bab 32

2.9K 237 9
                                    

      Pulang sekolah Rigel dan para cecunguknya berencana akan jalan-jalan ke mall, Rigel udah izin sama Buna gak lupa juga dengan Kakek dan Neneknya yang masih stay dirumah kecilnya

sebenarnya Rigel juga sudah pamit sama Angkasa itupun dengan paksaan Neneknya, apalagi setelah mendengar nasehat neneknya "cucu nenek harus izin sama Daddymu kalau enggak nanti gak nyampe-nyampe ketempat tujuan."

       Mendengar nasehat Neneknya yang agak ngeri Rigel manut aja, ia takut bukannya sampai ke mall malah nangkringnya dikuburan kan gak elit pikirnya, masa orang ganteng tongkrongannya dikuburan akhirnya ia dengan ogah-ogahan minta izin sama Angkasa.

       Tapi Rigel juga bersyukur sih dengerin nasehat nenek izin pamit sama Angkasa bonusnya dapat uang jalan yang banyak, namanya juga Rigel lihat uang seratus rupiah dijalan aja sudah seneng apalagi dikasih uang merah sepuluh lembar, jiwa matrenya pasti gak akan nolak,mau itu dari musuh bebuyutannyapun ia pasti ambil.

  Mengenai abangnya si muka Tembok Rigel pengen minta izin juga tetapi kata Kakek abangnya itu udah berangkat kekantor pagi-pagi sekali katanya ada urusan yang sangat urgent mengenai masalah kantor, Rigel sih manggut-manggut aja pura-pura ngerti padahal aslinya ia tak tahu.

     Lain halnya dengan Langit abangnya yang satu itu sebenarnya pengen ikut tapi karena ada rapat pengurus OSIS ia tidak bisa ikut apalagi abangnya itu ketua OSIS gak bisa ninggalin tanggungjawabnya

    alhasil dengan nasehat panjang kali lebar ia menasehati Rigel agar jangan berbuat yang aneh aneh disana, ya siapa tau kan Rigel dengan keabsurdannya membuat gempar penghuni mall, kan adiknya ini urat malunya udah kelewat kendor.

           Shaka, Dion dan Leon sedaritadi sedang menunggu Rigel yang lagi menemui Langit,sudah lebih dari setengah jam mereka menunggu diparkiran dan sudah bosan juga entah apa yang dibicarakan abang adek tersebut sampai lama.

"Leon, loe susul gih si Rigel mana tahu dia lupa jalan keparkiran." Perintah Dion seenak jidat

"Enak aja lo aja yang susul gue udah pw." Protes Leon sambil menikmati minuman gelas yang dingin

"Loe-

" biar gue yang susul."ucap Shaka menghentikan perdebatan antara Dion dan leon.

Bertepatan Saat hendak berjalan Rigel muncul dengan wajahnya yang sumringah dan mengundang tanda tanya besar dikepala mereka bertiga

"Dek loe udah gila ya." Tanya Leon

"Abang kali yang gila Rigel mah ogah."

"Trus kenapa kamu senyum-senyum sendiri." Tanya Dion

"Nih." Ucap Rigel sambil mengipas uang merah lima lebar tak lupa dengan wajah songongnya

"Loe abis ngepet ya makanya lama." Tanya Leon

"Itu mah profesi abang yang tiap malam ngepet." Ucap Rigel kesal

"Enak aja abang ini dari orok udah ditakdirin untuk jadi holkay, abang aja lagi bernapas bisa langsung ngeluarin duit." Sewot Leon

"Pamer duit ortu aja bangga." Celetuk Shaka kelewat pedas

"Mamposss, kena mental kan." Ucap Dion

"Itulah bang makanya jadi orang jangan songong, cukup Rigel aja yang songong abang jangan ikut-ikutan."pede Rigel

"Iya-iya yang punya penjaga, aku mah apa atuh cuma remahan kerupuk." Sahut Leon dramatis

"Ya udah lah yok kita let's go." Ucap Rigel bersemangat

"Dek tapi kamu belum jawab loh pertanyaan abang."

"Yang mana bang." Ucap Rigel pura-pura lupa

"Dah lah, capek abang ngomong sama kamu."

Rigel OrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang