3. Hari keberangkatan

422 44 0
                                    

Banyak siswa dan guru menunaikan ibadah sholat subuh di masjid sekolah. Sepagi ini memang perjanjian berkumpul mereka.

Sebuah mobil mewah memasuki parkiran masjid, pemiliknya akan meninggalkan mobil itu selama 3 hari disana. Semua orang selalu pintar menebak siapa pemilik dari kendaraan kendaraan mewah yang ada disekitar sekolah mereka. Itu pasti Licio Angkasa Moraes. Hanya dia orang dengan kasta paling berbeda dilingkungan ini.

Anka turun dari mobilnya. Dia mengenakan baju jurusan, berpenampilan normal seperti biasanya. Dia tidak bercanda dengan ucapannya yang tidak akan membawa tas. Anka satu satunya siswa yang tidak direpotkan dengan barang bawaan.

"Subuh bro." Abdi menyapa saat Anka sampai didepannya. Laki laki ini adalah kebalikan dari Anka. Abdi membawa koper besar ditambah satu tas ransel yang ia gendong ditubuhnya, dilehernya tergantung bantal khusus yang akan membantunya menikamati jam tidur diperjalan, tak lupa juga kaca mata hitam dan jaket bomber yang sedang ia kenakan. Abdi bukan seperti akan tour ke luar kota, dia lebih terlihat seperti imigran yang akan menuju ke negara di ujung benua.

"Pinjem!" Reyhan tiba tiba mengambil kaca mata hitam milik Abdi. Dia buru buru memakainya saat melihat beberapa wanita sedang berjalan menuju kepadanya.

"Hey girls." Reyhan menyimpan satu tangannya di bahu Fadli. Dia berpose seolah ada yang ingin dia pamerkan didepan wanita wanita itu.

"Jauh jauh lo ah! Dasar walrus tonggos!" Fadli mendorong badan Reyhan, dia tidak mengijinkannya berpose menggunakan salah satu bagian tubuhnya.

"Masih subuh udah emosi." Reyhan mendengus.

"Semua jurusan, cewe cowonya dipisah bis. Kecuali TKJ sama Otomotif. Ngeselin banget asu!" Lia juga tak jauh berbeda dengan Fadli. Subuh subuh begini sudah ada yang bisa membakar emosi mereka.

"Sabar ya nyet. Ntar pas diperistirahatan, gue angetin lo deh dengan pelukan." Reyhan membuka kaca matanya sebentar, hanya untuk mengedipkan sebelah matanya agar bisa dilihat Lia. Setelah itu, dia pakai lagi dan kembali berpose layaknya model yang sedang memamerkan ketampanannya.

"Dikelonin Anka baru gue mau. Kalo sama lo, sekalipun di Iran, gue lebih milih kedinginan."

"Di Iran panas, bego!" Terlalu lama disebelah Fadli, Reyhan jadi ikut emosi.

"Lu yang bego! Gue milih kedinginan di Iran, biar jatohnya jadi sejuk. Gitu aja ga berjalan otak lo!" Omelan Lia membuat Reyhan kini memiliki suasana hati kurang baik. Kenapa juga Reyhan harus bertengkar dengan Lia di subuh subuh begini, dia jelas tidak akan menang melawan mulut lebar perempuan itu. Lia sangat terkenal dengan caciannya, suaranya yang lantang bisa membuat lawannya takut sebelum pertarungan dimulai.

Semua murid dikelompokkan sesuai jurusan masing masing. Mereka akan berangkat sesuai jam yang telah disepakati, dan sekarang sudah waktunya.

Hanya ada tiga bis yang didalamnya terdapat murid laki laki dan perempuan. Seperti yang sudah dijelaskan, ketiga bis itu dihuni anak jurusan TKJ dan Otomotif. Setiap angkatan, jurusan TKJ dan Otomotif memiliki dua kelas. Ada 6 murid perempuan di kelas 10 TKJ 1, dan 4 di 10 TKJ 2. Sedangkan dijurusan Otomotif, hanya ada 2 murid perempuan yang keduanya berada dikelas yang sama.

Bus dari 10 TKJ 2 bernomber 4. Murid murid perempuan sudah duduk manis di bangku bangku bagian depan. Kecuali satu orang. Bukan lagi duduk manis, Kara malah kelewat nyaman seperti menganggap bus ini adalah rumahnya sendiri. Perempuan itu sudah tertidur dibalik selimut yang menutupi sekujur badannya. Bus ini memfasilitasi bantal dan selimut, mungkin karena perjalanan yang ditempuh sangat jauh. Ditempatnya, Kara sepertinya tidak memiliki pasangan. Dia jadi bisa menggukan dua kursi untuknya sendiri. Terlihat sangat nyaman.

The School Of CriminalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang