Bab 31

3.2K 264 4
                                    

   Dewa telah mengetahui kabar kedatangan mantan istri daddynya,Dewa tahu bahwa Anas datang kesini bukan untuk bertemu langit melainkan karena pekerjaannya sebagai model.

   Dewa bisa saja menghancurkan karier Anastasia saat ini juga akan tetapi ia dilarang keras oleh Langit karena Langit masih menyayangi mommynya itu, meski ia telah dicampakkan saat masih kecil.

Dewa ingat sekali perkataan Langit saat itu "bang jangan suka menghancurkan rezeki orang,gak baik nanti kena karma instant." Ucap Langit dengan polos menasehati Dewa pada kala itu

   Ia tahu perkataan Langit saat itu ditujukan untuk menyelamatkan karier mommynya, Dewa juga tahu sejahat-jahatnya Anas saat itu sebagai Anak Langit berhak membela ibunya.

"DORRR."
Ucap Rigel mencoba mengagetkan Dewa dari lamunannya

Sementara Dewa sudah tau sedari tadi ia diintip oleh Rigel, Dewa hanya pura-pura tidak tahu.

"Kok gak kaget bang." Ucap Rigel dengan raut muka yang cemberut

  Melihat itu dewa menggigit bagian dalam pipinya menahan kegemasan dari tingkah laku Rigel

"Sudah tau." Jawab Dewa cuek atau pura-pura cuek

"Abang jangan ngelamun nanti digondol tante sebelah rumah."

Dewa yang mendengar ucapan Rigel yang sedikit ambigu mengernyitkan alisnya merasa bingung dengan perkataan Rigel

"Napa bang." Tanya Rigel yang melihat raut muka Dewa seperti orang bingung

Dewa hanya menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Rigel, ia gengsi ingin menanyakan perkataan ambigu Rigel barusan

"Oh,abang bingung ya sama ucapan Rigel tadi." Ucap Rigel sambil mengusap-usap dagunya tanda sok berpikir keras

"Maksud Rigel tadi abang jangan melamun nanti digodain tante sebelah rumah, masih bagus kalau tu tante-tante cuantik, ini ngelirik aja Rigel males apalagi bernapas disamping tu tante-tante."

"Kenapa." Tanya Dewa yang mulai tertarik dengan obrolan ambigu Rigel

"Ya gak bahenol lah bang, apalagi dandanannya kayak ondel-ondel, ih pokoknya serem lah." Ucap Rigel sambil bergidik ngeri

"Kamu masih kecil,tau dari mana kata bahenol."

"Tau dari sahabatnya Rigel, katanya kalau mau cari cewek ya harus yang cantik, bahenol dan montok." Ucap Rigel kelewat polos

"Kamu gak boleh ngomong kayak gitu, kamu masih kecil." Ucap Dewa mutlak

  ia sebenarnya ingin menasehati Rigel tapi ia kelewat gengsi jadi ia hanya mengatakan intinya saja apalagi ia sudah mengamati tingkah laku Rigel yang kadang kelewat polos dan terkadang kelewat aktif bahkan bisa memiliki sifat dewasa

"Kenapa Bang, Rigelkan udah gede udah boleh pacaran dan udah boleh ngegodain cewek." Protes Rigel

"Siapa bilang kamu udah boleh pacaran dan udah boleh ngegodain cewek." Tanya Dewa

"Ya-ya-ya kata Rigel lah."ucap Rigel terbata-bata apalagi melihat respon Dewa yang seolah ingin memarahinya

"Itu cuma kata kamu kan, belum ada izin dari yang lebih tua misalnya ibu kamu, Daddy atau oma dan opa."

"Belum sih,tapi pokoknya Rigel udah gede udah bolehlah." Protes Rigel lagi dengan menggebu-gebu

"Sok-sok an mau pacaran tapi tontonannya sikembar botak, gamenya suka nge game pou."sarkas Bumi

"Loh-loh kok abang tau, abang stalker Rigel ya." Ucap Rigel sambil menaik-turunkan alisnya

"Semua saya tahu tentang kamu, jangankan saya seluruh keluarga mahendra sudah tau semua tentang kamu dan Ibumu." Ucap Dewa sombong

"WAH DAEBAK!!!BERASA JADI ARTIS NIH." Teriak Rigel

"Kamu tidak marah, semua data tentang kamu kami mengetahuinya." tanya Dewa penasaran apalagi dengan rwspon Rigel yang sangat santai bahkan tidak takut sekalipun

"NO...NO..NO..gak papa sih kalau semua keluarga Mahendra tau tentang Buna sama Rigel,apalagi Rigel sama Buna gak ada nutup-nutupi kelebihan bahkan kekurangan kami,kan katanya Rigel masih dari bagian kalian itupun kalau abang udah nganggap Rigel ada."

"It-

" oh ya Bang, maaf atas perlakuan Rigel tadi ya, yang bentak-bentak bahkan neriakkin abang dengan kata-kata kasar, Rigel yang salah disini, sekali lagi maafin Rigel ya bang."ucap Rigel memotong perkataan Dewa sambil mengulurkan tangan kanannya bermaksud menjabat tangan Dewa untuk meminta maaf kepada Dewa

   Mendengar permintaan maaf yang keluar dari mulut Rigel hati Dewa seolah terenyuh, anak ini yang terkadang sifatnya kayak anak-anak bisa juga bersifat layaknya orang dewasa

mengakui kesalahannya bahkan Dewa tahu sebagian itu juga dari kesalahan dirinya tapi dengan berani dan tegas Rigel mengatakan itu memang kesalahannya semua dan tidak menyalahkan dirinya.

   Apalagi Rigel mengulurkan tangan kanannya pertanda ia meminta maaf dengan tulus, perasaannya seolah juga tersentil

anak ini anak yang ia hina dan ia maki dengan kata-kata kejam seolah melupakan kejadian yang bahkan bisa menjatuhkan mentalnya,tetapi dan dengan beraninya anak ini menyapa dirinya duluan dengan senyuman tulusnya.

Baru saja Dewa ingin mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Rigel,Rigel berlari meninggalkan dirinya dan berteriak dengan lantang tanpa menoleh sedikitpun menghadap dirinya

"ABANG KALAU BELUM BISA MAAFIN RIGEL GAK PAPA, NANTI KALAU HATI ABANG UDAH ADEM LAGI RIGEL BAKALAN MINTA MAAF LAGI, SEKALI LAGI MAAF YA BANG."

"SAYA MAAFKAN." Teriak Dewa seolah melupakan bahwa ia membenci Rigel

Mendengar itu Rigel menoleh dan tersenyum manis

"Terima kasih." Ucapnya sangat tulus sambil membungkukkan badannya

Rigelpun kembali berlari meninggalkan Dewa yang mematung melihat senyuman dan ucapan tulus Rigel

"Sama-sama." Monolog Dewa
Iapun tersenyum tipis

"Anak itu, telah mengambil sebagian hatiku." Monolog Dewa lagi

Tanpa mereka sadari Bumi dan Angkasa melihat semua kejadian tersebut dan tersenyum bangga, apalagi Rigel yang berhasil memenangkan dan menghancurkan sebagian hati Dewa yang sekeras batu karang.

"Cucu bungsuku memang the best." Ucap Bumi bangga

"Dia anakku Pi." Sahut Angkasa bangga

"Anak yanng dulu ingin kau buang." Sarkas Bumi

"Itu dulu Pi sesal Angkasa
Sekarang dia anak bungsu kebanggaan keluarga Mahendra."

"Baguslah kau sudah menyadari kesalahanmu, tinggal bagaimana kau menyatukan kaca yang sudah retak." Ucap Bumi menepuk pundak Angkasa memberi semangat

"Aku tidak bisa menyatukan kaca yang sudah retak pi, tapi aku bisa membuat kaca yang baru agar tidak kembali retak lagi."

"Bagus kau sudah mengerti maksud perkataan Papi, Papi sedikit bangga kepadamu."









Rigel OrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang