Hari ini ada razia, di mana guru BK keliling kelas sambil membawa satu kardus kecil ditemani oleh ketua dan wakil OSIS untuk menyita barang barang seperti makeup, sepatu bewarna selain hitam putih dan barang barang yang dilarang oleh pihak sekolah.
Gadis itu sudah mengatakan perihal itu ke Malik, lelaki itu tidak lagi memakai sneakers putih polos dan Anara sempat memakaikan dasi ke Malik saat hendak pergi ke sekolah tadi, tapi nampaknya percuma. Malik tetap melepas benda kecil yang ada dilehernya itu.
"Maaf ya, mau saya periksa dulu." Anara mengambil tas salah satu Siswi yang duduk di barisan ketiga.
Anara memeriksa dari resleting depan hingga belakang, semua buku ia keluarkan dan meraba seluruh keadaan tas yang bewarna biru itu.
Sampai akhirnya....
Gadis itu menemukan satu pouch makeup, tidak terlalu besar bentuknya, tetapi di dalamnya ada beberapa alat makeup yang membuat Anara tidak abis pikir.
Bisa bisanya perempuan yang ada di hadapan nya saat ini membawa pouch makeup yang lengkap.
"Please jangan..." Siswi itu meminta untuk tidak disita semua barang barangnya.
"Gak bisa, Jes." jawab Anara yang dari awal sudah konsisten akan kewajibannya.
"Itu baru gue beli kemaren, Ra." ucap Jessica dengan rengekannya.
"Udah tau sekolah banyak aturan, kenapa masih lo bawa?" tanya Anara kesal.
Jessica termasuk perempuan yang berkelakuan mirip dengan Malik, ya dia selalu berbuat onar, membawa barang yang di larang oleh pihak sekolah. Terlebih lebih gadis itu sangat menyukai Malik, tidak peduli dengan posisi Anara saat ini.
"Palingan juga lo bawa pulang kan barang barang sitaannya?" mulut Jessica benar benar kurang ajar.
Anara memberikan senyum tipis nya.
"Makeup lo masih kalah jauh sama makeup gue." bisik Anara dengan memberikan tatapan serius.
Lagi lagi gadis ber-almameter itu melihat isi pouch makeup milik Jessica.
"Blush on kayak gini tuh belum BPOM." Anara menunjukan barang yang ada di tangannya ke Jessica.
Anara menghela nafasnya.
"Liptint lo juga sashimi, gak bagus." tambah Anara dengan kekehan nya.
"Makasih ya, Jessica. Besok besok kalau mau cari makeup kabarin gue biar gue bantu." bisik Anara, gadis itu sangat puas.
🐳🐳🐳
Malik dan teman temannya yang lain sedang tanding futsal dengan kelas IPS, lelaki itu juga mengikuti satu ekstrakulikuler futsal dan Malik salah satu kapten diteamnya.
Dari atas balkon Anara terus memperhatikan Malik menggunakan baju bewarna biru dan angka 10 disana muncul senyum dari bibirnya.
"MALIKKK!!" dari banyaknya orang orang yang memanggil dirinya, entah mengapa suara Anara yang paling jelas dia dengar.
Sekilas Malik mencari sumber suara itu dan penglihatannya terkunci di atas balkon, ada Anara bersama Indy di sana sambil melambaikan tangan ke arahnya
Malik melambaikan tangannya kembali.
"Mau punya pacar juga deh." celetuk Indy. Gadis itu sangat iri, kalau melihat Anara sedang bucin dengan Malik.
"Makanya dicari!" balas Anara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Derana [ END ]
Dla nastolatków-DISARANKAN UNTUK FOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA- "Apa iya ini semua sia sia? apa iya hubungan ini cuma menunda perpisahan? -Anara. Perbedaan keyakinan yang membuat mereka berjarak sangat jauh. Selain permasalahan cinta yang tak kunjung usai, Mal...