"Kamu sudah melenyapkan anak itu?" suaara itu terdengar dari telpon.
"Sebentar sayang, jangan buru buru" orang misterius dengan masker hitam dan hoodie navy duduk di dalam mobil.
"Kalau ada kesulitan, tinggal gunakan Lisa, Rasya atau Anara. Mereka semua titik kelemahan Malik."
"Iya, kamu kirim foto Anara Anara itu ke aku. Sekarang!!"
🐳🐳🐳
"Selamat pagi." sapa Malik ke Tiara selaku pihak administrasi, Tiara melihat Malik pun heran mengapa bisa anak lelaki ini datang pagi pagi jam segini.
"Saya mau bayar kewajiban saya bukan minta uang." ucap Malik, karena lelaki itu melihat Tiara yang menatapnya secara terus menerus.
"Kamu kesambet apa? baru jam 05.41 udah di sekolah" ucap Tiara dibuat terheran heran pastinya.
"Aneh.." gumam Malik dengan tatapan malasnya.
"Katanya harus disiplin, tapi sekarang jadi tanda tanya. Mau orang orang apa?" Malik dibuat jengkel pagi ini.
"Ya-oke, gak usah bertele tele." ujar Tiara.
Malik menatapnya datar, padahal sedari tadi yang banyak bertele tele adalah Tiara.
"Malik, dua belas IPA 3." ucap Malik.
Tiara mencari nama Malik di layar komputer nya dan terhenti diabsen 21.
"Udah lunas semua ini" ucap Tiara dengan teliti.
"Hah!?" Malik tersontak kaget mendengar ucapan Tiara barusan. Ah, mungkin Malik salah dengar, pikirnya.
"Saya belum bayar uang ujian perasaan?" tambah Malik.
"Coba cek dulu bu yang teliti. " titah Malik.
"Bentar saya lihat copyan kwitansinya dulu." Tiara langsung beralih ke satu laci yang ber-label XII IPA 3.
Malik terus menunggu dari luar, ada rasa penasaran juga di dirinya atau semua ini kesalahan server saja. Ah, pusing memikirkan itu, padahal niatnya baik untuk membayar kewajibannya.
"Copyan nya ada, tapi nama dari yang bayar gak tertera." Tiara memberikan kertas itu ke Malik.
Lagi lagi Malik dibuat bingung dan beribu pertanyaan menempel dikepalanya.
"Lunas berarti?" tanya Malik sekali lagi.
"Iya Malik.." jawab Tiara penuh penekanan.
"Ayah, dia yang bayarin biaya sekolah gue? dia sayang gue?" batin Malik.
*******
Anara sekarang berada di lapangan outdoor, karena hari ini adalah jam pelajaran olahraga, hitung hitung gadis itu sekalian ambil nilai materi minggu lalu.
"Lo udah ambil nilai renang?" tanya Indy sambil menguncir rambutnya.
"Udah dong, tinggal ambil nilai basket aja nanti." jawab Anara yang kini membuka botol minumnya.
"Temen temen semua, sekarang pak Doni gak masuk. Jadi olahraga masing masing aja ya." ucap Vris selaku ketua kelas di XII IPA 1.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Derana [ END ]
Teen Fiction-DISARANKAN UNTUK FOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA- "Apa iya ini semua sia sia? apa iya hubungan ini cuma menunda perpisahan? -Anara. Perbedaan keyakinan yang membuat mereka berjarak sangat jauh. Selain permasalahan cinta yang tak kunjung usai, Mal...