Siang ini Rasya menunggu Lisa tepat di depan pintu gerbang Taman Kanak Kanak Cendana. Anak kecil itu terus celingak celinguk ke kanan dan ke kiri sembari melihat kehadiran Lisa yang tak kunjung datang.
"Bunda kemana ya? lama banget.." ucap Rasya ke dirinya sendiri, anak kecil itu sudah menunggu selama setengah jam.
Seketika mobil hitam mewah terhenti dekat Rasya berdiri. Seorang lelaki paruh baya keluar dari mobil dengan pakaian sangat rapih, menunjukan jika ia adalah Direktur perusahaan. Ya, siapa lagi kalau bukan Daru.
"Ayahh!!!" sontak Rasya langsung berlari dan memeluk sang ayah.
"Sayang kok belum pulang? bunda di mana, hm?" tanya Daru bingung dan ikut celingak celinguk ke sana ke sini.
"Gak tau, bunda kayaknya lupa kalau hari ini jemput Aca." suara anak itu terdengar menggemaskan, ditambah mulutnya yang manyun manyun di saat berbicara.
"Hemm... Rasya mau main ke rumah ayah?" ajak Daru kepada anak bontotnya.
"Mauu mauuu, Aca mau ayah!!" jawab Rasaya terlihat sangat antusias.
"Yaudah ayo kita berangkat." Daru langsung menggendong putra kecilnya itu masuk ke dalam mobil.
Di perjalanan Rasya tak sengaja menemukan mainan kesayangannya, kemudian ia mengambil mainan robot bewarna biru.
Dulu Rasya suka rewel, kalau tidak ada mainan itu di samping nya. Waktu jalan jalan bersama keluarga kecil Daru dulu pasti Lisa tidak akan melupakan barang berharga bagi Rasya.
"Lisa, Rasya sama saya nanti biar saya antar ke rumah setelah mampir ke rumah saya." terlihat Daru sedang menelepon mantan istrinya.
🐳🐳🐳
"Lo harus nya balik ke ruangan lo, jangan ikut ikut kayak gue." ucap Malik sembari merapihkan semua dekorasi yang waktu itu di pasang untuk meramaikan acara.
Anara dan Malik, ya mereka berdua sedang membersihkan ruangan olahraga yang dipakai sebagai ruang dekorasi acara.
"Salah dua dua nya, sssttt diem!" ucap Anara memberi isyarat untuk Malik tidak terus menyuruhnya kembali ke ruang OSIS.
"Udah sana balik aja, ini bentar lagi kelar." titah Malik yang sibuk memasukan barang barang itu ke dalam kardus dan memindahkan ke sudut ruangan.
"Yaudah berdua biar cepet selesainya." Anara benar benar keras kepala membuat Malik menggelengkan kepalanya.
"Iya terserah lo, nanti kalau mimisan jangan ngeluh ke gue." sahut Malik.
"Marah marah aja, jelek tau. Coba deh sehari tebar senyum kayak gini nih." gadis cantik itu mempraktikan cara senyum yang ramah dan itu terlihat sangat menggemaskan.
"Gue gak senyum aja banyak yang suka, Ra." jawab Malik acuh.
"Emang lo mau makin banyak yang suka gue?" tanya lelaki itu.
"MALIKKK!!!" gadis itu menegur Malik dan menunjukan wajah cemberutnya.
"Apa sayang?" tanyanya.
Sial, jantung Anara tidak berfungsi secara normal, Malik sangat jarang mengatakan itu. Sekalinya Malik mengatakan kata sayang membuat Anara salah tingkah.
"Serem banget ada buaya." ucap Anara sembari mengangkat barang yang tidak begitu berat.
"Buaya buaya gini, lo bulol Ra." ujar Malik dengan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Derana [ END ]
Teen Fiction-DISARANKAN UNTUK FOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA- "Apa iya ini semua sia sia? apa iya hubungan ini cuma menunda perpisahan? -Anara. Perbedaan keyakinan yang membuat mereka berjarak sangat jauh. Selain permasalahan cinta yang tak kunjung usai, Mal...