Setelah beberapa hari Malik datang dan menelusuri rumah Haris secara diam diam. Lelaki itu baru mulai mencemaskan keadaan Daru. Jelas saja Malik mengkhawatirkan ayahnya yang berada di dalam bahaya, walaupun berada di rumah nya sendiri.
"Malik janji bakalan bawa ayah keluar dari rumah itu." ucap Malik.
"Maafin anak sulung ayah ini..." gumamnya.
Malik yang sekarang sudah berubah, lelaki itu tidak lagi memikirkan egonya sendiri. Untuk saat ini yang terpenting untuknya adalah keselamatan Daru, sang ayah.
"Yang lo jagain di sini bukan ayah aja, tapi ada bunda, Rasya, Anara bahkan orang orang yang deket sama gue." ucap Malik pada dirinya sendiri.
"Apa gue ke rumah ayah aja, ya?" tanya lelaki itu pada dirinya sendiri.
Malik berpikir lama untuk kembali menginjakan kakinya di rumah sang ayah. Menurut Malik jika ia datang kesana justru akan membuka luka lama, tapi disisi lain Daru juga membutuhkan bantuan dari anak sulungnya.
Hanya Malik yang bisa ia andalkan saat ini.
"Turunin ego lo, Lik. Sekarang pergi ke rumah ayah!" Malik pun mantap akan keputusannya sore ini.
*******
Motor Malik terhenti di depan pagar rumah sang ayah, kemudian Malik memberanikan dirinya untuk masuk ke teras rumah. Saat ini perasaannya bercampur aduk, ada perasaan rindu, kecewa, sedih dan kesal.
Rumah yang dulu menjadi tempat tumbuh bagi Malik, rumah yang dulu bisa memberikan kehangatan untuknya justru berubah menjadi rumah yang memberikan luka membekas sampai saat ini.
Malik memencet bel berkali kali, lelaki itu berharap tidak ada Fanisa atau Rayhan di rumah ini.
Sekian menunggu sekitar 2 menit, akhirnya pintu terbuka dan ada sosok yang paling Malik benci di bumi ini.
Rayhan.
"Ngapain lo?" Rayhan menyambutnya dengan ketus.
"Gue mau ketemu ayah." jawab Malik.
"Cabut sana lo, ayah gak butuh anak kayak lo." Rayhan mengusir Malik begitu saja.
"Lo siapa bisa ngusir gue di rumah gue sendiri?" tanya Malik. Kali ini lelaki itu tidak akan mengalah lagi.
"Gue jauh berhak atas rumah ini dibanding lo." tambah Malik ketus.
"Sekarang di mana ayah?" tanya Malik.
"Lo budeg atau apa hah?! gue bilang, ayah gak mau ketemu sama anak kayak lo!" Rayhan meninggikan nada bicara.
BUGGHHH..
Kesabaran Malik untuk menghadapi Rayhan sepertinya sudah habis, sampai akhirnya ia meninju batang hidung Rayhan dengan kuat, membuat kakak tirinya mengumpat meringis kesakitan. Sedari tadi Malik hanya mengepalkan kedua telapak tangannya dan berusaha tidak melakukan hal yang kasar.
"Bangsat!" umpat Rayhan.
Disaat itu juga Rayhan membalas pukulan yang tadi Malik berikan padanya, tapi dengan cepat Malik mengindari pukulan itu. Justru Malik menahan tangan Rayhan, kemudian memelintirkannya, sampai kakak tirinya lagi lagi meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Derana [ END ]
Teen Fiction-DISARANKAN UNTUK FOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA- "Apa iya ini semua sia sia? apa iya hubungan ini cuma menunda perpisahan? -Anara. Perbedaan keyakinan yang membuat mereka berjarak sangat jauh. Selain permasalahan cinta yang tak kunjung usai, Mal...