Bab 13

5.9K 368 6
                                    

   Selesai makan malam,Rigel dan Langit segera berjalan menuju kamar Rigel,kamar yang tidak begitu luas,jika dibandingkan dengan luas kamar Langit dan Angkasa sangat berbeda jauh sekali,bila dibandingkan dengan luasnya kamar pembantu mereka pun masih kalah jauh

sementara saat ini Angkasa sedang berada di ruang tamu untuk menyelesaikan pekerjaan kantornya,ia memang membawa semua pekerjaan kantornya hanya agar tidak melewatkan momen-momen kebersamaan mereka

    ia juga tidak akan menawarkan bantuan tenaganya kepada Sherena yang saat ini sedang sibuk membersihkan meja makan,karena dirinya sangat sadar bila ia membantu pekerjaan Sherena maka Sherena lagi-lagi akan melontarkan kata-kata pedasnya

***

Saat ini Rigel sedang menikmati sekotak besar es krim kesukaannya sementara Langit sedang mengerjakan pekerjaan sekolah yang menumpuk

"Dek,kamu gak ada tugas sekolah apa?"tanya Langit

"Ada bang."jawab Rigel dengan entengnya sambil terus menyuap eskrim kedalam mulutnya

"Terus Kok gak dikerjain,malah nyantai,kerjain gih,mumpung belum terlalu malam."

"Ya elah Bang,besok ajalah disekolah,lagian eskrim Rigel lebih penting bang,gak bisa diganggu gugat apalagi nanti eskrimnya keburu meleleh,kan kasihan."
ucap Rigel dengan tampang sok sedih

"Darimana jalannya eskrim lebih penting dari tugas sekolah,kan bisa disimpan dulu dikulkas,kamu banyak banget alasannya,cepet kerjain sekarang,atau abang beritahu Buna kalau Rigel gak pernah ngerjain tugas sekolah,selalu ngerjainnya pas nyampe disekolah itupun dengan mwnyalin punya orang."ancam Langit

"Eittt,,,,jangan bang,kalau Buna marah bakalan ada perang nuklir bang,belum lagi pidatonya bang,bisa gak habis sehari semalam,iya..iya..Rigel kerjain sekarang,
lagian gak segitunya juga kali bang tiap ada tugas dari sekolah Rigel ngerjainnya pas disekolah,baru kali ini doank nih,salahin aja eskrimnya yang gak mau pisah dari kegantengannya Rigel."cerocos Rigel dengan tampang sewotnya

"Ya elah,,,pake nyalahin eskrim yang gak mau pisah dari kamu!!,yang ada kamu yang gak mau dipisahin sama eskrim."

"Bang,Rigel mau ngerjain diruang tamu aja,siapa tahu dapat ilham untuk setiap jawaban tugas sekolah Rigel."jawab Rigel tanpa Mendengar sindiran dari Langit

"Bilang aja adek abang yang satu ini mau dekat ama Daddy,pake banyak alasan lagi, ya udah abang juga mau ikut siapa tahu Abang bisa nonton live streaming sinetron dengan judul"anakku kembali lagi kedalam hidupku setelah sekian lama mancari kata maaf dari dirinya."ucap Langit sambil menatap dan menggoda Rigel

"Abang kebanyakan nonton sinetron ikan terbang kayaknya,terlalu alay apalagi tuh judul sinetron panjangnya kayak jalan tol."

Rigelpun berlalu meninggalkan Langit yang masih saja terus-menerus menggodanya

Saat diruang tamu Rigel melihat Angkasa sedang sibuk berkutat dengan berkas-berkas kantor,dengan tampangnya yang sangat serius,elegan dan juga sangat berwibawa,itulah gambaran yang dilihat Rigel terhadap Angkasa

kalau ia membayangkan dirinya seperti Angkasa ia yakin banyak sekali gadis-gadis yang akan terpesona dengan sifat dan gayanya yang mirip persis seperti Angkasa

Tetapi kembali lagi ia menepis angan-angannya itu,tanpa permisi iapun segera duduk disamping Angkasa sambil membuka tugas yang akan ia kerjakan

Angkasapun sangat terkejut saat ada seseorang duduk disamping dirinya dan tanpa permisi membuat ia hampir saja jantungan

iapun menoleh kesamping ternyata Rigel anaknyalah yang berada disamping dirinya yang sedang mengerjakan sesuatu

Angkasapun yakin bahwa Rigel sedang mengerjakan tugas sekolah, ia juga melihat Langit yang juga berjalan kearah dirinya sambil menenteng buku pelajaran dan tanpa permisi juga langitpun mendudukkan bokongnya tepat disamping Rigel.

"Dasar Abang dan adik kelakuannya sama persis"bathin Angkasa berkata

"Rigel,ada yang mungkin bisa Ayah bantu?"Tanya Angkasa

"Gak ada oom,Rigelkan udah pinter dari orok,pasti Rigel bisa nyelesainnya dengan cepat dan benar."jawab Rigel dengan songongnya

"Ya udah kalau ada yang susah dan Rigel tidak mengerti tanya aja sama Ayah,Ayah siap membantu anak Ayah."ucap Angkasa sambil mengerjakan kembali pekerjaannya yang tertunda akibat kedatangan kedua anaknya

"Hhmm."Rigel menjawab dengan deheman

***
Setelah berkutat didapur,Sherena berjalan menuju ke kamar anaknya dan ia ingin melihat sedang apa Rigel dan Langit dikamar,sampai disana ia tidak melihat Langit dan Rigel berada didalam kamar

Sherena pun kemudian berjalan menuju ke ruang tamu dan iapun melihat mereka bertiga laki-laki yang berbeda umur masing-masing sedang sibuk berkutat dengan tugas mereka

melihat itu hati Sherena merasakan sedikit menghangat,yang biasanya Rigel mengerjakan tugas sekolah sendirian kini sudah ada yang menemani anaknya,tak dapat dipungkiri bahwa ia juga berkeinginan mempunyai keluarga yang utuh dan lengkap

tapi mengingat lagi kelakuan Angkasa terhadap dirinya dulu hatinyapun kembali goyah,ia merasakan kembali sakit yang amat luar biasa,ia seharusnya tak boleh egois,jika memang Rigel memaafkan Angkasa ia akan mencoba ikhlas terhadap keputusan Rigel dan jalan hidupnya.

Anaknya memang masih sangat membutuhkan sosok seorang ayah,mengingat saat Rigel kecil ia selalu menanyakan dimana keberadaan ayahnya

apalagi saat itu Rigel sering sekali diejek dan dihina bahwa ia tidak mempunyai seorang ayah yang lebih menyakitkan lagi Rigel sering dihina teman sebayanya dengan sebutan anak haram.

Sherena yang saat itu terus diberondong dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut oleh Rigel tentang dimanakah keberadaan Ayahnya,ia pun hanya bisa berkata kepada Rigel tunggu kamu memasuki usia remaja Buna akan menceritakan semuanya.

Beranjak remaja tepatnya memasuki masa SMP,Sherena mulai menceritakan masa lalu dirinya tanpa ditutup tutupi,bagaimana ia terlahir kedunia ini dan bagaimana sosok yang saat itu anaknya rindukan tidak menginginkan dirinya lahir,Sherena menceritakan semuanya diiringi isak tangis dan juga kekecewaan yang luar biasa.

Setelah menceritakan semuanya,Rigel tidak pernah lagi sekalipun menanyakan keberadaan ayahnya,iapun menjalani hari-hari seperti biasanya seolah Rigel tidak lagi membutuhkan sosok seorang ayah

Saat inipun Sherena sangat yakin,Rigel yang cuek dan bersikap dingin terlebih lagi bersikap seenaknya terhadap Angkasa sebenarnya merasa sangat senang jika Angkasa sekarang audah berada didekat dirinya

belum lagi Rigel yang sedari dulu menginginkan Ayahnya akan slalu berada disampingnya dan menyemangati dirinya dalam segala hal,termasuk saat ini mengerjakan tugas sekolah didampingi sosok seorang Ayah.

Selain itu hidup Rigel semakin berwarna karena saat ini ia juga tahu bahwa ia mempunyai saudara walaupun berbeda ibu

Saat pulang sekolah Rigel sangat bersemangat sekali jika ia menceritakan sosok Langit,Langit yang inilah,Langit yang itulah,seolah-olah hanya ia saja yang mempunyai saudara didunia ini.

Apalagi saat Rigel berkata kepada dirinya
"Bun,Bang Langit itu superheronya Rigel loh,Bang Langit itu Abangnya Rigel yang paling baik"
Mendegar Rigel yang selalu mengagumi Langit,Sherena semakin yakin dan tidak salah menilai sejak pertama kali bertemu Langit bahwa Langit adalah saudara yang baik yang mampu menjaga Rigel

Mungkin untuk Kali ini Sherena tidak akan egois dan untuk saat ini ia tidak akan melarang kedekatan Angkasa karena ia juga ingin Rigel merasakan kehadiran seorang ayah,
ia pun kembali berjalan menuju dapur untuk menyiapkan cemilan dan minuman buat tiga laki-laki yang bebeda generasi tersebut



Rigel OrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang