Bab 16

5K 308 9
                                    

Angkasa saat ini sedang sibuk dan bergelung dengan berkas-berkas penting yang harus ia pelajari dan sebagian lagi harus ia tandatangani

Kegiatannya tersebut harus terhenti saat tiba-tiba Gawainya berdering,iapun melihat layar gawainya,nama Papinya lah yang tertera disana

Dia sejenak berfikir,tumben sekali Papinya menghubungi dirinya kalau tidak ada sesuatu yang sangat penting,Angkasa pun segera mengangkat panggilan dari Papinya.

"Kenapa Pap,apa ada hal yang sangat penting untuk dibicarakan."tanya Angkasa to the point tanpa mengucapkan kata salam

"Kau memang anak yang durhaka,bukannya mengucapkan kata salam terlebih dahulu dan sembari berbasa-basi sedikit untuk menanyakan kabar orangtuamu,apakah masih bisa bernafas atau tidak."jawab Bumi Mahendra Papinya Angkasa

"Kalau Papi bisa menghubungi Kasa,ya berarti Papi masih bisa bernafas dong,ingat umur Pap,udah tua jangan terlalu lebay,
ya sudah karwna Kasa anak yang baik dan tidak durhaka kasa tanya deh,Papi apa kabar tumben Papi ngehubungi Kasa,kalau tidak ada satu hal yang sangat penting."

"Kau pikir,Papi tidak tau setiap gerak-gerik kalian disana ataupun kelakuan kalian disana,kalian masih bisa bernafaspun Papi tau bahkan makanan yang kalian makan hari ini pun pasti Papi sangat tahu,jadi jangan berpura-pura tidak tahu dan berpura-pura bodoh."

"Kasa beneran gak tau Papi,kalau ngomong jangan pake kode,Kasa lagi gak mood buat mecahin kode dari Papi."

"Rigel."

Satu kata yang diucapkan Papinya sontak saja membuat dirinya terkejut luar biasa.

"Jadi Papi udah tau."tanya Angkasa hati-hati

"Kan Papi udah bilang tadi,kalian makan apa hari ini pasti Papi tau,kapan kau mengeluarkan kentutpun Papi pasti tau,ucap Bumi sarkas
sekarang apa rencanamu selanjutnya,ingat jangan kau kembali lagi menyakiti hati Sherena seperti yang kau lakukan dimasa lalu,kau tau Papimu ini orang yang sangat bertanggung jawab,
     kau juga kuajarkan untuk bertanggung jawab,tapi apa!!!,kau malah membuat dosa yang sangat besar dan juga kau telah mencoreng muka Papi,apa kau tau setelah Mamimu mengetahuinya ia langsung Ingin terbang kesana dan menghajarmu sampai kau tak Berbentuk,untung saja Papi bisa meredakan amarahnya itu,kau dengar!"lanjut Bumi sembari menahan amarahnya

"Iya Pap,aku tahu,maka dari itu aku akan menebus segalanya tapi dengan cara perlahan Pap,kau tau sendiri kan Pap kalau Sherena sekarang sangat membenci diriku,kalau untuk masalah Rigel mungkin aku masih bisa mengambil hatinya."

"Ya..ya..ya...asal kau jangan menyakiti mereka lagi,ingat sampai cucu dan calon mantuku tergores sedikitpun,akan kubuat kau merasakan akibatnya,Papi juga tau kalau kau berencana ingin menikahi Sherena hanya karna ingin dekat dengan Rigelkan???."

"Papi....kenapa Papi bisa tau semuanya sih,pasti Papi memata-mataiku kan."

"Aku ini Papimu kalau kau lupa,Papi sudah tau dengan segala tingkah lakumu apalagi segala rencana yang bersarang diotak bodohmu itu,
   cobalah kau membuka sedikit hatimu untuk Sherena,dia wanita yang baik dan wanita yang tangguh serta bertanggung jawab penuh sebagai seorang ibu,
   ingat Langit juga sangat membutuhkan sosok seorang ibu,kau tau kan Langit Sejak berumur sepuluh tahun sudah ditinggalkan oleh ibu kandungnya yang lebih memilih karirnya daripada kehidupan rumah tangganya."

"Tapi Pap-

"Tidak ada tapi-tapian,cobalah kau sedikit membuka hatimu untuk Sherena,jika kau melakukannya dengan sepenuh hati kau akan mendapatkannya dengan mudah dan kau juga bisa merasakan kembali apa itu yang namanya keluarga."

"Oke Papi,Kasa akan mencobanya."

"Baguslah,oh ya satu lagi lusa Papi dan Mami akan terbang kesana untuk menemui cucu kami Langit terutama Rigel beserta Sherena Ibunya."

Rigel OrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang