Bab 40

2.5K 208 7
                                    

  Jika saja Langit bisa memilih ibu seperti apa yang sangat ia dambakan maka langit akan dengan lantang mengatakan ingin Ibu seperti Buna Sherena
 
Bagi Langit Buna Sherena adalah sosok ibu yang sangat sempurna.kesederhanaannya,kasih sayangnya,pengorbanannya dan juga cintanya yang sangat tulus,semua itulah yang sangat ia butuhkan

Itu jugalah yang juga perlahan mulai mengikis rasa rindunya kepada Ibu kandungnya,yang dulunya ia harus mengemis cinta Ibunya,yang dulu ia harus mengemis perhatian ibunya perlahan telah digantikan dengan cinta sederhana dan kasih sayang yang tulus dari Buna Sherena

Langit hanya merasakan kasih sayang seorang ibu hanya sampai saat ia mulai memasuki taman kanak-kanak selebihnya ia hanya diasuh oleh asisten rumah tangganya dan juga bodyguard yang menjaganya
 
  Langitpun sudah mengetahui jika Ibu kandungnya saat ini sedang berada di Indonesia,jika dulu ia akan semangat jika mendengarkan kabar tersebut dan buru-buru  menemui Mommy nya maka sekarang ia akan bertindak masa bodoh saja

Langit bertekad tidak akan mengulang kebodohannya lagi,ia tidak ingin direndahkan dan dicampakkan lagi oleh Ibu kandungnya mulai sekarang ia ingin egois

Langit akan menunjukkan kepada Mommynya bahwa sekarang ia telah menjadi manusia yang sangat tangguh dan dipenuhi dengan Cinta dan Kasih sayang ia tak ingin lagi berlutut dan memohon-mohon secuil Kasih sayang dan cinta ibunya

Apalagi Semenjak ia bertemu Buna Sherena dan Rigel ia telah memproklamasikan bahwa mulai saat itu juga bahwa Ibunya sekarang adalah Buna Sherena ditambah lagi ia juga memiliki adik yang sangat menggemaskan Seperti Rigel

"Bang."panggil Rigel membuyarkan lamunan Langit disore hari

"Napa."

"maen nyok."

"Males ah."

"Napa males."

"Lagi males aja dek."

"Aku traktir deh."

"Emang punya duit."

"Punya lah nih."jawab Rigel sambil menunjukkan uang lima ribu satu lembar

"HAHAHAHA...emangnya dengan duit segitu adek mau nraktir abang dengan apa."

"Cilok bang,lumayan lima ribu dapet lima Rigel tiga biji abang dua biji."

"Kok gitu gak adil dong."protes Langit pura-pura

"ya wajar dong Rigel ini masih proses masa Pertumbuhan bang."

"Ngeles aja bilang aja rakus."

"Heee Rigel gak rakus ya rigel cuma laper."

"Ya terserahmu lah dek,udah ayok."

"Kemana."jawab Rigel rada bloon

"Ya cari mamang cilok."

"Mau kemana."tanya Raga saat berpapasan dengan Langit dan Rigel

"Nyari mamang cilok."jawab Rigel

"Cilok?"tanya Raga dengan raut muka yang sangat bingung

"Abang gak tau cilok."ucap Rigel terkejut

"Apa itu cilok."ucap Raga penasaran

"Makanya Bang jangan kebanyakan makan keju sekali-kali makan singkong rebus."

"Singkong rebus emangnya enak?."sahut Langit

"Maknyoss bang,nanti deh Rigel bilang sama Buna biar di masakkin."

"Jadi apa itu cilok."tanya Raga lagi

"Makanan bang,bulat-bulat kenyal terbuat dari tepung apalagi kalau dikasih saos sama kecap makin makyossss."

"Apa saya boleh ikut."

"Abang pengen makan cilok juga?"tanya Rigel
Yang dijawab Raga dengan hanya menganggukkan kepalanya saja

"Abang pengen Rigel traktir juga."

"Boleh deh."jawab Raga

"Tapi uang Rigel cuma lima ribu mana cukup."sahut Rigel dengan menunjukkan selembar uang lima Ribu

"Abang tambahin nanti."

"OKAYYY."jawab Rigel bersemangat sambil menggandeng lengan Raga

***
Lain halnya di sebuah apartemen mewah di sudut kota Jakarta Seorang wanita sedang  melamun memikirkan perkataan mantan suaminya tempo hari

Dia tidak cocok menjadi seorang ibu,kata-kata itu terus terngiang didalam pikirannya bahkan menghantui dirinya saat jam tidur malam

Memikirkan itu membuat Anas layaknya seperti mayat hidup,biasanya ia tidak akan terpengaruh dengan kata-kata pedas orang lain bahkan omongan hatersnya sekalipun

"Langit",memikirkan satu nama itupun kadang membuat hati Anas menjadi bimbang tidak karuan
disisi lain ia ingin menemui anaknya itu tapi di sisi lain ia tidak ingin menemuinya karena jika sekali ia bertemu maka karir nya sebagai seorang model akan berakhir dengan cepat.

"Kalau kau rindu sebaiknya segera temui bukan dilamunin."ucap Lisa

"Rindu?dengan siapa?"sahut Anas pura-pura tak mengerti

"Rindu anakmu,jangan sampai kau menyesal Anas."nasehat lisa bijak

"Aku tak pernah rindu sama dia jadi jangan sok tau."marah Anas

"Terserah kau beribu-ribu kali aku menasehatimu tapi tak pernah kau gubris kalau kau menyesal jangan merengek kepadaku."kesal Lisa

"Tak akan."jawab Anas ketus







Rigel OrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang