- TIGA PULUH EMPAT

107 53 8
                                    

Malam ini Malik sama sekali tidak datang ke acara ulang tahun Indy, permasalahannya begitu besar sampai sampai tidak bisa bersenang senang dan merayakan hari spesial Indy.

Bahkan kado ulang tahun yang sudah Malik siapkan sudah titipkan lewat Fathur, karena dirinya berhalangan hadir.

Semakin hari Malik semakin frustasi memikirkan bagaimana nasib ayahnya, bahkan untuk ujian sekolah minggu depan saja belum ada persiapan sama sekali.

"Se-gak berguna itu ya gue? sampai sampai bokap gue sendiri gak percaya dan gak menyadari itu semua?" gumam Malik.

Malik sangat membutuhkan Anara saat ini, tapi gadisnya sedang meramaikan acara sahabatnya. Tak mungkin Malik mengacaukan semua ini, Malik sangat sadar akan semua itu.

"Gue butuh lo sekarang ini, Ra." ucap Malik dengan nada pelannya.

********

Jam menunjukan pukul 8 malam, sedangkan obat dan makan malam untuk Daru belum juga di antar oleh Fanisa. Berkali kali Daru menghubungi Fanisa, tapi hasil nya nihil.

Lelaki tua itu memutuskan untuk menaiki kursi rodanya secara perlahan dan melihat keberadaan Fanisa. Daru terlihat sangat kesulitan untuk memindahkan dirinya ke kursi roda, tapi lelaki tua itu berusaha sebisa mungkin.

"Ya Tuhan.." ujar Daru yang berhasil pindah, lelaki tua itu tampak keletihan.

Kemudian Daru keluar dari kamarnya dan melihat samar samar ada seseorang lelaki berada di ruang tamu, lelaki menggunakan jaket hitam dan topi dan tak lama kemudian Fanisa datang dengan membawa segelas kopi untuknya, siapa lagi kalau bukan Haris.

Daru dapat menyimpulkan gerak gerik mereka berdua bukan sekedar supir dan majikan, bahkan lebih dari itu. Seperti orang yang menjalin hubungan.

Seketika ucapan Malik tadi menjadi terbayang bayang.

DUG....

Suara pertemuan antara kursi roda dan laci pun berbunyi, suara tersebut membuat kedua insan yang berada di bawah langsung menoleh secara bersamaan.

Fanisa melihat bayangan, kalau Daru ada sedari tadi, melihat pergerakan dan mendengarkan apa yang Fanisa bicarakan bersama Haris.

🐳🐳🐳

Sedari tadi berada di pesta Indy, Anara yang seharusnya bahagia akan hari ini ternyata tidak. Gadis itu terus memikirkan bagaimana keadaan Malik, Malik dan Malik.

"Ra?" Vedro yang datang menghampiri Anara di ujung kolam renang.

"Eh, Dro?" Anara tersadar dari lamunan nya.

"Gak ada semangat, karena gak ada Malik, ya?" tanya Vedro.

Anara hanya tersenyum tipis.

"Malik butuh lo banget pasti saat ini, coba deh samperin dia dulu sebentar." ujar Vedro.

"Malik bilang dia gak mau diganggu, dia lebih suka kalau gue ada di sini." jawab Anara sambil menatap air yang ada di dalam kolam renang.

"Gak ada salahnya dicoba kan?" Vedro terus memberi dorongan ke Anara.

"Gapapa, Indy pasti ngerti kok. Biar nanti gue coba bilang ke dia, ya?" Vedro menepuk pelan pundak Anara.

Anara hanya menganggukan kepalanya, pertanda dia mengerti.

"PERHATIAN SEMUA!!!" suara itu membuat keadaan yang tadi nya ramai menjadi sunyi.

Sang Derana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang