"Malam, ayah" Rayhan yang baru masuk disana. kamar Daru dibuat terkejut dengan keadaan Daru yang terkapar di lantai.
"Ayah?" Rayhan menghampiri Daru untuk mengecek, kalau Ayah tirinya baik baik saja.
Daru sudah nampak pucat, tubuhnya dingin dan yang jelas kini lelaki tua itu sudah meninggalkan dunia, meninggalkan semua orang orang. Kedua mata Rayhan membulat setelah mengecek nadi begitu juga sistem pernafasan Daru yang sudah tidak berfungsi lagi.
"Ayah... Ayah bangun!!" Rayhan berteriak disusul tangisnya. Ya, memang ini adalah inti dari rencana, tapi entah kenapa Rayhan tidak sanggup untuk melihat nasib malang yang dialami ayah tirinya.
"Gak... Ini gak mungkin..." Rayhan masih tidak percaya dengan situasi ini.
Dengan cepat Rayhan menelfon Fanisa untuk memberitahu kabar duka yang menimpa keluarganya.
"Mama di mana?"
"Lagi ada urusan, ada apa?"
"Ayah... Ayah, Ma..."
"Dia sudah mati?"
"Ma? ini rencana mama? mama lakuin itu?"
"Memang itu rencana kita sejak awal, kamu urus semua nya. Mama percaya sama kamu"
"Ma... Tapi kan?...."
Ponsel itu terputus secara sepihak.
Jelas saja Rayhan dibuat panik dan bingung saat ini. Sampai akhirnya Rayhan berencana untuk menghapus semua bukti, kalau kematian Daru bukan dari pembunuhan.
Rayhan mendekat ke gelas di mana baunya yang sangat menyengat. Lelaki itu sadar di mana bunga beracun itu sudah tercampur dalam minuman Daru.
"Gue harus cuci gelas ini." gumam Rayhan dipenuhi rasa panik dan ketakutan.
Dengan langkah terburu buru Rayhan mengarah dapur untuk mencuci gelas tersebut sampai bersih tanpa adanya bau dari cairan yang Fanisa berikan, lalu di ganti dengan air putih biasa.
"Rayhan minta maaf, yah.." Rayhan terisak menahan tangis.
********
Malam ini Malik belajar bersama Fathur, Bagas dan Fathur di rumahnya. Kondisi belajar tadi sangat kondusif di mana semua fokus tanpa memegang ponsel.
Selama mereka bersahabat lama dan baru kali ini mereka melakukan kegiatan belajar bersama.
"Gue balik lah ya, udah jam segini." ucap Fathur sambil membereskan buku dan laptopnya.
"Gue juga dah, nanti bokap nyokap nyariin." balas Bagas.
"Dih? lo kagak pulang aja, mereka bodo amat." celetuk Fathur.
"Gue balik ye, Lik." Vedro dan Malik melakukan bump fist sebelum pulang dan disusul Bagas dan Fathur.
"Hati hati lo semua." ujar Malik kepada semua sahabatnya, setelah itu Malik membereskan buku, alat tulis dan laptopnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Derana [ END ]
Teen Fiction-DISARANKAN UNTUK FOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA- "Apa iya ini semua sia sia? apa iya hubungan ini cuma menunda perpisahan? -Anara. Perbedaan keyakinan yang membuat mereka berjarak sangat jauh. Selain permasalahan cinta yang tak kunjung usai, Mal...