-TIGA BELAS

161 59 27
                                    

Malam ini Malik berada di depan meja belajarnya, lelaki itu mengerjakan tugas sekolah ditemani foto foto Anara dan dirinya di meja belajarnya. Sungguh, tidak ada angin atau hujan tiba tiba Malik bisa berubah sedrastis ini.

Seorang Malik mengerjakan tugas? rasanya tidak mungkin, tapi ini lah yang terjadi. Lelaki itu menulis dan sesekali mencari jawaban lewat buku cetak yang ada di hadapannya.

Soal per soal dapat Malik kerjakan dengan lancar, dibantu dengan kertas dari Abuku cetak yang sedari tadi ia bolak balik. Malik yang anti dalam membaca, tapi sekarang justru melakukan kegiatan itu tanpa adanya paksaan.

"Oke bisa, lo bisa Malik" gumam Malik.

Karena Anara, Malik bisa seperti ini bahkan terlihat seperti pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Benar, Anara adalah lentera kehidupannya.

Christ
"Lik, ada trek nih. Ambil gak?"

Suara notifikasi pesan terdengar, membuat Malik menghentikan aksi mencatatnya.

Malik
"Berapa?"

Christ
"Hari ini 75 juta, tapi gapapa kan kalo ada Darren? dia ikut di sini juga."

Malik
"Ambil, gua gak peduli sama manusia itu."

Malik melakukan ini terpaksa, sebentar lagi ada ujian di sekolah dan tentunya harus membayar. Ia merasa tak bisa jika harus sepenuhnya Lisa yang menanggung biaya hidupnya. Ya walaupun Lisa adalah bundanya, tapi Malik tau bahkan sadar apa kewajibannya saat ini yaitu, membantu perekonomian di keluarga kecilnya walau belum cukup umur dan pekerjaan ini sangat beresiko.

"Maaf bun.."

"Maaf Anara, kali ini Malik kecewain kalian." gumam Malik.

Lelaki itu langsung mengambil jaket kebangsaannya ZEUS, tak helm full face, kemudian beralih ke Lisa yang berada di ruang tamu yang kini sedang mengajarkan pekerjaan rumah milik Rasya.

"Bun, Malik mau keluar sebentar ya." izin Malik.

"Kemana lagi, Ya Allah" Lisa heran, karena anak sulungnya seperti tidak betah di rumah. Bawaannya ingin terus keluar, keluyuran ke sana dan ke sini.

"Malik mau ambil tugas di rumah temen, sebentar aja kok bun." Malik berbohong, tak mungkin ia mengatakan hal jujur pada sang bunda.

"Jangan kayak kemarin, jangan buat bunda sama Anara khawatir." pesan Lisa.

"Iya bun, Malik pergi dulu ya." Malik pun menyalimi Lisa.

"Hey jagoan, sini tos dulu." Malik mengarahkan telapak tangannya ke Rasya yang sedang mengerjakan sesuatu.

"TOOSSSS" balas Rasya kencang dan bersemangat.

"Assalamualaikum." Malik pun pergi meninggalkan Lisa dan Rasya malam itu.

"Waalaikumsalam." jawab Lisa.

*******

Bukan hanya Malik, tapi Bagas, Fathur dan Vedro dan anak ZEUS lainnya hadir di pertandingan ini. Sebenarnya ketiga sahabatnya tidak menyetujui keputusan Malik untuk mengikuti balapan seperti ini, bahkan Vedro ikhlas membayarkan uang sekolah untuk Malik, tapi lelaki itu justru menolaknya mentah mentah.

Sang Derana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang