Bab 17

5.1K 327 10
                                    

   Hari ini hari yang melelahkan bagi Rigel,belum lagi otaknya yang terus dipaksa untuk berfikir dalam setiap hal mata pelajaran
mengingat itu Rigel berkali-kali menghelakan nafasnya
Langit yang melihat kelakuan Rigel hanya menggeleng-gelengkan kepalanya,apalagi melihat raut mukanya Rigel yang sangat kusut persis seperti seragam sekolahnya yang juga kusut.
 
  "Adek abang yang imut,kenapa tuh sama muka kamu kok kusut amat persis kayak seragam sekolah yang kamu kenakan sekarang."

"Abang gak tau aja kalau Rigel ini lagi mengistirahatkan otak Rigel yang sekarang masih mumet,tau gak bang,masa Rigel tadi disuruh Guru ngitungi duit milik perusahaan orang,itu gak bener tau bang,besok Rigel mau protes sama Pak Eko."

"Ya ampun Rigel jangan terlalu mendramatisir keadaan,kamu kan tahu,itu memang ada mata pelajarannya,akuntansi kan,itu mata pelajaran yang sangat perlu biar melatih otak kamu jikalau kamu udah punya Perusahaan sendiri kamu juga bisa ngitung untung ruginya,biar gak dibohongi sama karyawan kamu."

"He..he...he...Rigel kan lagi males mikir bang,kalau mikir makanan apa yang akan Rigel makan hari ini Rigel pasti semangat."ucap Rigel dengan tanpa dosanya

"Serah deh,Ganti gih bajunya,baru kita makan siang bareng,oh ya Buna kemana ya kok daritadi gak kelihatan."

"Buna palingan beli bahan buat dagangan besok bang,abang juga ganti baju dong masa Rigel doang yang ganti baju sementara abang nggak."ucap Rigel sambil berlalu kekamarnya

"Iya iya abang nanti menyusul,abang mau kedapur dulu pengen minum udah nahan haus daritadi."jawab Langit sambil berjalan ke arah dapur

***
  Angkasa yang baru menyelesaikan meeting dengan klien diruangannya segera berjalan keluar untuk makan siang dirumah,ia berencana akan makan siang bersama dengan kedua anaknya dan juga Sherena

Sekretarisnya yang melihat Angkasa keluar buru-buru menyusul Angkasa,siapa tau ia dan bosnya bisa makan siang bersama,
Lena adalah sekretaris Angkasa,dengan ciri-ciri fisik bodynya yang aduhai belum lagi pakaian kurang bahan yang ia kenakan layaknya seperti wanita malam

"Maaf Pak apa Bapak mau makan siang?"tanya Lena dengan tampang menggoda dan gayanya yang centil

Angkasa yang mendengar pertanyaan sekretarisnya segera menjawab dengan deheman tak lupa raut mukanya yang kelewat datar menandakan dia tidak suka dengan kelakuan Lena.

"Kalau gitu boleh kita makan siang bareng pak,Lena tau restoran yang kualitasnya oke."

"Gak perlu,saya akan makan siang dirumah bersama anak-anak saya."Ucap Angkasa menjawab dengan tampang datarnya

"Kalau gitu Lena juga boleh ikutkan ya pak."

"tidak perlu,kalau kamu ikut yang ada calon istri saya cemburu lagi."

"Ba-ba-bapak udah punya calon istri."tanya lena hati-hati

"Ya,memangnya ada masalah sama kamu."

"Ti-tidak pak ti-tidak masalah."jawab Lena tergagap

   Angkasa pun pergi meninggalkan Lena dengan tampang yang sangat syok,Angkasa memang tidak suka dengan tingkah laku dan cara berpakaian Lena,tapi ia sangat suka dengan kinerja Lena yang cekatan
  setiap pekerjaan yan ia berikan akan dilaksanakan Lena dengan sangat teliti untuk itu hingga saat ini ia masih mempertahankan Lena.
    
Untuk masalah pakaian berulang kali Angkasa telah menegurnya dan berulang kali ia hanya mendengar permintaan maaf dari mulut Lena sampai-sampai Angkasa sudah sangat bosan mendengarnya,ia juga tahu bahwa Lena juga menaruh hati terhadap dirinya tapi Angkasa seolah tidak menanggapinya

***
  "Langit maaf ya buna cuma bisa menghidangkan masakkan yang sederhana,sekali lagi maafin Buna ya."

"Gak papa Bun,ini juga enak banget kok,udah lama juga Langit gak pernah makan makanan buatan tangan seorang ibu."

Rigel OrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang