Ternyata dengan memanfaatkan anak anak sekolah daerah ini, tidak sulit untuk Lerbi mengetahui keberadaan Sarah. Lerbi tidak tahu mengapa Sarah menjadi pembenci Anka disaat dulu bahkan kedekatannya dengan Anka kerap disalah pahami sebagai sepasang kekasih saking dekatnya. Sebenarnya kedekatan mereka masih dalam batas wajar, tapi karena orangnya adalah Anka yang tak tersentuh, maka dari itu kedekatannya dengan Sarah dianggap special oleh orang orang.
"Kenapa lo ga bawa tuh cewek ke sini aja? Biar kita bisa nanya secara detail soal si Anka Anka itu."
"Gabisa. Mentalnya lagi ancur. Info yang gue bawa ini aja susah gue dapet karna Sarah labil ngasih jawabannya." Setelah ada yang memberitahunya tentang keberadaan Sarah, Lerbi sendiri yang langsung bergegas menemuinya. Sarah memang agak berbeda dari yang pernah Lerbi lihat dahulu. Wanita itu tidak lagi terlihat berkelas, tatapan matanya tidak bisa fokus, bahkan ketika dia bilang dia membenci Anka, tidak ada keyakinan dalam nada bicaranya.
"Dahlah, yang penting kita udah tau alamat rumahnya." Lerbi bersemangat untuk mulai menyusun rencana balas dendamnya. Sebenarnya tidak perlu direncanakan juga, Informasi dari Sarah membuat Lerbi tau tentang kekurangan Anka.
"Kita bakal ngancurin dia dirumahnya sendiri? Terus gimana sama orang rumahnya?"
Lerbi tersenyum penuh kemenangan saat pertanyaan itu diajukan oleh salah satu anak di gerombolan ini.
"Dia tinggal sendirian. Entah penjaga keamanan atau ART, pokonya gaakan ada siapa siapa dirumah Anka selain Anka sendiri."
"Loh bukannya lo bilang dia anak orkay? Ko gapunya ART?" Salah seorang bertanya. Dari beberapa cerita yang dia dengar, orang bernama Anka ini berasal dari golongan kelas ekonomi atas, makanya ketika Lerbi memberi info bahwa rumahnya tidak akan ada siapa siapa, terasa mengganjal dihatinya.
"Ya mungkin karena sifat setannya dia jadi gaada yang betah kerja disana. Yaudah, berarti kita bisa dengan mudah ngehajar dia sekarang. Dimana alamatnya? Gimana kalo malam ini kita langsung gerak?" Pemimpin memberi kemungkinan yang bisa saja terjadi, dia juga memberi usulan agar mereka bisa bergerak lebih cepat dan mendapat hasil dengan cepat pula. Berlama lama memikirkan banyak hal akan berakibat kehilangan waktu emas, itu akan merugikan berbagai sisi, terlebih lagi dirinya.
"Oke. Meskipun gerbang rumah Anka punya teknologi keamanan yang canggih,gaakan bisa kebuka kalo dia gak ngenalin tamunya. Kita bakal tetep gerak malem ini!" Lerbi mengepalkan tangannya. Dia juga sedikit menjelaskan akan adanya sedikit rintangan dalam rencana mereka. Namun itu bukan hal serius, Lerbi telah menemukan jawabannya.
"Lah terus gimana? Anka gamungkin bego kan kalo ada orang gak dikenal pencet bel rumahnya, trus diijinin masuk gitu aja?" Argumen Lerbi barusan tetap menarik pertanyaan si pemimpin disana. Dia memang berusaha mempersingkat waktu, tapi bergerak tanpa rencana juga bukan jawaban yang tepat. Dia tidak mau mengalami hal serupa seperti beberapa waktu lalu yang kurang persiapan.
"Kita gabisa gunain Sarah sebagai kuncinya apa?" Satu lainnya bertanya.
Lerbi menggelengkan kepalanya untuk menjawab. Sarah tidak bisa berada jauh dari jangkauan orang tuanya dalam keadaannya yang sekarang.
"Gue yang bakal jadi kunci."
Anak anak ditongkrongan itu kebingungan dengan jawaban dari Lerbi. Tapi Lerbi sendiri tetap sangat yakin. Bukan hanya Lerbi yang ingin kembali bertemu dengan Anka, tapi Anka juga pasti memiliki perasaan yang sama karena dulu Lerbi langsung menghilang sebelum Anka memberinya pelajaran kembali atas perilaku buruknya. Dengan diusirnya Lerbi dari daerahnya yang dulu, secara tidak langsung dia terselamatkan dari kejamnya seorang Angkasa. Dia hampir kehilangan jari jari tangannya karena ketahuan menyabotase motor Anka. Dengan tidak ada dukungan dari siapapun, mungkin jika Lerbi bertemu Anka kembali dikala itu, Lerbi akan benar benar mati. Dia sudah melukai Kara, gadis yang entah sejak kapan begitu diperdulikan oleh Anka. Namun sekarang Lerbi tidak lagi sendirian, 4 sekolah di daerah tempat tinggalnya yang baru, bersatu untuk membantunya. Akan Lerbi kalahkan Anka untuk membayar segala nasib buruk yang Lerbi alami karena ulah Anka sang iblis kejam Delamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The School Of Criminals
أدب المراهقينIni tentang Anka. Dia adalah penghukum yang paling setara atas segala kejahatan warga sekolah lain yang merugikannya. Istilah 'Mata diganti mata...', itu berlaku dihidupnya.