Kesadaran Abdi mulai kembali, dia mendengar suara kayu yang terbakar api, juga suara isak tangis seseorang.
Abdi perlahan membuka matanya. Hanya satu mata yang dapat terbuka, satunya terluka ketika Abdi berusaha melawan orang yang membawa Milly ketempat ini. Ke sebuah gedung terbengkalai yang belum selesai dibangun.
Abdi melihat Milly berada disebrangnya. Dia tidak terluka, hanya saja wajahnya terlihat begitu pucat. Badannya diikat pada tihang bangunan. Abdi sangat bersyukur, setidaknya Milly lebih baik keadaannya daripada dia.
Seseorang yang menyadari Abdi telah siuman, mulai beranjak dari duduknya. Dia berjalan kearah Abdi, menarik rambutnya dan mengarahkan wajah Abdi untuk bisa melihat dirinya.
"Bagus lo udah bangun. Ayo mulai pertunjukannya!"
PROK!!!
PROK!!!
PROK!!!Lelaki yang usianya lebih tua daripada Abdi itu melepaskan cengkraman dirambutnya, dia bertepuk tangan untuk pertunjukan yang akan dia tampilkan.
Mungkin usia lelaki ini sekitar 27 tahunan. Abdi tidak mengenalinya, benar benar orang asing.
Lelaki itu berbalik, melangkah menuju Milly. Dia tersenyum ketika Milly semakin menunjukkan rasa takutnya. Perempuan itu menggerak gerakan kakinya, berharap lelaki didepannya itu pergi menjauh.
"JANGAN SAKITIN MILLY!!!" Abdi berteriak sangat kencang. Abdi juga terikat disalah satu tiang, dia tidak bisa melindungi Milly, dan itu benar benar membuat Abdi frustasi.
"HAHAHAHA..."
Laki laki itu tiba tiba tertawa lepas. Kalimat Abdi begitu lucu ketika lelaki itu mendengarnya.
"Dia gatau tentang lo sepenuhnya, perlu gue kasih tau?"
Tepat setelah Milly menggeleng, laki laki itu menamparnya dengan keras.
"BANGSAT!!!" Abdi berteriak tidak terima. Dia berusaha untuk melepaskan diri, tapi ikatannya terlalu kuat.
"Lo beneran cewek gak tau malu yah." Lelaki itu tersenyum.
Abdi benar benar frustasi, dia tidak bisa berbuat apa apa ketika Milly disakiti seseorang.
"Heh lo." Lelaki itu menunjuk Abdi.
"Lo harusnya berterima kasih. Gue lakuin itu mewakili lo."
Abdi mengepalkan tangannya. Tali yang mengikat badannya juga sudah memberinya luka, itu karena Abdi yang terus bergerak berusaha melepaskan diri.
"Lo tau? Milly itu kaya setan..."
"LO YANG KAYA SETAN!!!" Abdi langsung memotong kalimat yang diucapkan lelaki didepannya.
Lagi lagi lelaki itu tertawa. Setiap Abdi membuka mulutnya, kata kata yang keluar hanyalah lelucon untuknya.
"Aduh lo tolol banget... Oke Oke. Gue bakal kasih tau gimana sifat dia yang asli ke elo. Gue kasian, udah bego, lo malah dibego begoin sama cewek kaya dia." Lelaki itu tersenyum. Dia mengambil kursi besi lipat dan disimpan ditengah tengah antara Abdi dan Milly. Posisi laki laki itu sekarang membelakangi Milly, dia akan fokus bercerita kepada Abdi.
"Lo tau kalo cewek lo itu selingkuh?"
"Gue udah maafin." Abdi menjawab dengan cepat.
Lelaki yang tengah memberikan informasi itu terlihat tidak puas dengan jawaban Abdi. Itu bukan jawaban yang dia harapkan keluar dari mulutnya.
"Lo tau gue pernah nidurin cewek lo?"
Abdi seketika mengeraskan rahangnya. Nafasnya berhembus dengan pendek dan kencang. Begitu berusaha untuk menahan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The School Of Criminals
Teen FictionIni tentang Anka. Dia adalah penghukum yang paling setara atas segala kejahatan warga sekolah lain yang merugikannya. Istilah 'Mata diganti mata...', itu berlaku dihidupnya.