Bab 42

2.5K 222 9
                                    

Bangun tidur ku terus mandi🎶
tidak lupa menggosok gigi🎶
Abis mandi kutolong ibu🎶
Mencicipi masakan ibu🎶

     Pagi ini suasana kehidupan di Mansion Mahendra diawali dengan nyanyian nyeleneh Rigel dengan suara sumbangnya seperti kaleng rombeng,jika ditanya mengapa ia dan juga Bunanya tidak pulang kerumah mereka

maka jawabannya ialah Kakek tidak mengizinkan mereka untuk kembali kerumah mereka ditambah seluruh keluarga juga ikut melarang mereka untuk pulang

Belum lagi ancaman dari Dewa yang akan meratakan rumah mereka jika ia dan Bunanya keluar dari mansion tersebut

   Jangankan ancama atau larangan,drama tangisan dari Bunda Cantika dan Mama Tania pun menghalangi mereka untuk pulang kerumah padahal seluruh keluarga Mahendra tau bahwa kedua wanita tersebut hanya akting belaka

Berbagai alasan telah dipakai Sherena agar mereka bisa kembali kerumah dari alasan bahwa rumahnya yang sudah lama ditinggal pasti kotor dan dengan sigapnya Mami Mentari memerintahkan beberapa Maid untuk pergi membersihkan rumah mereka

Tidak kehilangan akal Sherena mencari alasan kembali dan mengatakan ia akan kembali berjualan karena ia takut seluruh pelanggannya akan kabur dan dia tidak bisa mencukupi kebutuhan mereka berdua

tetapi dengan selera humornya Cantika mengatakan bahwa Sherena tidak perlu kembali berjualan karena kekayaan Keluarga ini saja sudah cukup mencukupi mereka sampai tujuh turunan,delapan tanjakan dan sepuluh belokkan

"Sut..sut..Kakek."bisik Rigel saat melihat Bumi duduk dimeja makan dengan koran yang ia pegang

"Apa."jawab Bumi dengan bisikkan juga saat melihat Rigel sudah rapi dengan seragam sekolahnya dan bersembunyi dibelakang tembok

"Empat Srikandi kemana."

"Lagi kepasar dek,kamu kenapa bisik-bisik sambil sembunyi gitu sih kaya mau maling."

"Iya memang,Rigel mau maling eskrim dikulkas."

"Gak boleh dek ini masih pagi dilarang minum eskrim."tegas Bumi

"Ya Kakek Mah!!!"protes Rigel. "tapiii by the way and busway ada makanan gak Kek."tanya Rigel kembali melupakan tujuan utamanya

"Nih banyak."tunjuk Bumi kearah meja makan yang sudah tersedia berbagai jenis makanan sehat

"Bukan yang itu kek."ucap Rigel sambil duduk di samping bumi

"Jadi maunya yang kayak mana itu semua Nenek,Buna,Bunda sama Mama loh yang masak."

"Pengen mie samyang kek."

"No,kamu pagi-pagi jangan makan mie dulu,gak baik bagi kesehatan."

"tapi kek!!!"

"Jangan banyak protes turuti apa kata kakek,atau adek mau kakek lapor sama Ayah dan Papa."

"NOOOOO,BIG NO."teriak Rigel. "kakek tau kan mereka monster berwujud manusia."

"Siapa yang mirip monster."tanya Cakra

"Eh ada Ayah yang guanteng."rayu Rigel

"Jangan ngalahin pembicaraan dek."

"Nggak ngalihin Yah."jawab Rigel ngeles. "yang kayak monster tu Papa Elang."jawab Rigel lagi

"APA!!! Adek nyamain Papa sama monster.adek gak lihat kalau Papa gantengnya puoll,yang mirip monster itu lebih cocok Daddy kamu."protes Elang

"Iya juga ya."gumam Rigel

"Tapi,tapi Oom Kasa gak mirip kok sama monster."

"Kata siapa."tanya Elang

"Kata Rigel dong,Papa bayangin kalau Oom Kasa jadi Monster trus disodorin muka Bunanya Rigel,bakal kayak mana hayo."

"Ya bakalan ciut."jawab Elang enteng

"Nah itu Papa tau,sama halnya dengan Papa kalau disodorin muka Mama bakalan ciut juga."ejek Rigel

"Siapa Bilang."tanya Elang. "Gak kok Papa gak takut sama Mama."jawab Elang mengelak

"Oh oke Rigel bakal telpon Mama sekarang."

"JANGAN!!!"teriak Elang mencegah

"Sudah-sudah lebih baik kalian duduk dan segera sarapan,oh ya yang lain pada kemana."ucap Bumi

"Bentar lagi mereka turun Pi."jawab Angkasa yang sedari tadi diam mendengar pertengkaran Abangnya dengan anaknya

Apalagi mendengar Rigel yang terus menistakan dirinya lebih baik ia memilih untuk diam karena semua yang dikatakan Rigel benar adanya

***
Beberapa hari ini Sherena selalu mendengar kalimat rayuan ataupun menghadapi godaan dari Angkasa yang bagi Sherena sangatlah murahan

Apalagi setelah Angkasa mengatakan ia baru saja mengantar Rigel kesekolah dan langsung menyusul dirinya kepasar seolah Angkasa sedang memerankan Ayah dan Suami yang baik

sebenarnya Sherena juga tidak memungkiri itu.karena semenjak ia dan Rigel tinggal bersama dia,Sherena melihat ada perubahan dalam diri Angkasa

Tapi hatinya mengatakan masih belum seratus persen mempercayai Angkasa,dirinya masih ingin melihat seberapa besar perjuangan Angkasa untuk memperjuangkan mereka

"Sudah tua kelakuan masih kayak bocah."monolog Sherena

"Sher sini aku bantu bawain."ucap Angkasa dengan nada lembutnya

"Gak perlu."ketus Sherena. "Lagian kamu ngapain ngikutin aku,kamu bisa bantu Mami atau Kak Cantika dan kak Tania."

"Lah mereka barusan bilang kalau kamu yang lagi butuh tenaga."jawab Angkasa

"Gak perlu,aku udah biasa bawa yang berat-berat lagian hidup aku juga sudah berat."ketus Sherena lagi

"Sekarang kamu gak perlu bawa yang berat-berat dan hidup kamu juga gak bakalan berat lagi,kan udah ada aku."ucap Angkasa dengan gombalan manisnya

"Kamu pikir aku kemakan sama omongan manismu itu,aku gak biasa makan yang manis-manis aku biasanya sering makan asam pedas asin."

"Nah maka dari itu kamu harus coba makan yang manis biar hidup kamu ada yang manis-manis."rayu Angkasa lagi

"KAU!!!"

"Udah sini aku bantu bawain." kemudian Angkasa langsung mengambil barang bawaan Sherena. "kamu tahu semakin kamu berontak aku semakin berusaha buat kamu luluh dan mau maafin aku."

"Terserah."ketus Sherena berjalan meninggalkan Angkasa

Mendengar kalimat pasrah dari Sherena,Angkasapun tersenyum sambil berlari menyusul Sherena yang mulai menjauh dari pandangannya

"SHER TUNGGU!!!"teriak Angkasa

       tak jauh dari sana sepasang mata terus memperhatikan gerak-gerik keduanya,tersirat ada kecemburuan dari tatapannya tersebut.

    Dia adalah Anas,melihat Angkasa sedang bersama perempuan lain yang ia ketahui bernama Sherena telah Menimbulkan sedikit rasa kecemburuan dan kemarahan dari dalam dirinya.




Rigel OrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang