"Ini laci meja gue kenapa berubah jadi rak kasir minimarket?!" tanya Malik heran bukan hanya cokelat yang penggemarnya berikan, tapi surat pun juga ada di sana.
"Itu belum seberapa, kemarin lebih banyak dan lo tau siapa yang habisin?" tanya Vedro sembari melirik Fathur sebagai kode.
"Gak salah lagi sih." ucap Malik dengan kekehannya.
"Thur gue baik banget orangnya, jadi ini semua jadi hak milik lo." Malik mengeluarkan semua isi laci dari mejanya dan diberikan ke atas meja Fathur.
Fathur yang wajahnya murung, karena akan menghadapi ujian matematika seketika berubah menjadi semangat dan ceria kembali.
"Gilaaa lo baik banget, kacaaauu!!" teriak Fathur girang.
Vedro dan Malik hanya menggelengkan kepala saat melihat Fathur, lelaki itu mengumpulkan satu demi satu cokelat dan memindahkan semuanya ke dalam laci mejanya.
"Bagas dimana?" tanya Malik bingung. Netranya sesekali mencari Bagas ke sudut demi sudut ruangan kelas, tapi sama sekali tidak menemukan batang hidung Bagas.
"Tasnya sih udah ada, gue bingung tuh anak ada di mana." ujar Vedro yang kini ikut kebingungan.
"Palingan ada di warung Teteh sebrang sekolah" celetuk Fathur.
"Sepi, tadi gue lewat sana sekaligus nitip rokok. " jawab Malik.
"Lo berdua kayak bocah bego, jaman udah canggih ya pake hp lah." Fathur langsung mengeluarkan ponsel dari saku celananya, kemudian mencari nama Bagas dikontaknya.
"Sssttt" langsung Fathur menelfon Bagas saat itu juga.
"Ujian mtk bego, lo di mana?"
"Masih jam segini, setengah jam lagi."
"Lo di mana emang?
"ZEUS."
"Sendirian aja taiii, gue sama yang lain kesana dah"
"Rame?"
"Kagak rame sih cuma gue doang sendirian."
"Mengoke, bye yang."
Ponsel itu terputus, lebih tepatnya diputus secara sepihak oleh Fathur.
Mungkin Bagas langsung muntah setelah mendengar ucapan terakhir yang Fathur katakan.
"Dia ada di ZEUS." Fathur memberitahu kedua sahabatnya.
"Dia cabut?" tanya Vedro.
"Sebentar aja katanya, lagian waktu masih ada setengah jam lagi kan." jawab Fathur.
"Gue susulin Bagas dulu." setelah mengatakan itu Malik langsung pergi begitu saja, mengambil jaket dan keluar dari kelas.
"Lahhh?" Fathur dibuat terheran heran.
"Eh? itu kenapa lo diem aja jing?? nanti mereka berdua ribut." Fathur dibuat cemas akan kepergian Malik.
"Gak akan ribut, gue udah coba ngomong kemarin sama Malik." jawab Vedro.
"Gitu? ah syukurlah, semoga baikan dah dia berdua." Fathur sangat menginginkan kedua sahabatnya kembali seperti semula.
Disisi lain Malik kabur lewat pintu belakang, lebih tepatnya ada di Kantin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Derana [ END ]
Dla nastolatków-DISARANKAN UNTUK FOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA- "Apa iya ini semua sia sia? apa iya hubungan ini cuma menunda perpisahan? -Anara. Perbedaan keyakinan yang membuat mereka berjarak sangat jauh. Selain permasalahan cinta yang tak kunjung usai, Mal...