"Kanay Kanay." anak kecil itu memanggilnya berkali kali.
"Apa sayang?" tanya Anara dengan lembut.
"Aca ngantukk..." Rasya mengusap mata nya, terlihat anak ini sudah terlalu letih.
"Sebentar lagi, ya? tuh kita lagi antri jangan bobo duluu" ujar Anara, gadis itu cemas menunggu kehadiran Malik.
Sudah sejam Malik meninggalkan mereka berdua di mall, tapi sampai saat ini lelaki itu belum saja sampai. Anara terus menghubunginya, tapi ponsel Malik tidak aktif.
"Malik kemana sih kamu??" Anara yang terus celingak celinguk ke arah pintu masuk supermarket.
"Rasya ayo sini turun dulu." Anara menggendong jagoan kecilnya untuk bangkit dari troli yang sedari tadi Rasya duduki.
"Aca ngantukk..." Rasya memeluk Anara dengan mata yang sudah sedikit terpicing.
Belanjaan yang Malik beli sangat lumayan banyak sampai sampai Anara harus membawa 4 kantong besar.
"Maaf kak ini bayarnya pakai member atau cash?" tanya pihak kasir.
"Cash aja mbak." jawab Anara.
"Kanay.. Abang di mana?" Rasya terlihat sangat rewel, sedari tadi terus menanyakan Malik.
"Nanti sebentar lagi abang sampai, tunggu sebentar ya?" Anara tampak sabar menghadapi Rasya saat ini, gadis itu terus mengelus puncak kepala Rasya sembari menunggu pembayaran berlangsung.
Kini mereka berdua sudah duduk di lobby mall dengan belanjaan yang cukup banyak. Anara tidak mungkin bisa membawa semua barang itu sekaligus jadi ia menggunakan troli untuk membantunya.
Anara terus mencoba menghubungi Malik, namun tetap saja hasil nya nihil. Sama sekali tidak ada jawaban, jangankan menjawab telfon Anara untuk membalas pesan pun tidak.
Rasya yang sudah letih pun telah tertidur di dalam troli.
"Kasihan banget kamu..." Anara menatap Rasya iba.
"Nara!!" suara itu membuat Anara menoleh kearah sumber suara.
"Eh? hai.." sapa nya sangat singkat.
🐳🐳🐳
BUGGHHH...
Malik terus memukuli teman Darren yang membuat Vedro harus dilarikan ke rumah sakit. Lintang mengikat orang itu di atas kursi dan membiarkan Malik untuk menghajarnya.
"Lo kalau berani jangan keroyokan, bangsat!" pekik Malik.
Lagi lagi ia meninju wajah lawannya tanpa ampun dan kini wajahnya sudah tidak terbentuk. Darah segar mengalir dari hidung dan sudut bibirnya, sangat deras.
"Lik udah" Bagas mencoba menghentikan ini semua.
"Gak bisa, Gas! gara gara dia, Vedro masuk rumah sakit" balas Malik. Emosi lelaki itu sama sekali tidak bisa terkontrol.
"G-gue mi-minta m-maaf.." suara itu keluar dari mulut lawannya.
Kemudian Malik meraih dan menarik kasar kerah baju lawannya.
"Lo bilang maaf? lo celakain temen gue, anjing!!" Malik benar benar seperti orang kesetanan, semua temannya tidak bisa menghentikan aksi gilanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Derana [ END ]
Teen Fiction-DISARANKAN UNTUK FOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA- "Apa iya ini semua sia sia? apa iya hubungan ini cuma menunda perpisahan? -Anara. Perbedaan keyakinan yang membuat mereka berjarak sangat jauh. Selain permasalahan cinta yang tak kunjung usai, Mal...