Jakarta, 14 November 2028.
Waktu terus berjalan dan tentunya keadaan di kehidupan Malik juga berubah. Lelaki itu semakin berjaya, mapan, dan potensinya untuk mengembangkan perusahaan maupun usahanya tak kalah jauh dengan mediang sang ayah.
Banyak yang berubah disekeliling Malik. Dimana Fathur yang dulu dikenal sebagai lelaki jomblo ngenes, tapi saat ini ia sudah memiliki seorang istri dan sudah dikaruniai calon anak di dalam rahim sang istri.
Tapi bagaimana dengan Bagas dan Vedro?
Kalau Bagas sama seperti Fathur, ia sudah membangun rumah tangga bersama Indy dan pernikahan mereka sudah berlangsung selama satu tahun. Bagas juga membuka usaha kuliner, awalnya buka di Jakarta, tapi lama kelamaan lelaki itu dapat membuka usahanya diberbagai cabang kota. Di antara Malik dan Bagas hanya kisah asmara Bagas yang bertahan sampai akhir, bahkan bisa dipastikan sampai akhir hayat.
Sedangkan Vedro, lelaki itu masih berada di Swiss. Setelah lulus dari kuliahnya, Vedro bekerja di salah satu rumah sakit ternama dan posisinya sebagai Dokter spesialis jantung.
Tidak disangka, anak anak yang dulu selalu menjadi incaran bu Erna bisa mengubah derajat mereka dan keluarga. Mereka ber-empat berhasil, karena usaha gigih yang sudah dilakukannya.
Bagaimana dengan perasaan Malik terhadap Anara?
Ah, lelaki itu sudah melupakan Anara. Sepenuhnya. Malik benar benar sudah mengikhlaskan Anara untuk Jevian, ia tidak bisa melawan garis takdir yang sudah Tuhan berikan. Lelaki itu hanya bisa pasrah dan berusaha mengobati lukanya sendiri. Tapi jangan khawatir, luka pedih yang Anara buat untuknya sudah hilang tanpa adanya bekas.
"Pak Malik, permisi.." suara Hujan mengisi ruang kerja Malik.
"Masuk Jan." balas Malik tanpa melirik ke Hujan sama sekali. Pandangannya kini terfokus pada layar laptop yang ada di hadapannya.
"Ini catatan hasil rapat tadi, pak." Hujan menaruh lembar per lembar kertas di atas meja kerja Malik.
"Iya, terima kasih Hujan." balas Malik. Lelaki itu masih tidak melirik Hujan yang kini satu ruangan dengannya.
"Kalau gitu saya kembali ke ruangan saya, permisi pak." Hujan membalikan tubuhnya bergegas untuk meninggalkan ruang kerja bos nya yang dingin itu.
"Ah iya, Hujan." panggil Malik yang kini membuat langkah kaki Hujan terhenti. Pandangan Malik juga teralih kepada gadis yang ada di depannya.
"Iya, kenapa pak?" tanya Hujan.
"Kemarin saya suruh kamu buat kirim laporan keuangan ke email saya. Kok sampai sekarang belum masuk juga, ya?" tanya Malik.
"Aissshh..." spontan Hujan menepuk keningnya dengan pelan.
"Saya bakalan kirim sekarang ke email bapak." tanpa mengatakan salam, Hujan keluar begitu saja dengan wajahnya yang panik.
Malik hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap Hujan yang selalu menguras kesabarannya.
"Cantik, tapi aneh." gumam Malik.
"Hah?!" seketika Malik tersontak kaget setelah menyadari ucapannya barusan.
"Apaan dah lo? kagak, dia gak cantik." dengan cepat Malik meralat ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Derana [ END ]
Tienerfictie-DISARANKAN UNTUK FOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA- "Apa iya ini semua sia sia? apa iya hubungan ini cuma menunda perpisahan? -Anara. Perbedaan keyakinan yang membuat mereka berjarak sangat jauh. Selain permasalahan cinta yang tak kunjung usai, Mal...