- DUA PULUH ENAM

112 51 18
                                    

Anara
Malik makasih ya?

Anara
Semangat ujian nya!!!

Malik tersenyum ketika mendapat notifikasi seperti ini.

Malik
"Istirahat, taruh hp nya."

Selepas Malik mengirim pesan itu ke Anara, tiba tiba guru pengawas ruang ujian masuk ke dalam kelas. Dengan cepat Malik memasukan ponsel ke dalam tas dan duduk rapih semestinya.

"Malik?" tanya Indra selaku guru biologi.

"Ya kenapa pak?" jawab Malik.

"Tumben masuk? biasanya bolos, kalian bertiga juga tumben?" bukan teguran untuk Malik saja, tapi ke Fathur, Vedro dan Bagas juga.

"Kesambet setan apa kalian?" tanya Indra sembari membagikan soal dan lembar jawaban kepada Siswa Siswi.

"Orang orang kenapa ya riweuh banget? berubah salah terus gak berubah juga makin salah." celetuk Fathur.

"Jadi bapak sukanya tuh kita tuh bolos terus, ya?" tanya Fathur blak blakan.

Malik dan ketiga sahabatnya hanya tahan tawa mendengar Fathur berbicara seperti itu.

"Ya kalau bapak izinin kita bolos sih gapapa" kini Bagas ikut berbicara.

"Hei!!" gertak Indra.

"Lagian bapak gak usah banyak nanya. Cukup ucap alhamdulillah aja, kalau ada Siswa atau Siswi yang berubah jadi lebih baik" saut Malik.

"CAKEP, TOP MARKOTOP!" teriak Fathur.

"Malik, saya orang kristen." mendengar itu semua Siswa Siswi di kelas tertawa terbahak bahak. Ah, bagaimana bisa Malik lupa kalau Indra adalah guru Agama Kristen?

"Jokes lo gelap banget woy." teriak Januar yang kini terus tertawa.

"HAHAHAAHHAHA!"

"Lawak banget bapak ketua ini."

"Udah udah! jangan berisik, sekarang lagi ujian!" tegur Indra pada semua penjuru isi kelas.

*******

Sepulang sekolah rencana Bagas, Fathur dan Vedro ingin nongkrong di ZEUS terlebih dahulu, tapi Malik tidak bisa ikut bersama mereka karena ingin berjumpa dengan Nanang.

"Lah Indy mau join ke ZEUS juga nih?" tanya Vedro heran karena Indy ada di boncengan Bagas.

"Gue mau ke rumah Anara minta tolong anterin sama Bagas" jawab Indy.

"Lo berdua duluan aja nanti gue nyusul" jawab Bagas.

"Yaudah oke, hati hati lo" ujar Fathur.

Bagas menyalakan mesin motornya dan langsung pergi meninggalkan pekarangan sekolah.

Awalnya keadaan hening Bagas dan Indy tidak berbicara, Bagas sibuk menyetir dan Indy hanya diam melihat pemandangan yang ia lewati.

"Ndy mampir ke toko roti dulu ya, gue mau beliin chesse cake buat Nara" ujar Bagas.

"Oh okaii" jawab Indy.

Sang Derana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang