Part 42.

1K 159 46
                                    

Jisoo berjalan di luar rumahnya air matanya mengalir begitu deras tanpa ingin berhenti, dia memejamkan matanya, merasakan apa yang sedang sakit di dadanya maupun fisiknya.

Wanita berbalik ke belakang, berharap Taehyung menghentikannya, namun tidak pria itu tak kunjung datang.

Jisoo mengusap air matanya. Dia langsung berjalan tanpa memperdulikan maid yang sedang berjaga di luar rumahnya, Jisoo langsung keluar gerbang, dia berjalan dari sana.

Wanita ini tidak ingin bersama pengawalnya Taeyong, entahlah dia tidak mau jika pria itu akan repot, sekarang Jisoo tidak ada tujuan sama sekali bahkan dia tidak ingin pulang ke rumah ayahnya.

Sekarang tidak ada yang Jisoo percaya sama sekali bahkan ayahnya sendiri pun, semua orang seperti membohongi dirinya sendiri bahkan takdir seperti tidak ingin Jisoo bahagia, dia memikirkan itu.

"Bahkan dunia pun tidak ingin seorang Jisoo bahagia" gumamnya sambil mengusap air matanya lagi.

Jisoo langsung menghentikan langkahnya, mendongakkan kepalanya, ketika rintikan hujan langsung menetes di wajahnya, dia memejamkan matanya merasakan rintikan-rintikan hujan, wanita itu semakin terisak, tangisnya semakin terpecahkan.

Alam pun seperti tahu bahwa dirinya sekarang sedang merasakan sakit yang mendalam, hujan pun tidak menjadi rintik lagi, namun menjadi deras, lama kelamaan baju Jisoo dan seluruh tubuhnya basah kuyup.

Wanita itu masih setia berjalan sembari menangis, tanpa memperdulikan lalu lalang di sekitarnya, banyak orang-orang yang berlarian untuk berteduh, dia hanya berjalan di bawah langit hujan, meratapi nasibnya yang seperti ini.

Jisoo menelan salivanya secara paksa. "Kuatkan dirimu Jisoo? Jika kau tidak kuat maka berhentilah" gumamnya.

"Jisoo" teriak seseorang yang memanggilnya.

Wanita itu langsung menoleh kebelakang, Jisoo langsung membuang pandangannya ketika seseorang itu adalah Taehyung yang  berdiri di samping mobilnya.

Dengan cepat wanita ini melangkahkan kakinya dengan cepat, dia tidak ingin melihat pria itu.

Hati Jisoo sekarang semakin sangat sakit, sesakit yang tidak pernah dia bayangkan seumur hidupnya, seperti akan berhenti bernafas karena terlalu sakit.

Taehyung langsung menarik pergelangan tangan Jisoo, membuat tubuh Jisoo langsung di bawa kedalam pelukan sang suami.

Taehyung memeluknya dengan erat.

"Kumohon kau jangan pergi"

"Maafkan aku"

Apakah pria ini gila? apakah dia selalu ingin memonopoli Jisoo, seenaknya bahkan dia tidak pernah percaya sedikit pun kepada Jisoo, untuk apa Jisoo terus berada di sisinya.

Dia lebih memilih Irene di bandingkan dirinya sendiri, itu malah membuat sikap Taehyung menyuruh Jisoo pergi dari kehidupannya.

Jisoo terdiam sembari terisak-isak dalam pelukan sang suami, dia memejamkan matanya, tak lama kemudian suara serak Jisoo membuat Taehyung semakin mengeratkan pelukannya.

"Lepaskan aku" gumam Jisoo pelan, suaranya tidak terdengar karena terlalu bising oleh derasnya hujan.

"Lepaskan aku Taehyung"

Akhirnya Taehyung mendengarkan suara Jisoo dia menggelengkan kepalanya, pria itu malah memeluk Jisoo tanpa ingin melepaskannya.

"Aku tidak mau, maafkan aku Jisoo."

Wanita itu memberontak di pelukan Taehyung, sebisa mungkin Jisoo melepaskan pelukan suaminya, dengan cepat Taehyung pun melepaskan pelukan Taehyung.

"Apakah kau sadar Tae?" lirih Jisoo menatap Taehyung.

Mata Taehyung langsung berkaca-kaca ketika Jisoo menatapnya dengan penuh kesakitan.

"Maafkan aku Jisoo"

Taehyung mengambil tangan Jisoo, namun Jisoo langsung menepisnya, wanita itu mendecih kepada Taehyung, kenapa pria ini meminta maaf kepadanya, barusan Taehyung menyuruhnya untuk pergi dari rumah membuat Jisoo semakin di landa kesakitan dirinya sendiri.

"Terkadang aku selalu berpikir, kenapa dirimu selalu meminta maaf, jika kesalahanmu terus kau ulangi"

"Apakah kau sadar, maafmu sudah sering anu dengar di ucapkan di bibir Taehyung, aku sudah tidak percayaan sekarang dengan maafmu itu" lirih Jisoo, dia langsung melangkahkan kakinya.

"Kumohon" Taehyung kembali menarik pergelangan tangan Jisoo.

Jisoo memejamkan matanya.

"Aku sudah lelah dengan semuanya Taehyung"

"Kau pun tidak pernah menanamkan kepercayaan kepada diriku" Jisoo menatap Taehyung. "Jadi untuk apa aku tetap bersamamu lagi, lebih baik aku pergi meski pun aku ingin bersamamu"

Jisoo memejamkan matanya karena sakit yang berada di dalam dadanya semakin panas.

"Percuma saja kau bahkan lebih memihak Irene"

Jisoo bukan ingin di pihak oleh Taehyung, namun dia hanya ingin di percaya olehnya, karena dia berkata jujur, tapi Taehyung dia hanya selalu mempercayai kedua makhluk itu.

"Kau tidak boleh pergi" pinta Taehyung dengan nada menyesal.

Jisoo kembali menghempaskan tangan Taehyung. "Apakah kau tuli Taehyung, aku sudah lelah"

"Kumohon"

"KITA SUDAH RETAK!"

"Selamat kau menang Taehyung, bukannya ini yang kau inginkan aku pergi dari kehidupan, tapi kenapa kau mencegahku"

"Aku sudah pergi dari kehidupanmu"

Jisoo melangkahkan kakinya, Taehyung pun ikut dia menyusul Jisoo dari belakang,. sampai dimana Jisoo mempercepat langkahnya, dia sudah tidak ingin sekarang dirinya akan mencoba untuk melupakan Taehyung, semoga pria itu bahagia dengan wanita yang di pilihnya meski pun wanita itu salah.

Namun Jisoo berharap bahwa Irene dan Dara cepat sadar, dan tidak memanfaatkan Taehyung.

"Apakah kau ingin meninggalkanku Jisoo" Taehyung terus menyusul dari belakang, Jisoo tidak mau mendengarnya, dia akan menulikan pendengarannya.

Taehyung ikut mempercepat langkahnya.

"Jangan mengikuti

Gudang Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang