- DUA PULUH TUJUH

115 51 19
                                    

Untuk menepati janjinya, Malik singgah ke toko boneka yang kemarin lusa Anara maksud demi membeli paus biru, tapi bedanya hari ini ia pergi sendiri tanpa Anara.

"Ayo kak dipilih." sapa penjual di sana.

"Mbak saya mau cari boneka paus, tempannya ada di mana, ya?" tanya Malik sambil lihat ke rak sana dan sini

"Mari kak saya antar." penjual itu mengarahkan Malik ke dalam toko untuk mencari benda yang Malik maksud.

"Ini kak kami sediain dari yang besar, medium sampai yang kecil juga." Malik berhenti di rak boneka paus yang sangat banyak.

Sudah terbayang oleh Malik jika saat ini ada Anara di sampingnya, pasti gadis itu bersorak heboh di mana gadis itu akan melihat perkumpulan benda lucu dan gemas ini. Ah, sayangnya Anara sedang sakit.

"Saya mau yang medium aja, satu ya mbak." Malik langsung memesan.

"Ada lagi kak?" tanya penjual itu.

"Hem udah itu aja mbak." jawab Malik.

*******

"DEMI APASIHH CHESSE CAKE!!" Anara terlihat antusias, selain suka strawberry Anara juga menyukai apapun yang berbau keju.

"Iya buat lo." jawab Bagas.

"Makasih, lo tau aja apa yang gue suka." ucap Anara dengan senyumnya.

"Gimana keadaan lo? udah lebih baik?" tanya Bagas.

"Udah kok, dikasih obat penurun panas sama kompres dikit juga hilang nanti." jawab Anara menganggap semuanya enteng.

"Tapi by the way Indy mana? tadi dia bilang mau kesini bareng lo." tanya Anara yang celingak celinguk mengarah luar kamarnya.

Bagas belum menjawab, lelaki itu bingung harus menjawab apa dan bagaimana cara menjelaskan kejadian itu pada Anara.

"Ini... Tadi si Indy... Tadi dia buru buru pulang, katanya ada urusan." Bagas menjawab dengan terpatah patah dan itu jawaban lelaki itu bohong.

"Gitu, ya? tapi tumben banget gak kabarin gue." Anara dibuat heran dan bingung.

"Yaudah gue balik dulu ya, mau ke ZEUS sih sebenernya." ujar Bagas. Ia mengurungkan niatnya untuk mengungkapkan semua isi hatinya kepada Anara.

"Lo cepet sembuh, jangan sakit sakit lagi." pesan Bagas penuh perhatian.

"Iya bawel." saut Anara.

"Hati hati ya lo." pesan Anara.

"Ra?" suara berat itu membuat Anara dan Bagas menoleh ke arah ambang pintu.

Malik, ya di sana ada Malik dan boneka paus.

"Hai Lik, sinii!" Anara menyuruh Malik masuk.

"Gue cabut deh yang ada ntar jadi nyamuk." bisik Bagas sembari melirik ke Malik.

"Gue denger ya, monyet." celetuk Malik.

"Lo nanti nyusul kan? kita tunggu di ZEUS" ujar Bagas.

"Iya, gue nanti ke ZEUS." jawab Malik.

"Oke, Ra gue cabut dulu. Selamat membucin." Bagas pun pamit, tapi sebelum itu Bagas dan Malik melakukan fist bump begitu juga dengan Anara, kemudian pergi dari sana.

Sang Derana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang