Bab 29

3.2K 272 10
                                    

     Kemarahan dari seorang Bumi bagi Angkasa dan Dewa adalah sebuah bencana yang sangat besar,apalagi kalau ada yang mengusik keceriaan cucu bungsunya.

   Bumi bukannya ingin membedakan kasih sayang dengan semua cucunya,karena ia sudah mencurahkan segala kasih sayangnya kepada seluruh cucu-cucunya terkecuali Rigel

Rigel cucunya yang baru ia jumpai beberapa hari ini,ia ingin segala kasih sayang yang didapat oleh semua cucunya selama ini juga dapat dirasakan oleh Rigel.

   Dari informasi yang ia dapat Rigel dan Sherena selama ini berjuang bertahan hidup tanpa bantuan siapapun,bahkan Rigel sendiri harus berpikir dewasa diusianya yang masih sangat kecil pada saat itu.

Lain halnya dengan cucu-cucunya yang selama ini menikmati fasilitas mewah,bahkan merasakan masa kanak-kanak dengan sangat ceria tanpa beban sedikitpun.

"DEWA APA YANG KAU KATAKAN SAMPAI RIGEL MENANGIS DAN KAU ANGKASA KENAPA KAU HANYAA DIAM SAJA SAAT RIGEL MENANGIS." bentak Bumi

"Maaf Pi."sesal Angkasa

"KATA MAAFMU ITU TIDAK BISA MENGEMBALIKAN AIRMATA CUCUKU YANG SUDAH KELUAR DAN KAU DEWA PAKAI AKALMU KALAU KAU MASIH MEMPUNYAI OTAK JANGAN KAU GUNAKAN OTAKMU HANYA UNTUK BISNIS SAJA,KAU SEHARUSNYA SUDAH TAU BAGAIMANA KEHIDUPAN RIGEL DAN IBUNYA SELAMA INI,JANGAN KAU TUTUP MATA DAN HATIMU DENGAN MEMBELA BAJINGAN YANG SATU INI."bentak Bumi sambil menunjuk Angkasa

Melihat kemarahan dan mendengar setiap perkataan Opanya,Dewa seakan sadar selama ini ia hanya mementingkan harga diri Daddynya

tanpa melihat perbuatan Daddynya yang selama ini kepada Rigel dan Sherena serta juga dampak dari perbuatan Daddynya bagi kehidupan Rigel dan Sherena

"Maaf Opa." sesal Dewa

"Kau jangan meminta maaf kepadaku,minta maaf kepada Rigel dan juga Ibunya."ucap Bumi dingin

"dan Kau Kasa,kalau kau tidak serius kepada Sherena lebih baik kau tinggal kan mereka,Papi akan mencari suami dan Ayah yang cocok buat mereka,Papi yakin banyak rekan bisnis Papi yang mau menerima Sherena."lanjut Bumi serius

"Jangan Pi kali ini Kasa serius Pi,Kasa masih terus berusaha mendapatkan hati Sherena dan juga Rigel tapi masih sangat sulit Pi."

"Memang sangat sulit maka dari itu Papi tidak ikut campur,Kau sendirilah yang harus berjuang karena semua itu ulah dari kamu yang gak pake otak,dan Kau Dewa kau sudah dengarkan barusan dari mulut bajingan ini bahwa bukan Sherenalah yang mengejar bajingan tengik ini,melainkan bajingan ini yang sedang mengejar Sherena."

"Ya Opa." jawab Dewa singkat

"Jangan iya iya saja yang keluar dari mulut mu,otak,mata dan hatimu dipake dengan benar jangan kau buang ditong sampah hati nuranimu,satu lagi secepatnya kau harus meminta maaf kepada Sherena terutama kepada Rigel,ia juga adikmu jangan kau beda-bedakan."

"Baik Opa."

  Setelah itu Bumi meninggalkan Angkasa dan Dewa yang masih merenungi perkataan Bumi yang menyentil relung hati mereka berdua yang masih dilanda rasa bersalah.

***
   Ditempat lain Rigel yang semula murung kembali ceria seperti biasa seolah kejadian tadi ia lupakan,Rigel sebenarnya bukan mau melupakan kejadian tadi yang menyakiti hatinya ia tidak ingin Bunanya Sherena ikut-ikutan sedih apalagi Langit abangnya yang sedaritadi berusaha menghibur dirinya.

    Lain halnya dengan Bisma ia seolah-olah tak terlihat dimata Rigel dan Langit,mulutnyapun tak henti-hentinya mendumel,matanya mendelik sinis kearah Rigel dan Langit yang sedang asyik bercanda gurau.

Langit tahu bahwa Bisma sedang menahan kekesalan yang sangat luar biasa,iapun menoleh kearah bisma dan memeletkan lidahnya mengejek Bisma

"Rigel."panggil Bisma

Rigel OrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang