Bab 10(revisi)

7.7K 428 4
                                    


   Malam ini dikediaman Rigel lagi sedang ramai,dikarenakan Langit dan juga Rigel saling melempar candaan,walaupun candaan mereka terkadang sangat terdengar garing terutama candaan dari Langit
  
   oh ya satu lagi ada juga tamu tak diundang yang juga ikut bersama Langit,ia hanya melihat bagaimana Langit dan Rigel saling berinteraksi,Rigel sih gak permasalahin status keberadaan dia,asalkan jangan mengganggu keberlangsungan hidup Bunanya aja.

   Ada perasaan senang juga di hati Rigel,dia yang mengaku  sebagai ayah Rigel ikut juga datang kerumahnya bersama dengan Langit,tapi hanya sedikit loh belum banyak-banyak Rigelkan masih marah sama tuh oom-oom,ia juga belum mau menyebut kata Ayah sebelum Buna memberi sinyal maaf kepada oom-oom itu.

  Kesan angkuh dan sombong Rigel tunjukkan kepada Angkasa,biar dia ngerasa kalau maafnya Rigel itu mahal,dibayar sama harta Angkasapun gak akan cukup

ssttt jangan bilang-bilang ya...kalau dikasih uang banyak sih Rigel gak akan nolak,siapa sih yang gak suka sama uang,dasar siRigel aja mata duitan,apalagi kalau disogok sama eskrim sekotak langsung turun tuh harga kata "maaf" Rigel yang ia Agung-agungkan dengan label mahal

  terkadang hati Rigel merasa sangat bimbang,kadang ia cepat-cepat ingin memberi maaf dan terkadang juga ia masih belum mau memberi maaf,berbeda lagi dengan Bunanya,melihat muka Angkasa saja Sherena pengen banget tampol tuh muka sampai bolak-balik, Angkasa bernapas dikit aja Sherena pengen banget mencekiknya,Angkasa berbicara sepatah kata saja Sherena pengen jahit tuh mulutnya

   Daripada Sherena cepat menjadi tua atau cepat mati muda,setiap ia meLihat Angkasa dirinya akan memberi jarak aman agar Angkasa tidak bisa sedikitpun mendekati dirinya,kalau bisa dia akan memberi jarak yang sangat jauh mungkin dari jarak Indonesia sampai kemalaysia
   
   akan tetapi terkadang Sherena juga merasa kasihan melihat Angkasa,tiap Angkasa ngajak ngobrol Rigel,Rigel akan cuek,pura-pura sibuk bahkan yang lebih parah nggak nganggap Angkasa ada didepan matanya.

Iapun juga bersikap demikian,jika Angkasa mengajaknya berbicara,ia pura-pura tak mendengar,apalagi jika Angkasa ingin membantu dirinya ia pasti akan langsung memarahi bahkan mencaci maki Angkasa

  Lain halnya dengan Langit,jika Langit mengajak Rigel mengobrol,Rigel segera menanggapinya,
    Langit pun terkadang merasa kasihan melihat keadaan Daddynya untuk itulah ia akan mencari topik yang bisa membuat Angkasa dan Rigel saling berbicara
 
jika Rigel mengajak dia bermain game tanpa mengajak Angkasa,Langit akan mengatakan bahwa Angkasa sangat jago bermain game daripada dirinya,Langit ingin agar chemistry antara Rigel dan Angkasa bisa terbangun dan menjadi awal mereka untuk saling bertegur sapa.

  Langit tahu bahwa itu tidak akan mudah bagi dirinya untuk menyatukan Rigel dan daddynya apalagi menyatukan Buna Sherena
   mendapat kata "maaf" aja susahnya minta ampun melebihi susahnya bertemu atau menyapa seorang Presiden,tapi gak salah kan sedikit mencoba dan berusaha,jangan lupa juga ia menyisipkan doa disetiap usahanya dwngan begitu keinginannya pasti akan terwujud.

  "Bang Langit tau gak."

"Gak tau tuh."Langit memotong perkataan Rigel

"Is..is...is...Rigel belum selesai ngomong ya."ucap Rigel dengan sangat kesal

"Iya..iya...memang Rigel mau ngomong apa sih."tanya Langit diiringi senyum diwajahnya

"Bang,abang tau gak kalau dikulkas Rigel,makanan ringan kesukaannya Rigel lagi kosong,apalagi eskrim kesukaan Rigel,masih ada di minimarket,belum otw tuh kesini daritadi Rigel kan lagi nungguin siapa tau ada orang dermawan yang mau ngasih Rigel secara cuma-cuma."ucap Rigel mengkode sambil menatap Angkasa

"Ya udah ayok kita beli sekarang,mumpung belum terlalu malam."

"Rigel lagi mager bang,ni pantat Rigel aja udah lengket dikarpet,gak bisa ditarik lem perekatnya terlalu kuat."

"Rigel mau makanan ringan sama eskrim ya,bentar ya Ayah akan beli buat Rigel."tanya Angkasa yang sedaritadi mendengar pembicaraan kedua anaknya

"Bener nih oom,jangan boong ya nanti nambah loh dosanya oom,dosa yang itu aja belum dimaafkan masa oom mau nambah dosa lagi."ucap Rigel dengan nada nyelekit

  Hati Angkasa merasakan sesak yang luar biasa mendengar perkataan Rigel,ia tahu dirinya memang manusia yang sangat berdosa untuk itu ia ingin segera menebus semua kesalahannya.

"Ayah gak bohong,Rigel pengen makanan ringan jenis apa aja dan eskrim rasa apa,biar ayah beliin sekarang."

"Segala jenis makanan ringan Rigel suka semuanya apalagi kalau yang terbuat dari kentang dan singkong,tapi kalau eskrim Rigel sukanya rasa Strawberry,belinya jangan pake yang cup ya oom,Rigel maunya yang pake kotak."ucap Rigel dengan tak tau malunya,maklum urat malu Rigelkan kadang suka putus kalau lagi gak urgent mengenai makanan

  ***
  Angkasa segera bergegas pergi keluar sebentar untuk membeli semua yang anaknya inginkan,saat ia hendak menghidupkan mesin mobilnya ia tanpa sengaja melihat Sherena yang juga akan pergi dimalam-malam begini
  iapun menjadi penasaran kemana Sherena akan pergi,Angkasa segera turun kembali dari mobilnya dan menghampiri Sherena untuk menanyakannya,siapa tau mereka akan pergi ketempat yang sama.

    Sementara itu Sherena lupa kalau bahan untuk membuat puding mangga kesukaan Langit tidak ada dikulkasnya jangan tanya ia tahu darimana,ia mengetahuinya dari Rigel,sebelum Langit datang ia meminta Rigel menanyakan makanan kesukaan Langit,mumpung ini belum terlalu malam ia akan pergi sebentar untuk membelinya.

  "Kamu mau kemana Sherena?"tanya Angkasa mengagetkan Sherena

Sherena yang mendengar suara Angkasa sedikit terkejut apalagi suaranya tersebut tepat berada dibelakangnya

"Suka-suka saya mau kemana,kenapa anda yang sewot,saya mau pergi kemanapun itu bukan urusan anda."ucap Sherena dengan mulut tajamnya

"Bukan begitu,ini sudah malam apalagi kamu perempuan,apa kamu tidak takut,ini juga lingkungannyakan sedikit berbahaya."

"Saya gak takut dengan apapun,yang saya takutkan itu kamu,apalagi dekat dengan kamu dan melihat wajah kamu berseliweran didepan saya,darah tinggi saya seakan mau kambuh,jadi lebih baik anda jaga jarak beberapa radius meter dari saya"jawab Sherena ketus

  "saya akan segera pergi kalau kamu menjawab pertanyaan saya yang barusan."

"Oh..baiklah daripada saya semakin kesal,saya mau keminimarket didepan sana,puaskan!!!jadi sekarang anda boleh pergi saya lagi malas melihat muka iblis anda."

  Benar dugaan Angkasa ia akan pergi ketempat yang sama,iapun segera menawarkan untuk berangkat bersama dengan menggunakan mobilnya

  "Saya juga akan keminimarket,kalau begitu kita bareng saja,apalagi minimarketnya kan lumayan jauh dari sini,daripada kamu capek berjalan kaki."ucap Angkasa tanpa menghiraukan tatapan tajam Sherena

   satu lagi saya sudah terbiasa berjalan kaki kesana,jadi jangan sok bersikap baik anda dihadapan saya,pake nawarin tumpangan lagi,kamu pikir saya wanita manja apa."

"Bukan begitu,ini sudah malam apalagi pasti banyak orang jahat ditengah jalan,kamu tau kan lingkungan disini sedikit berbahaya kalau malam,dan bila terjadi sesuatu sama kamu Rigel pasti akan khawatir dan cemas."

"BERENGSEK..Kamu mendoakan saya ya,biar saya mendapatkan musibah ditengah jalan,dengan begitu kamu bisa dengan gampang mengambil Rigel dari tangan saya apalagi kalau saya sudah tidak ada."ucap Sherena berpikir negatif

"Jangan berpikiran negatif terus terhadap saya,saya tidak pernah sedikitpun mendoakan kamu seperti itu,saya hanya berjaga-jaga saja,
   kamu mau Rigel khawatir dan cemas saat tau Bunanya mengalami hal yang tidak baik,
tolong sedikit saja kamu jangan terlalu egois,turunkan dulu keegoisanmu untuk hari ini,kamu inginkan yang slalu terbaik buat Rigel."

    Sherena yang mendengar ucapan Angkasa sedikit merasa tersentuh sekaligus merasa cemas,ia tahu Rigel sangat khawatir jika terjadi sesuatu terhadap dirinya,ia tidak ingin Rigel khawatir dan merasakan cemas,untuk kali ini dengan berat hati ia menerima tawaran Angkasa.

"Oke,kali ini aku setuju dengan kamu,tapi lain kali tidak...tidak...tidak...dan tidak akan,kamu dengar!"

"oke."

  Angkasa merasakan sangat senang bahwa Sherena tidak menolak tawarannya melainkan menerima tawarannya,iapun semakin optimis sedikit demi sedikit ia akan mendapatkan kata maaf dari Sherena,dengan begitu tujuan utamanya akan segera tercapai.

  

Rigel OrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang