Diminggu pagi ini cuaca sangat tidak sedang bersahabat,hujan deras sedang melanda kota Jakarta,disalah satu pemukiman padat penduduk,seorang pemuda sedang bermalas-malasan,sesekali ia juga menguap lebar.
Rigel sedaritadi hanya duduk didepan tv sambil menonton kartun kesayangannya sikembar botak dari negera tetangga,
kalau saja ketiga sahabat Rigel tahu dia penggemar setia sikembar botak,bisa-bisa habis dia diejek sampai keakar-akarnya.
"Rigel babynya Buna,daritadi kok nonton terus,gak ada kegiatan lain apa?.""Gak ada Buna sayang,tugas sekolah Rigel udah Rigel kerjain dari kemaren,
sekarang tugas Rigel itu cuma mantengin TV aja,lagian diluar hujannya deras banget,Rigel jadi gak bisa main kemana-mana.""Banyak banget sih alasannya baby buna ini,bilang aja lagi mager apalagi kalau lihat tuh dua botak lagi tayang pasti gak mau diganggu,mana lagi episodenya diulang-ulang apa Baby gak bosen?Buna aja bosen loh,jadi jangan sok-sok an ya bilangnya gak bisa main keluar rumah,
Buna tau kok babynya buna ini kan jarang main keluar rumah tiap apalagi tiap ketemu weekend,kecuali kalau lagi ada hal yang mendesak aja,
itupun hal mendesaknya kalau lagi pengen jajan.""Nah itu buna tau,tanpa Rigel jelasin panjang kali lebar kali tinggi aja buna udah ngerti."
Percakapan antara ibu dan anak tersebut harus berhenti dikarenakan ada yang mengetuk pintu rumah mereka.
"Bentar ya,Buna kedepan dulu mau bukain pintu,tumben-tumbenan aja minggu gini ada tamu yang datang kerumah,
siapa tau aja ada pelanggan yang mau mesan nasi uduk buna buat hajatan.""Biar Rigel aja buna,itung-itung olahraga,lagian bokong Rigel udah panas daritadi duduk terus."
"Ya udah buna kedapur dulu bentar, mau nyiapin cemilan buat kesayangan Buna."***
Rigelpun berjalan kedepan dan segera membuka pintu rumahnya dan ia sangat terkejut orang yang mengetuk pintu itu adalah kakak kelasnya yang bernama Langit.
Langit tidak sendiri,dia juga datang bersama seorang lelaki seumuran dengan Bunanya,
Rigel ingat lelaki ini adalah lelaki yang berbicara bersama bunanya beberapa hari yang lalu."Eh...bang Langit,kok tau letak istananya Rigel,bang Langit mau ngapain kesini mau pesan nasi uduk buatan Buna ya?
mau berapa banyak?buat hajatan apa?
kapan mau diantar?nasi uduk buatan Buna paling endol deh bang,
abang kalau udah nyicip pasti ketagihan,kalau abang udah ketagihan
abang gak akan kecewa apalagi kalau pesan yang banyak."cerocos Rigel tanpa jeda"Sebenarnya gue kesini mau meng-
Sebelum Langit menyelesaikan perkataannya Rigel dengan watadosnya memotong ucapan Langit."Eh..eh..ini kan oom-oom yang kemaren ketemu didepan supermarket kan??yang ngebentak Buna Rigel,ngapain oom kerumah Rigel?mau minta sumbangan ya??,atau mau ngebentak buna lagi??terus kok bareng sama bang Langit kesini?"Dengan tampang songongnya Rigel berkata ketus ke pada Angkasa.
"Oom kesini gak mau ngebentak ibu kamu apalagi mencari masalah sama kamu dan ibumu,justru oom kesini mau minta maaf sama ibu kamu,oh ya dan Langit ini anaknya oom."jawab Angkasa
"Ohh..pantes mirip banget,sama-sama muka datar kayak papan triplek,trus ngapain oom mau minta maaf sekarang,lebarankan masih lama oom."
"Baby siapa yang bertamu,suruh masuk dulu tamunya jangan ngobrol didepan pintu,gak baik tau."teriak Sherena dari arah dapur
"iya buna,iya,,ayok bang,oom masuk dulu gak enak ngobrol didepan pintu,pamali kata buna Rigel."
Rigel mempersilahkan Angkasa dan Langit untuk duduk dikarpet yang telah disediakan diruang tamu.
Angkasa merasa miris melihat keadaan seisi rumah ini,dari ruang tamu yang hanya diisi dengan karpet,satu buah televisi tabung berukuran kecil,satu buah meja dan satu buah rak berisi seluruh buku-buku pelajaran milik Rigel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rigel Orion
Teen FictionRigel itu pemuda sederhana berparas rupawan,ia hidup bersama bunanya yang berprofesi sebagai penjual nasi uduk. Pemuda yang sangat mencintai dan menghormati bunanya,pemuda yang tidak malu akan nasib hidup dirinya,dan pemuda yang tidak diakui ayah...