- TIGA

198 65 43
                                    

Ketika mata pelajaran lintas minat, yaitu Sosiologi. Anara dan kelompoknya sedang berdiri di depan kelas sambil mempresentasikan materi yang sudah mereka buat dan pelajari. Anara sangat mahir dalam menjelaskan sebuah materi, public speaking gadis itu sangat bagus bahkan guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris bangga terhadap bakat public speaking yang Anara miliki.

"Teruss!! Jalan jongkok dari ujung koridor sampai ujung sana, 10 kali gak ada berhenti!" suara itu terdengar sangat lantang dan pemiliknya adalah Erna, guru BK.

Anara sempat menunggu dan melihat siapa yang kini mendapat hukuman dari guru BK nya. Siapa yang dihukum sampai sampai melewati depan pintu kelasnya, ternyata itu adalah Malik dan kawan kawannya.

Sekilas Malik melirik ke kelas Anara dan langsung terkait kontak mata dengan perempuannya, tak lupa Malik meninggalkan senyumnya itu untuk Anara.

Dalam keadaan seperti ini masih bisa Malik memberikan senyum manis?

"Nara itu Malik kenapa lagi?" Indy menyenggol lengan Anara, kemudian berbisik.

"Gak tau.." wajah Anara dipenuhi rasa kebingungan, apalagi yang sudah di lakukan pacarnya.

"Benar benar ya Malik emang biangnya masalah." celetuk Nur yang kini mengajar di kelas Anara. 

"Kamu cantik, pintar loh Anara. Kenapa harus sama Malik? Ibu rasa Gino cocok sama kamu." sepertinya guru yang satu ini tidak menyukai hubungan mereka berdua, lebih tepatnya sangat menentang.

"Saya sama Gino cuma sebatas rekan organisasi, gak lebih dari itu kok bu." jawab Anara sopan.

Secara tidak langsung Malik direndahkan oleh guru SMA Merah Putih, rasanya sangat pedih mendengarnya secara langsung. Anara menyangkal, kalau Malik tidak seburuk itu, tapi mengapa semua orang terus menganggap nya sebagai pembuat masalah?

Benar, dunia sedang bermain main dengan Malik.

"Baik, hanya segitu presentasi dari kelompok kami. Mohon maaf, kalau ada kesalahan kata atau penyampaian yang kurang, terima kasih." penutupan disampaikan oleh Indy.

Saat Anara kembali ke tempat duduknya, baru lah gadis itu mengobrol dan membahas Malik bersama teman temannya dengan Indy perihal kejadian tadi.

"Pasti telat lagi deh dia." kata Indy ke Anara.

Anara hanya menghela nafas, gadis itu tidak bisa mengajarkan Malik secara keras, karena menurutnya itu semua akan sia sia nanti. Menghadapi sikap Malik harus dengan lemah lembut.

"Biar nanti gue yang coba tanya deh ke dia. " jawab Anara.

Wajah Anara terlihat sangat khawatir, cemas. Gadis itu tidak ingin Malik dimarahi dan direndahkan lagi oleh orang orang sekitar termasuk ayahnya.

Gino
"Nanti mau gue temenin ke toko buku nya?"

Anara
"Gue sama Malik, makasih ya."

Jujur sebenarnya Anara sangat risih, kalau setiap hari harus bertatap muka dengan Gino, ditambah Gino memiliki perasaan terhadapnya. Ya, Gino pernah mmengungkapkan perasaannya dulu sebelum Malik, tapi Anara menolaknya sebab sudah jatuh pada pesona Malik.

Tapi apa boleh buat? Anara sudah terlibat menjadi wakil OSIS, lebih tepatnya adalah pendamping Gino di Organisasi itu.

"Anara, ibu minta tolong kamu tuliskan inti materi kamu tadi ya di papan tulis." perintah Nur sembari mengangkat spidol untuk Anara gunakan.

Sang Derana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang