuatan anak bunda yang selalu menjadi bunda bertahan sayang" Irene langsung di tarik kepelukannya, Dara menangis di kepala Irene, dan Irene pun menangis di dalam dekapan sang bunda.
Ini sudah waktunya.
"Siapa yang membantumu sayang ketika bunda tidak ada?" tanya Dara.
Dengan santai Irene menjawabnya.
"Sepupumu bunda" senyumnya terbit.
"Semoga saja dia tidak berkhianat"
"Aku percaya bahwa dia tidak akan pernah berkhianat sedikit pun, bahkan dia selalu memberikanku informasi tentang dia"
"Baguslah"
"Buatlah sebuah penyesalan, buat dia tinggal seperti di neraka dan tidak akan kuat sama sekali"
Irene mendongakkan kepalanya. "Tapi bunda, akan banyak orang yang terluka."
"Biarkanlah, ini demi perjuangan kita selama ini yang sudah kita tunggu-tunggu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Gudang Luka
Fiksi Penggemar1. [END] Tidak ada lapak yang namanya plagiat, yang ingin plagiat angkat tangan lalu pergi;) Instagram : @Widyakml_1 Twitter : @Widya_komala_1 Tiktok : @akusiapa_nyakamu Jangan lupa follow Instagram sama Twitternya kawan. ©2021