- DUA

207 69 63
                                    

Di ruang tamu Anara asik bermain dengan Rasya. Ya, anak berumur 6 tahun itu adalah adik Malik. Wajah mereka benar benar sangat mirip, bisa dibilang Rasya adalah Malik versi mini, tapi Rasya tidak memiliki sikap dingin seperti kakaknya.

"Anara, apa kabar sayang?" Lisa senang dengan kehadiran Anara di sini, kemudian sang bunda langsung memeluk Anara layaknya anak kandungnya sendiri.

Lisa sangat menyayangi Anara.

"Puji Tuhan Anara baik, bunda gimana kabar nya? baik kan?" balas Anara dan bertanya kembali.

"Bunda alhamdulillah baik, Nara mau makan apa? ini tadi bunda udah masak udang asam manis kesukaan Nara."

Ini yang Anara rindukan dari keluarga kecil Malik, terasa sangat hangat dan bahkan tempat ini adalah rumah kedua bagi Anara. Sekilas senyum Anara terukir, masakan yang dibuat Lisa adalah makanan kesukaan Anara.

"Nara jadi gak enak, jadi ngerepotin bunda buat masak makanan kesukaan Nara." Anara tampak tidak enak hati.

"Gak apa apa sayang.. Lagian tuh si Rasya sampai makan tiga kali, katanya enak." jawab Lisa dengan kekehannya.

"Bang udah sholat belum kamu?" tanya Lisa dengan suara agak kencang dari ruang tamu agar Malik mendengarnya dari arah dapur.

"Iya bun ini mau ambil wudhu." suara samar samar itu terdengar, seketika wajah Anara menjadi sedih sebab setiap Malik menjalankan kewajibannya pasti Anara merasa sangat jauh dengan dunianya itu.

"Ra, sebentar ya." Malik terlihat lebih tampan dari sebelumnya, air wudhu  membasahi surai hitamnya lalu dikibaskannya ke belakang.

"Iya, Lik. "

"Bunda mau ke belakang sebentar, Nara main sama Rasya dulu ya?" tutur kata Lisa yang lembut, kemudian beranjak dari tempat duduknya.

"Iya bun." jawab Anara sopan.

"Kak Naya, kak Naya!!" panggil Rasya sangat menggemaskan.

"Apa Rasya?" tanyanya.

"Kak Naya sholat dulu sana, nanti di marahin sama bunda, kalau gak sholat." Rasya mengingatkan untuk melakukan ibadah ke Anara. Anak kecil itu tidak paham sebetapa jauh kakak sulungnya dengan perempuannya.

Hati Anara jadi sesak, kalau sudah membahas hal seperti ini.

"Abang aja, kalau gak sholat dimarahin sama bunda." tambah jagoan kecil itu.

"Rasya rajin gak sholat nya?" Anara mengalihkan pertanyaan Rasya.

"Aca rajin dong sholatnya." jawab jagoan itu sembari memainkan mobil mobil berwarna merah yang ada di tangannya.

"Apa iya ini semua sia sia?apa iya hubungan ini cuma menunda perpisahan?
—Anara.

🐳🐳🐳

Malam ini Malik ada di basecamp lebih tepatnya tongkrongan sekolah SMA Merah Putih. Siapa saja boleh datang kesana, mau adik kelas, teman sebaya atau kakak kelas yang sudah lulus sekalipun. Tongkrongan itu sering diberi nama ZEUS.

"Tumben sepi?" tanya Malik sambil melihat siapa saja yang datang.

"Kan sekarang akhir semester awal, mungkin lagi pada nyetor tugas atau emang lagi ada urusan yang lain." jawab Bagas sembari memainkan game diponselnya.

"Cuma kita aja jing yang berleha leha." sahut Vedro.

"Gue sih anti tugas tugas, bodo dah anjing." celetuk Malik.

Sang Derana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang