- TUJUH BELAS

145 55 21
                                    

Indy sudah membawa satu kotak makanan yang berisikan nasi goreng buatannya. Kini wajah Indy tampak pucat, tapi bukan karena sakit melainkan gugup.

"Tumben banget bawa makan?" tanya Anara heran.

Indy tipekal anak yang paling malas membawa makanan ke sekolah, kalau pun bawa pasti akan ia berikan ke anak anak yang lain.

Indy lebih menyukai makanan di kantin, kemudian makan di sana sambil mencuci matanya. Ya, seperti memperhatikan Bagas dari kejauhan.

"Bukan buat gue sih.." jawab Indy membuat dahi Anara mengkerut.

"Terus?" tanya Anara bingung.

"Bagas." ucap Indy pelan disusul kekehannya.

Langsung Anara meledek Indy terlihat, kalau sahabatnya yang satu ini sedang di mabuk asmara.

"Kan ih males banget diledekin!" omel Indy, gadis itu memanyunkan bibirnya sebab jengkel melihat Anara.

"Lo pertama kali kayak gini ke cowok, gue dukung pokoknya. Good luck!!" Anara memberi semangat ke Indy untuk terus mendekati Bagas.

"Lo ke kantin duluan aja, nanti gue susul sehabis dari kelas Bagas." ujar Indy.

"Okeee, gue tunggu di tempat biasa" kedua nya berpisah jalan, Anara mengarah ke kantin dan Indy berjalan ke kelas lelaki yang ia sukai.

Saat Indy ingin memasuki lorong ke kelas XII IPA 3 dan di saat itu juga Bagas keluar dari lorong kelas. Mereka tak sengaja bertemu di sana.

"Hai ndy." sapa Bagas.

"Hai juga, baru gue mau ke kelas lo." sapa Indy kembali, Indy sangat gugup berhadapan dengan Bagas.

"Tumben, mau ngapain?" tanya Bagas bingung.

"Ini." Indy mengunjukan tempat makan bewarna biru yang telah ia bawa, kemudian memberikan itu langsung ke Bagas.

"Buat gue?" tanya Bagas.

"E.. I-iya buat lo, semoga lo suka ya." jawab Indy agak gugup.

Lalu Bagas membuka kotak makan pemberian Indy, di dalam sana ada nasi goreng dan telur ceplok. Wanginya benar benar menggugah selera.

"Masih inget aja kesukaan gue nasi goreng telor ceplok." ucap Bagas dengan senyum lebarnya.

"Ini sih bakalan ludes sama gue sendiri."

"Makasih ya, Ndy." tambah Bagas.

Yang benar saja pipi Indy langsung merah merona melihat Bagas tersenyum di hadapannya, apalagi tersenyum akibat dirinya sendiri. Seakan akan Indy dunia  meleleh di tempat.

"Anara mana? lo tumben sendirian." tanya Bagas yang tidak melihat Anara di sini. Lelaki itu celingak celinguk mencari postur tubuh mungil seseorang. Siapa lagi, kalau bukan Anara.

"Ada kok, dia ada di kantin." jawab Indy.

"Kalau gitu makanannya dimakan ya, gue mau ke kantin dulu." pesan Indy

"Dah!!" Indy memutar balikan tubuhnya, ingin mengilang rasanya dari hadapan Bagas detik ini juga.

🐳🐳🐳

Sang Derana [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang