Bab 45

3.3K 225 26
                                    

    Dengan wajah yang seperti benang kusut Rigel berjalan gontai dibelakang Abangnya,bagaimana tidak kusut ia harus menunggu Langit dan Samudra yang sedang rapat OSIS sampai jam tiga sore

Kesal,bosan,bete,marah,haus plus lapar kuadrat itulah yang dirasakan Rigel hingga saat ini,sementara dua pelaku utama dengan tampang tak berdosa berjalan dengan santai didepannya

     Rigel sudah meminta untuk pulang sendiri tapi dengan suara tegas dan lantang kedua abang laknatnya menolak usulannya dengan mentah-mentah

Dengan berbagai alasan yang membuat ia dongkol setengah mati seperti ia yang masih telalu kecil untuk pulang sendirian,takut nanti tersesat,takut diculik atau yang lebih parahnya takut diambil banci kaleng

"Bang besok-besok Rigel pulang sendiri aja."protes Rigel

"GAK!!!."tolak Langit dan Samudra bersamaan

"Kenapa gak boleh,Rigel sudah besar tau jalan pulang,bisa jaga diri dan satu lagi gak bakal diambil banci kaleng."ucap Rigel kembali protes

"Sekali gak boleh tetep gak boleh kalaupun kamu mau pulang duluan harus dijemput supir atau salah satu anggota keluarga kita."sahut samudra

"Bila perlu mulai besok kamu dikawal Bodyguard."tompal Langit

"Memangnya Rigel anak perawan."kesal Rigel

"Pokoknya-

"Kalian baru pulang kenapa pada berantem."tegur Sherena sambil membawa piring berisi puding mangga

"Abang Langit sam-WAHHH....ADA PUDING MANGGA."

"Jangan teriak dek."tegur Kasa

"Loh loh kok oom bisa bareng sama Buna,Rigel jadi curiga jangan-jangan?" ucap Rigel dengan raut wajah menyelidik

"Jangan-jangan apa,dek."sahut Samudra penasaran

"Jangan-jangan Buna sama Oom Kasa udah jadian ya."ucapan Rigel memicingkan matanya curiga

"UHUKkk...UHUKKK....."

Angkasa yang baru menyuapkan puding ke mulutnya pun tersedak mendengar perkataan Rigel

"Wah Daddy sama Buna udah jadian ya PJ nya Dad."sahut Samudra

"Buna gak  pacaran sama si makhluk astral ya."sewot Sherena

"Tap- tapi kok bisa berduaan gitu."tanya Rigel

"Adek kan tau kalau ni manusia laknat hobi ngintilin buna."jawab Buna

"Tapi Buna mau kan?"tanya Langit kemudian

"It- itu???."

"Sudahlah kalian nanya mulu gak akan habis-habisnya sekarang masuk kamar ganti baju,terus istirahat."sahut Angkasa mengganti topik pembicaraan

"Makan dulu dong oom baru tidur."ucap Rigel

"Ye kalau makan ingat aje lu tong."sahut Samudra



*****
     Menjalani kehidupan sebagai aktris dan Model papan atas adalah keinginan besar  Anastasia semenjak ia melepas gelar "nyonya Mahendra"

Ketenaran,kepopuleran dan keagungan adalah impian besar didalam hidupnya
Semua itu sudah ia dapatkan walau dengan mengorbankan anak dan mantan suaminya

    Selepas pemotetran Anas melarikan diri kesebuah Mall untuk melepas penat,ia berjalan sambil memainkan gawainya sehingga tanpa sengaja menabrak seseorang

KAU KALAU JALAN PAKE MATA DONG." bentak Anas marah sambil mengambil gawainya yang jatuh tanpa melihat wajah yang ia tabrak

"HE KAU DENGAR TID- ucapan Anas terhenti saat ia tahu yang ia tabrak adalah dua mantan kakak iparnya

"Ckckkck sudah selesai ngomelnya." sahut Cantika dingin

"H-hy K-kak,ap-pa kabar."ucap Anas terbata-bata

"Seperti yang kau lihat kami masih utuh."ketus Cantika

"Kenapa kau mendadak kalem,tadi kau marah-marah dan mengatakan kami jalan tidak pakai mata!!bukan kah kau yang jalan tanpa melihat kiri-kanan sibuk dengan gawaimu itu,ckckck..kau tidak pernah berubah ya Anas."ucap Tania yang sedari tadi hanya diam

"Bukan beg-

"Satu lagi kalau jalan itu pakai kaki bukan pakai mata."ucap Tania lagi memotong perkataan Anas

"Maaf kak."

"Ginih nih perempuan yang pandai akting,pura-pura sok tersakiti kau pikir kami terpengaruh dengan aktingmu yang buruk itu."sahut Cantika

"Ha...baiklah-baiklah kakakku tersayang sepertinya aktingku tidak bisa mempengaruhi kalian dari dulu ya."ucap Anas akhirnya tanpa berbasa-basi lagi

"KAU PIKIR KAMI SEPERTI FANS-FANSMU YANG GILA ITU."marah Cantika

"Wah...wah...wah...kakakku yang satu ini dari dulu tidak berubah ya,terus marah-marah awas lo nanti darah tingginya naik."

KAU!!!

"sudah Cantika jangan kamu ladeni perempuan murahan ini,ucap Tania mencoba menenangkan Cantika.

"dan Kau Anas jangan kau pikir kau sudah diatas angin ya,kau pikir kami tidak bisa membuat karirmu itu hancur dalam sekejap,kami bisa saja menyuruh orang dengan menjentikkan jari menghancurkannya detik ini juga,kau tau kenapa dari dulu kami tidak melakukannya,itu karena Langit yang meminta."

Anaspun terdiam mendengar ucapan Tania,apalagi perkataan Tania yang terakhir seperti menampar dirinya dari kenyataan

"Kau seharusnya bersyukur mempunyai anak seperti Langit,tapi melihat kelakuanmu yang tega menelantarkan anak kau tak pantas disebut sebagai Ibu."timpal Cantika tersenyum mengejek

"Sudahlah Tika perempuan seperti dia tak pantas dinasehati,sebaiknya kita pergi aku sudah muak melihat perempuan gila ini."

"Yuk ah lama-lama badanku gatal dekat sama betina gila ini." sahut Cantika kemudian

Sementara Anas masih terpaku dengan setiap perkataan pedas dari mulut Cantika dan Tania.





Rigel OrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang