Bab 41

2.6K 219 8
                                    


   Seperti sedang mendapatkan harta karun Rigel luar biasa sangat gembira bahkan ia melompat-lompat heboh,setelah berkeliling mencari jualan cilok akhirnya mereka menemukannya di pinggir jalan yang agak jauh dari mansion.

   Rigel sempat putus asa melebihi putus asa saat ia menyatakan cinta kepada seorang janda kembang dikampungnya yang semok dan berakhir ditolak mentah-mentah oleh janda tersebut

saat ia dan kedua abangnya dengan bodohnya berdiri didepan gerbang Mansion menunggu penjual cilok lewat,otaknya yang setengah waras mencerna beberapa saat dan kemudian teringat kalau lingkungan disini dilarang untuk orang-orang yang berjualan keliling

Yang ada  hanya kendaraan pribadi orang-orang kaya yang berlalu lalang,pantas saja mereka bertiga dengan bodohnya menunggu didepan gerbang layaknya orang gembel

Setelah mendapatkan jajanan tersebut mereka bertiga dengan entengnya duduk di pinggir jalan sambil memegang bungkus plastik berisi cilok

orang orang yang lewatpun memandang kagum pada mereka bertiga terutama Raga lelaki dewasa dengan stylenya yang sangat mewah duduk dipinggir jalan membuat kaum hawa yang lewat memandang lapar dirinya

Raga sangat tau banyak orang yang memandang kagum kearah mereka,apalagi pandangan kaum hawa yang menatap lapar dirinya,Raga hanya cuek saja dan masa bodoh selama mereka semua tidak mengganggu dirinya dan kedua adiknya ia akan diam saja

"Untung Rigel cepat sadar tadi kalau nggak kita bertiga nunggu mamang cilok sampe lumutan bang."ucap Rigel yang masih sangat kesal

"Abang juga lupa kalau lingkungan tempat kita tinggal tidak bisa dilewati oleh penjual keliling."sahut Langit

"Masih bagus dilingkungan tempat Rigel tinggal segala jenis jualan pada lewat semua,nanti Rigel mau protes sama Kakek kalau cari tempat tinggal jangan kayak kek kuburan."

"Kenapa mangnya dek kan bagus nyaman dan aman."jawab Langit

"Heee nyaman sih nyaman tapi horor bang,belum lagi di mansion bang lebih horor lagi."

"Kok gitu,emangnya kamu sudah pernah lihat makhluk halus di mansion dek."tanya Langit

"Hmmm."jawab rigel sambil mengangguk kan kepalanya

"Beneran dek!dimananya?"

"Abang tengok itu,ucap Rigel sambil menunjuk ke arah Raga yang sedang fokus memainkan gawainya

"Itu kan Abang Raga."

"Horor kan bang."ucap Rigel sangat enteng

"HAHAHAHAHA..kamu kak ngomong kayak gitu dek,gak sopan tau."tawa Langit

"Tengok mukanya bang,hantu aja kayaknya takut sama bang Raga belum lagi Abang Dewa lebih dari sekedar horor jangan kan hantu iblis aja takut sama bang Dewa."

"Kalau Bang dewa dek memang rajanya iblis dia mah Lucifer."bisik Langit yang diberi anggukkan kepala oleh Rigel tanda bahwa ia menyetujui ucapan abangnya itu

"Nanti abang beritahu kalau kalian mengejek Abang Dewa."sahut Raga yang mendengar bisikkan kedua adiknya itu

"Lah abang denger ya."ucap Rigel

"Ya."

"Semuanya."tanya Rigel lagi

"Ya."

"Abang baik deh ganteng lagi."rayu Rigel

"Abang tetep akan bilang sama abang Dewa."

"JANGAN."teriak Rigel

"Jangan teriak."peringat Raga

"Maaf bang,tapi jangan bilang bang Dewa please ya bang abang mau minta apapun Rigel turutin deh."

"Oke."

"Loh loh kok cepet banget setujunya."bingung Rigel

"Jadi mau kamu abang gak setuju gitu."

"Gak gitu bang,drama dikit kek biar kayak sinetron-sinetron."

"Abang gak suka main drama."

"Serah deh serah."pasrah Rigel akhirnya sambil melanjutkan melahap ciloknya lagi

"Ternyata otak abang licik juga ya."bisik langit

"Enakkan bang ciloknya."tanya Rigel ke Raga

Ragapun mengangguk kan kepalanya tanda ia setuju dengan ucapan Rigel

"Nanti Rigel juga mau traktir abang telur gulung,gulali es serut sama es lilin."

"Itu sejenis makanan apa."tanya Raga penasaran

"Jajanan jaman Rigel esde bang,harganya murah meriah muntah."

"Murah meriah muntah??"ucap Raga dengan raut bingungnya

"Ya bang artinya harganya gak nyampe dengan harga kita makan steak,kapan-kapan Rigel traktir deh."

"Kamu sudah pernah coba Langit."

"Sudah bang saat Langit nginap dirumahnya Rigel banyak jajanan enak-enak disana."jawab Langit

"Abang mau coba."

"Bilang kakek dulu bang."sahut Rigel

"Tanpa bilang sama kakek kita bisa pergi kesana sekarang."sombong Raga

"Tapi tetap harus nanti gak berkah kata Buna Sherena."ucap Rigel sok menasehati

"Abang akan telpon sekarang."

Jangan sekarang bang apalagi cuma kita bertiga,enakkan rame-rame bang ajak yang lain juga."ucap Rigel

"Oke,kalau gitu malam minggu kita kesana dengan yang lainnya."

"Nampak kali semua abangnya Rigel jomblo kelas berat."

"Maksudnya dek."bingung Langit

"Ya malam minggu tu ngapel cewek,bukannya berburu jajanan,kan nampak kali kalau semua abangnya Rigel jomblo

Apa kabar dengan kak Xandria dia juga kan jomblowati."ucap Langit

"Kak Xandria beda bang,dia kan gandengan Rigel."

"Dasar Bocil."

"Abang gak perlu cari cewek,yang ada para gadis yang mencari abang."timpal Raga sangat sombong

"Sombong amat dah."ucap Rigel

"Kalau gak sombong bukan darah Mahendra namanya."sahut Langit kemudian














Rigel OrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang