-SEMBILAN BELAS

141 55 20
                                        

Pagi ini Lisa pergi menjemput Rasya di sekolahnya. Hari ini Rasya sudah boleh masuk sekolah, karena kondisinya sudah mulai pulih. Sebelum itu Lisa mampir sejenak ke rumah Monica untuk mengetahui keadaannya sekarang dan kabar Anara saat ini.

"Astagfirullah Monica, kok tidur disini?!" Lisa terkejut melihat Monica yang tertidur di teras sedari malam, karena menunggu kepulangan Anara.

"Monica... Kamu kok tidur disini?" Lisa mencoba membangunkannya.

Tubuh wanita paruh baya itu benar benar dingin seperti es.

"Anara? Nara di mana?" sontak Monica terbangun dan terus menanyakan keberadaan Anara.

"Saya Lisa, bunda Malik." ucap Lisa menyadarkan Monica.

"Lis, Anara... Anara gak pulang, anak saya gak tau ada di mana.." Monica kembali menangis lagi, sekarang mata wanita paruh baya itu terlihat sembab. Lisa sangat mengerti perasaan Monica terlebih lebih Anara adalah seorang perempuan.

"Sabar ya, Malik sama teman temannya lagi usaha cari Anara." Lisa langsung memeluk Monica berusaha menenangkan wanita paruh baya yang kini tengah rapuh.

"Kita lapor polisi aja, ayo tolong antar saya." pinta Monica.

"Anara hilang belum ada 2×24 jam, polisi gak akan mau nanganin masalahnya. Kita serahin sama Malik, anak saya yang bakalan cari dan bawa Anara pulang." ujar Lisa, ia sangat yakin kalau Malik bisa melakukan itu.

"Kamu berdoa biar Anara baik baik aja." ucap Lisa.

*******

"Pa, kamu minum obat dulu, ya?" Fanisa memberikan obat bersamaan dengan air putih.

"Makasih sayang." jawab Daru, Daru tampak lebih kurus dibanding hari kemarin.

"Kenapa aku semakin parah, ya? padahal semua obat udah aku minum bahkan aku kontrol juga." ujar Daru heran, kondisinya juga benar benar menurun.

"Buat sekarang aja pandangan aku kabur, jalan pun aku susah." tambah Daru.

"Sabar ya sayang? kamu pasti sembuh kok. " Fanisa memberikan semangat agar Daru tidak bosan melakukan pengobatannya.

"Aku mau ketemu Malik, tapi kontak dia hilang. Aku bingung." tampak diwajah Daru, kalau ia sangat merindukan putra sulungnya.

"Nanti kita ketemu Malik, ya? nanti aku bilang ke Lisa biar dia sampaikan ke Malik dan yang terpenting sekarang itu kesehatan kamu" jawab Fanisa dengan senyumnya sembari menyelimuti Daru.

"Makasih ya sayang." ujar Daru.

🐳🐳🐳

Hubungan Malik dan Bagas tidak seakrab dulu. Mereka berdua saling banyak diam saat bertemu satu sama lain, bahkan Malik selalu menghindari Bagas.

"MALIKK!!! KASIH TAU GUE SEKARANG, ANARA TUH KEMANA?!" Indy tampak heboh, gadis itu khawatir juga akan keadaan Anara.

"Gak usah teriak, lo ngomong bisik bisik aja kedengeran." jawab Malik dengan wajah datarnya.

"Anara hilang? dia diculik?" tanya Indy dengan suara pelannya, gadis itu berbisik bisik.

"Iya, tapi jangan kasih tau mamanya dulu."  jawab Malik.

"WHAAATTT?!" teriak Indy membuat Malik mundur selangkah sembari memegang kedua telinganyam

"Kok lo gak cari dia sih?" omel Indy.

Sang Derana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang