- TIGA PULUH SEMBILAN

104 52 0
                                    

Sepulang acara kelulusan di sekolah, Malik langsung pergi mengunjungi makam Daru. Lelaki itu ingin memberi tau kabar bahagia yang tentunya membuat Daru bahagia juga.

Kali ini tidak ada Anara yang menemaninya sebab gadis itu pergi bersama Indy. Malik hanya sendirian kali ini.

"Assalamualaikum, yah" sapa Malik sesampai di makam Daru.

Posisi Malik kini setengah duduk, lelaki itu menatap batu nisan sang ayah sembari menghelusnya. Senyumnya terukir melihat pemakaman Daru yang terlihat bersinar sore ini.

"Malik datang kesini mau kasih tau kabar baik." ujar Malik.

"Ini.." Malik mengeluarkan medali yang ada di balik saku jaketnya.

"Ini hadiah atas semua usaha yang udah Malik lakuin. Sekarang Malik buktiin ke ayah, kalau Malik bisa buat ayah bangga."

"Malik peringkat pertama, Malik peraih nilai tertinggi di tahun ini."

Lelaki itu menghela nafasnya dalam dalam, berusaha menahan tangisnya.

"Harusnya ayah ada di sini, harusnya kita rayain ini bareng bareng. Malik mau ayah bilang ke orang orang dan dunia, kalau anak sulung ayah ini bisa juga banggain keluarga, bukan bisanya buat keluarga malu.." sekuat apapun Malik menahan tangisnya, tetap saja air mata itu turun dan mengalir deras.

"Di balik jahatnya semesta sama Malik, ternyata semesta lagi siapin kejutan juga, ya?" tanya lelaki itu.

"Kejutan di mana ayah harus pergi jauh, Rayhan sama mamanya udah dibawa sama pihak kepolisian dan Malik bisa ada raih ini. Ya, sesuai sama keinginan ayah dulu."

Kabar baik kemarin lusa akan menjadi hal yang tidak akan pernah Malik lupakan sampai kapanpun. Lelaki itu berhasil menunjukan pada semesta, kalau dirinya mampu bertahan dan berubah menjadi versi yang lebih baik.

"Yah.." suara Malik terdengar lirih.

"Tolong bilang ke Tuhan untuk gak kasih masalah yang berat lagi buat Malik. Bilang juga ke Tuhan, jangan ambil orang orang yang Malik sayang." tangis lelaki itu semakin pecah, ia terus menunduk sambil memeluk kedua kakinya.

"Malik takut kehilangan lagi, yah."

🐳🐳🐳

Seminggu setelah acara kelulusan, Malik dan Lisa mengadakan syukuran sebab kabar baik yang Malik dapatkan lalu mengajak semua anak anak ZEUS untuk berkumpul di rumah Malik.

Kini di dapur sudah ada Anara dan Indy yang ikut membantu Lisa menyiapkan makanan. Sebenarnya Lisa menolak keras Anara dan Indy untuk membantunya, tapi kedua gadis itu memaksa.

"Terima kasih ya, Nara." ucap Lisa pada Anara.

"Indy, makasih juga ya cantik." Lisa beralih juga pada gadis yang berdiri di sampingnya.

"Gak usah terima kasih bun, kan Anara sendiri yang mau bantu bunda." jawab Anara dengan senyumnya.

"Iyaa, lagian tante gak mungkin nyiapin ini sendirian. Selagi ada anak perempuan yang bantu, kenapa enggak coba?" ujar Indy dengan kekehannya.

"Kalian berdua anak baik dan bunda bersyukur, karena Malik bisa bertemu kalian semua." ujar Lisa.

"Hem.. Kalau begitu Indy anter ini ke depan dulu ya tante." Indy mengambil makanan yang sudah disiapkannya, kemudian bersiap menganggkatnya.

"Iya sayang, hati hati ya." balas Lisa.

"Nara." panggil Lisa, membuat Anara terhenti melakukan kegiatannya.

"Iya, kenapa bunda?" tanya Anara.

"Bunda mau bilang makasih ke kamu." ucap Lisa.

"Astaga bundaaa, gapapa kok Nara bantu ini itu. Ini kemauan Nara buat bantu bantu bunda." balas Anara.

Sang Derana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang