Bab 22

4.1K 267 5
                                    

Setelah selesai mengelilingi mansion Rigel dan Langit kembali berjalan ke arah ruang tamu,disana masih ada Angkasa dan Bumi yang berbicara dengan serius tidak jauh mengenai seputar masalah bisnis

pembicaraan Ayah dan anak tersebut terhenti ketika atensi kedua mata mereka melihat kedatangan Langit dan Rigel.

Rigel dan Langit berjalan santai menuju kearah mereka dengan saling merangkul tak lupa sebuah senyuman terpatri di wajah kedua kakak beradik tersebut

apalagi melihat senyum Langit saat ini merupakan momen yang langka bagi seluruh penghuni mansion ini

Langit itu sangat jarang tersenyum kepada semua keluarganya,sahabat ataupun kepada para pelayan dimansion

setelah adanya Rigel yang masuk ke dalam kehidupan Langit,Langit slalu menunjukkan senyumnya kepada semua orang bahkan kepada para pelayan yang ada dimansion

"Anak Ayah udah puas kelilingnya."tanya Angkasa kepada Rigel

Rigel yang ditanya menganggukkan kepalanya dengan semangat

"Puas banget oom,apalagi Rigel ngelihat kamar yang ada di mansion ini,ruangannya luas banget oom kalah sama kamar Rigel,lebih parah lagi kamar mandi disini gede banget kalah jauh lagi kalau dibandingi dengan kamarnya Rigel." jawab Rigel antusias

Hati mereka bertiga merasakan sesak ketika Rigel membandingkan kamarnya dengan Kamar yang ada disini terlebih lagi ketika Rigel mengatakan bahwa kamar mandi disini lebih luas dibandingkan dengan kamar tidurnya.

Selama ini baik Bumi,Langit ataupun Angkasa menikmati fasilitas yang mewah,makanan yang terenak yang dimasak oleh koki yang handal,bahkan mereka juga sering bolak balik keluar negeri hanya untuk liburan ataupun berbelanja

Jika mereka menginginkan sesuatupun mereka dengan mudah mendapatkannya,Mereka juga tidak perlu takut kehabisan uang karena mereka memiliki kekayaan yang tiada habisnya

sekarang mereka menyadari bahwa itu tidaklah ada artinya jika Rigel tidak bisa bahkan belum menikmati fasilitas yang mereka nikmati saat ini

"Cucu kakek gak mau nginap disini,biar ngerasain tidur dikamar yang luas dan kasur yang empuk,terus kita bercerita bareng kakek kan ingin dengar kegiatan cucu kakek selama ini."ucap Bumi mencairkan suasana

"Pengen sih tapi kasian Buna kalau ditinggal sendiri."jawab Rigel lesu

"Buna juga bisa ikut."sahut Langit

"No...no...no..."Rigel menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tak setuju

"takutnya nanti digerebek kayak kemaren Bang,trus Buna dihina Wanita Jalang lagi dan Rigel dikatain anak haram."jawab Rigel sedih

Amarah menguasai Bumi saat tahu bahwa cucunya disebut anak haram dan lebih marah dan kesal lagi terhadap Angkasa anaknya dan Langit cucunya yang  tidak menceritakan kejadian yang menimpa mereka tersebut

Ia pun melirik ke Angkasa bermaksud ingin mengetahui kejadian yang diceritakan oleh cucunya

Angkasa yang dilirikpun tahu jika Papinya ingin mengetahui hal tersebut

iapun menganggukkan kepalanya menandakan ia akan menceritakan semuanya tentang kejadian tempo hari saat dirumah Sherena

"Dek,disini gak bakalan ada yang ngegrebek kita kayak kemaren,apalagi menghina adek sama Buna bakalan gak ada yang berani Karena kita ini keluarga... ."

"MAHENDRA."teriak Rigel heboh memotong perkataan Langit

"Nah itu kamu tau."ucap Langit kemudian

"Cucu kakek jangan ngomong kayak gitu lagi ya,Kakek jadi sedih mendengarnya apalagi kalau Nenek tahu pasti akan lebih sedih lagi.Rigel itu bukan anak haram Rigel itu anak Ayah Angkasa dan Buna Sherena cucu Kakek Bumi dan Nenek Mentari."

Rigel OrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang